Kamu Punya Pilihan Untuk Menentukan Hidupmu Sendiri

Tidak semua orang harus menyukai opini dan gagasan saya. Sebelum ini, saya menulis artikel yang menurut saya cukup ekstrim dan semua orang bebas beropini. Then I'm OK with all of those perspectives and now let's talk about something else.

Advertisement

Mungkin kehidupanku membuatku memiliki sudut pandang yang bisa jadi beda atau sama dengan yang lain. Aku hanya ingin bercerita tentang memilih dan kehilangan. Mungkin beberapa dari kalian berpikir kenapa aku dengan mudahnya mempublikasikan hal-hal kecil di publik. Dulu, aku adalah orang yang sangat tidak peduli dengan rasa yang kurasakan.


And I thought, "Life is about opportunities and opportunities. You stand for yourself."


but since I heard a lot about people's feelings and phsychology, aku mulai berpikir bahwa perasaan dan hati itu nyata. Hidup tidak hanya tentang kompetisi dan logika, tapi perasaan juga perlu dipertimbangkan.

Advertisement

Tentang rasa, aku sedang mengalami hal yang disebut dengan kehilangan karena apa yang kupilih. Aku adalah seseorang yang selektif memilih teman di hidupku. Bukan karena aku sombong, tapi aku tidak ingin wasting time sama orang yang kuanggap sudut pandang dan pikiran mereka itu receh, sesat, tidak berlandasan kebenaran, dan sampah. Aku dulu berpikir, bahwa pikiranku ini terlalu tinggi dan terdengar sangat mengklasifikasikan orang, maka aku mencoba bergaul dengan orang yang mementingkan hal yang dulu kuanggap receh. Aku mempelajari mereka, memahami, mengamati dan mencari alasan semua sikap mereka. Aku menemukan banyak hal, tapi kembali lagi dengan pikiranku awal dan aku masih gigih pada kalimat ketiga paragraf ini.

Aku berpikir bahwa mungkin waktu-waktu yang kuberikan kepada mereka sedikit lebih banyak terbuang sia-sia karena aku tidak mengembangkan diri sendiri, tapi malah mencari apa yang pernah aku remehkan. Sebagian yang aku remehkan mungkin pantas dicari karena jika tak kenal seharusnya tidak langsung berperspektif hal itu buruk, tapi kenyataannya yang kualami adalah yang kuanggap remeh benar-benar receh.

Advertisement

Aku tidak tahu apakah pikiranku ini akan bermanfaat di kehidupan para pembaca, tapi yang aku tahu aku pernah mencoba merendahkan ego ku untuk mencari tahu dan bahkan aku menentang semua orang yang mencegahku masuk dan berkutik di kehidupan yang lain. Termasuk orang-orang terpenting dihidupku. Aku tidak mendengarkan mereka. Sama sekali tidak. Bahkan kutentang mereka. Dan, ya, itu melelahkanku every single time.

Aku mencoba mengubah seluruh perspektif awalku, kepribadianku dan caraku bersikap kepada orang-orang yang sejak kecil kuanggap tidak akan kuterima dihidupku. Aku menerima mereka. Dan itu melelahkanku. Mungkin mereka memiliki keunikan yang seringkali membuatku takjub, tapi mostly mereka take every single thing in me. I don't blame them 'cause it was my choice. Dan untuk ikrar, aku tidak menyebutkannya secara utuh, itu hakku.


And then I'm here and I'm like, "Hey, let's make it real. Let's make this life an opportunity."


Aku tidak menyesal berkutik di dunia tersebut dan meninggalkan kumpulan yang dianggap banyak orang akan menguntungkanku. Bahkan, mungkin sebagian besar orang akan mengusulkan aku meninggalkan ini daripada yang senyatanya kutinggalkan. I'm just like, "I won't do it again." and I think it's not wrong because this is my life and I have my own choices to keep me alive.

Meskipun begitu, aku memiliki alasan sendiri mengapa aku meninggalkan kumpulan yang kebanyakan orang menganggap bahwa that's the coolest environment!! Dan tidak semua yang dianggap baik oleh orang lain akan cocok untukku.


So I left that cool environment. That cool or maybe the coolest environment in my university.


Oh, and I've got one more cool environment too! And I'll do my best 'cause this is my own choices.

Baby, let me say one more time, this is my life and I have my own choices and reasons to select my options wisely and to keep me living in this sad, beautiful, tragic, reckless, unique, worthy, wonderful life. And for you, Honey, the one who says I'm bad and don't deserve to be there with you because I was living (or I'm still living either) in that bad environment (for you), don't worry you don't have to loving me and I can be anything I need. Wherever, whatever, and however it takes.

Annisa Fianni Sisma

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

reach me through email: fianniafs98@gmail.com

4 Comments

  1. Lisa Elisabeth berkata:

    Hadiah uang jutaan rupiah, hanya dengan handphone kamu?
    emang ada?
    ayo kunjungi dewa168.com

CLOSE