Kamu Sering Terpenjara Pikiran Sendiri. Terus Bilang Gak Bisa Apa-Apa?

Kita pasti gak mau masuk penjara kan?

Iyalah. Masuk penjara takut tau. Takut gak bebas lagi hidupnya. Takut hidup sendirian di penjara. Lagian siapa juga mau masuk penjara, gila aja kali ahhh.

Advertisement

Bener juga ya, kita semua pasti takut masuk penjara. Serem. Saking takutnya, jangan-jangan kita lebih takut masuk penjara daripada masuk neraka. Hahhhh, segitunya? Duhh, serem banget sih.

Menarik sih, banyak orang takut masuk penjara. Apalagi masuk neraka, pastinya takut banget. Hanya, justru kita manusia sering lupa. Takut masuk penjara, yang hanya sebatas fisik doang. Padahal, berapa banyak dari kita yang sudah memenjarakan pikirannya sendiri? Kalo mau jujur, gak sedikit orang yang “terpenjara” oleh pikiran sendiri. Gak bisa ini, gak bisa itu. Gak boleh ini, gak boleh itu. Lalu bilang, gak bisa dan gak mungkin. Itu semua cuma alasan. Karena kita terpenjara oleh pikiran sendiri.

Memang, kita sedang tidak di penjara yang ada terali besinya. Memang kita tidak sedang di dalam gubuk pasung seperti di kampong-kamppung. Bahkan kita tidak sedang terisolasi di dalam rumah sakit jiwa. Tapi kita, seringkali memenjarakan diri dengan pikiran kita sendiri. Iya gak? Gak tau deh. Jawab aja sendiri dalam hati kalo malu.

Advertisement

Terpenjara pikiran sendiri. Kita terlalu mudah untuk berkata-kata: TIDAK MUNGKIN kita bisa menulis setiap hari karena gak bisa nulis. TIDAK BISA beli rumah lagi karena kebutuhan makin banyak sedang gaji pas-pasan TIDAK MAU belajar lebih giat lagi karena juara di kelas sudah pasti teman yang pintar. TIDAK BERANI bikin perubahan karena takut dicemooh orang banyak yang merasa udah nyaman selama ini.

Sekali lagi, hari ini kita telah memenjarakan pikiran kita sendiri. Mengurung diri dengan pikiran sendiri, uhhhh. Kebanyakan GAK BISA-nya. Sulit sulit sulit sekali. Kita tak mungkin bisa berdiskusi lagi. Iya gak? Gak tau ahh, nanya mulu.

Advertisement

Kita yang mengira gajah hanya bisa jalan pelan. Sama sekali tidak. Gajah liar kalo udah ngamuk sangat dahsyat. Ia mampu berjalan lebih dari 40 km per hari, merusak kampung. Mampu merobohkan pohon besar. Tapi gajah liar tidak akan bisa apa-apa kalo kakinya sudah di rantai, diikat.

Gajah yang sangat kuat merasa tidak bisa apa-apa, tidak bisa bebas jika ada “sesuatu” yang mengikat kakinya, sekalipun hanya diikat seutas tali kecil. Menghancurkan kampung bisa, tapi diikat di tiang kecil tak mampu berbuat apa-apa. Begitulah cara kita memenjarakan pikiran sendiri. TERPENJARA PIKIRAN SENDIRI, renungkanlah.

Sungguh, kita sering terpenjara oleh pikiran kita sendiri. Yang penting bilang TIDAK. Pikiran sempit. Sayang sekali, kita terjebak pada cara pikir “dunia dan manusia”. Kita lupa ada kekuatan “langit dan Ilahi”. Konsep “kebenaran” kita terlalu sempit … lalu tidak mau berbuat lebih.

Jadi, apa yang harus kita lakukan biar gak terpenjara pikiran sendiri?

Segera BUANG “rantai gajah” yang masih bercokol dalam pikiran kita. Bebaskan diri dari penjara pikiran kita. Agar mampu menembus berbagai keterbatasan. Kalo tubuh kita tidak sedang di penjara, maka pikiran kita juga jangan di penjara.

Hari ini, kita gak bisa lagi bermalas-malasan, lalu menyiapkan seribu alasan untuk bilang TIDAK BISA. Apalagi menyalahkan keadaan, menyalahkan orang lain, pesimis, pasrah dan mengharapkan keajaiban datang. TIDAK, kita pasti bisa memilih ini, memilih itu.

Kita mampu meraih apa yang kita mau dna inginkan. Asal cara dan prosesnya baik lagi benar. Dan jangan lupa, setelah itu bersyukur pada Tuhan. Kita BISA karena kita mau berpikir positif, tidak berpikir neggatif. Setiap kesempatan adalah milik kita bila bisa memakainya.

Sakit memang, lelah memang, tapi lebih sakit dan lelah saat kita terpenjara pikiran sendiri. Ingat, hidup kita akan lebih baik sesuai cara yang kita pilih sendiri, bukan atas pilihan orang lain. STOP Penjarakan Pikiran Sendiri !!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pekerja alam semesta yang gemar menulis, menulis, dan menulis. Penulis dan Editor dari 28 buku. Buku yang telah cetak ulang adalah JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, dan Antologi 44 Cukstaw Cerpen "Surti Bukan Perempuan Metropolis". Konsultan di DSS Consulting dan Dosen Unindra. Pendiri TBM Lentera Pustaka dan GErakan BERantas BUta aksaRA (GeberBura) di Kaki Gn. Salak. Saat ini dikenal sebagaipegiat literasi Indonesia. Pengelola Komunitas Peduli Yatim Caraka Muda YAJFA, Salam DAHSYAT nan ciamik !!

CLOSE