Kapan Aku Bisa Bersahabat Dengan Tuhan

Saat ini ketika aku sudah mulai membaca Alkitab, aku menemukan sederet pengertian mengapa aku telah terlahir di dunia. Ternyata sebelum aku bersahabat dengannya Ia sudah mengenal aku, Dia menenun aku dalam buah pinggang ibuku. Ia menitipkan aku dalam sebuah keluarga, untuk dibesarkan, dirawat tumbuh dan berkembang sampai kelak aku akan bersahabat dengan Ia.

Advertisement

Ketika aku mulai belajar berjalan dengan beribu kali terjatuh sampai aku tidak tahu lagi berapa kali terjatuh, engkau masih menjaga dan menuntunku melalui kedua orang tua yang kau berikan tanggung jawab untuk membesarkanku. Setelah aku mulai tumbuh dewasa aku menyadari bahwa ada yang berbeda, yang tak kumiliki dari orang -orang yang di sekelilingku, kadang aku bertanya-tanya telah aku renungkan ternyata kau sedang membentukku dengan suatu pribadi yang unik.

Walau kadang aku merasa kecewa mengapa aku tidak bisa seperti sahabatku yang lainnya yang berlimpah harta hidup bahagia. Itu bukan kekurangan bagiku karena tidak aku miliki. Aku menyadari bahwa aku sedang di bentuk menjadi pribadi yang unik, mungkin kamu tidak memiliki seperti yang kumiliki demikian juga dengan aku tidak memiliki seperti yang kamu miliki.

Aku menyadari bahwa betul Tuhan selalu menyediahkan hujan di musimnya dan matahari di waktunya. Tuhan juga memberikan aku suka cita, dan juga duka cita begitu juga pada mereka yang lainnya. Kami sama dalam pribadi yang memiliki keunikan yang berbedah. Kami sama semua di hadapanMu. Karena ketika aku di tenun dalam buah pinggang ibuku, kau sudah merancang aku kelak menjadi apa, karena aku yakin rancanganMu adalah rancangan damai sejahtera dalam kehidupan ku.

Advertisement

Sedikit pun sekarang tak berbalik imanku. Ketika badai menghempasku dengan kejamnya dunia ini melulu lantahku. Aku akan semakin kokoh membentuk benteng pertahanan ku dengan mengenalmu. Karena engkau adalah sahabat yang selalu ada dalam perjalanan hidupku di dunia yang kau singgah kan aku. Ketika aku merasakan lemparan batu ternyata engkau sebelumnya telah melindungi aku dengan tubuhmu dari jutaan batu dosa yang datang kepadaku.

Mulai saat di mana aku mengenalmu di dalam kehidupan ini. Baik itu pengenalan spritual ku dari masalah atau suka cita aku sudah bersahabat denganMu, walau sebentulnya Engkau telah bersabat denganku jauh ketika aku masih dalam kegelapan dan namaku belum terukir d imana pun di bumi persinggahan ini.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

"Jangan takut bermimpi, dan lukiskanlah itu dalam kanvas dunia mu yang nyata".

9 Comments

  1. Mantap pra, tapi jgn dirimu saja yg menulis

  2. bantulah juga lah pra, teman teman termotivasi dengan semangat literasinya..

  3. Haritua Siregar berkata:

    Mantaf…. kapan ya saya bisa ikut menulis

CLOSE