Rumput Tetangga Memang Selalu Terlihat Lebih Hijau, tapi Sudahkah Kamu Berbahagia dengan Milikmu?

bahagia dengan milikmu

Pernah mendengar ungkapan "rumput tetangga lebih hijau daripada rumput sendiri"? Kelihatannya memang terdengar lucu dan menggelikan. Tetapi percayalah, ungkapan itu benar adanya, banyak orang yang merasa tidak puas dengan apa yang telah dimiliki. Banyak orang yang menyangka hidup orang lain lebih baik dari kehidupan yang ia sedang jalani. Bahkan mungkin salah satu di antaranya adalah kita.

Advertisement

“Dia itu pasti bahagia. Soalnya dia punya banyak uang, bisa membeli semua hal yang diinginkannya. Coba deh aku seperti dia, pasti aku juga bahagia”

“Dia itu pintar dan berbakat. Semua orang mengaguminya. Dia bisa memahami pelajaran dalam waktu singkat. Nah aku? Kenapa aku nggak ditakdirkan seperti dia ya? kalau aku seperti dia, pasti aku bahagia”

“Dia itu cantik banget lho. Putih, rambut panjang, tinggi semampai. Pokoknya udah kayak replikasi bidadari deh. Terus aku? hitam, rambut kriting, gendut, aah. Coba deh kalau aku secantik dia, aku pasti bahagia”

Advertisement

Pernah tidak sih kalian melakoni sebuah pembicaraan seperti di atas? Jika kalian pernah melakukannya, maka segeralah move on. Tapi jika belum, maka bersyukurlah karena kalian terhindar dari kebaperan yang tidak jelas.

Seringkali kita berpikir seperti itu. merasa hidup akan terasa lebih indah jika melakoni hidup yang orang lain jalani. Bahkan sering memimpikan untuk hidup di dalam jasad orang lain. Sehingga diri ini acapkali mengeluh lalu menyalahkan Tuhan atas semua takdir yang sedang berlaku. Kenapa sih Tuhan memberikan hidup yang begini banget untuk aku? Kenapa sih aku harus terjebak dalam takdir yang seperti ini?

Advertisement

Coba renungkan pertanyaan ini; kalau kamu saja tak menyukai diri sendiri, lalu kamu ingin menjadi siapa? Kalau diri ini tidak menerima takdir bahwa kamu adalah dirimu saat ini, terus kamu ingin berperan menjadi apa? Ingin seperti mereka? Mereka yang katamu hidup penuh bahagia? Lalu, jika kamu menjadi seperti mereka, akankah kau benar-benar akan bahagia? Apakah kehidupan ala mereka itu benar-benar kehidupan yang kamu butuhkan?

Coba perhatikan, perempuan yang berparas elok itu. Memang sih, lelaki seolah tak berkedip mata ketika memandangnya. Lelaki memujanya, saling merebut perhatiannya, bahkan rela melakukan apa saja demi memiliki perempuan berparas elok itu.

Tetapi perhatikanlah! Jika dia pergi ke mana saja, perempuan elok itu takkan luput dari siulan, godaan, bahkan bisa saja hampir dilecehkan. Nah, kamu rasa dia menyukai hal itu? Kamu rasa dia benar-benar bahagia mendapat siualan itu setiap saatnya? Lalu, jika kamu menjadi perempuan berparas elok itu, apakah kamu sanggup menghadapi hal itu setiap saat?

Kemudian, lihat juga anak orang kaya. Yang katamu semua keinginannya terkabul. Uang banyak, kemana-mana naik mobil, bisa makan mewah di restoran terkenal. Tetapi ketika ingin bekerja atau kuliah ke luar negeri atau ke luar kota, orang tua mereka melarang.

Berbagai alasan dimunculkan, "Nanti nggak ada yang urusin kamu, nanti kalau sakit gimana, nanti kalau ada yang jahatin kamu gimana?" Bagaimana menurutmu? Benarkah mereka benar-benar merasa bahagia dalam kekangan itu? Bayangkan juga jika kamu menjadi mereka, apakah kamu bisa menikmati hidup dalam kekangan tersebut?

Perhatikan juga si anak pintar. Ia begitu diidolakan di sekolah atau kampusnya. Para guru, kepala sekolah dan seluruh warga sekolah begitu mengelu-elukan dia. Ia dipuji atas sederet prestasi yang berhasil ia torehkan. Anak pintar itu memang terlihat luar biasa, semua orang akan memendam iri terhadapnya.

Tetapi kau melupakan satu hal. Setelah pulang sekolah, si anak pintar itu harus mengikuti les tambahan, lalu dilanjutkan dengan les privat di rumahnya. Jika ia mendapat kegagalan, keluarganya akan marah. Nah, menurutmu apakah kamu akan bahagia jika mendapati posisi sebagai anak pintar itu?

Intinya, Tuhan sangat tahu apa yang sebenarnya paling kita perlukan. Bisa saja, Dia tidak memberikan kehidupan seperti yang kau damba-dambakan itu karena Dia sedang menganugerahkan kehidupan yang ternyata lebih kamu butuhkan. Dia tidak mengaruniakan wajah yang rupawan, harta yang berlimpah atau kemampuan berpikir yang luar biasa.

Tetapi lihatlah, kamu memiliki badan yang sehat untuk bekerja dan belajar. Kamu diberi kebebasan oleh orang tua untuk melakukan apapun yang kamu suka. Paras dan fisikmu juga sangat sempurna, tanpa cacat. Lalu mau apalagi?

Kenapa sih masih sibuk menjadi orang lain? Kenapa masih berkhayal menjadi seperti dia atau dia? Padahal ada banyak orang yang ingin hidup dalam jasadmu, ada banyak manusia yang ingin menjadi dirimu dan menikmati hidup sepertimu. Ahh, bisa jadi kamu hanya fokus kepada apa yang tidak tampak, pada apa yang tidak kamu miliki.

Hingga akhirnya kau benar-benar melupakan sesuatu yang kamu punya. Dan tanpa kamu sadari, hidupmu sebenarnya sudah sangat lebih baik dan lebih beruntung. Nah, kalau sudah seperti ini ya sampai kapanpun tidak akan bahagia.

Kamu itu adalah kamu. Berbahagialah menjadi dirimu sendiri. Tuhan tidak menciptakan kamu sembarangan kok. Ia memilihkan tanah terbaik membentukmu, kemudian Ia menitipkanmu dalam rahim seorang perempuan terbaik. Ia membesarkanmu dalam pengawasan dua makhluk-Nya yang berhati mulia.

Ia memilihkan negara terbaik untukmu tinggal, memilihkan sekolah terbaik untukmu belajar. Kamu adalah makhluk ciptaan Nya yang sempurna karena memang Tuhan tidak pernah menciptakan produk gagal. Sudahlah, berhentilah mengeluh, berhentilah membanding-bandingkan, berhentilah berkhayal aneh-aneh tentang kehidupanmu. Kamu sudah sangat bahagia dengan dirimu sendiri.

Dan untuk kamu, Jangan lupa bahagia hari ini!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang perempuan yang berprofesi sebagai pengajar mahasiswa. Sangat tergila-gila dengan aktivitas menulis. Seorang perfeksionis, introvert sejati dan penggila hazelnut coffe

Editor

une femme libre

CLOSE