Kenanganmu Akan Sangat Berarti Suatu Saat Nanti, Jadi Jagalah Baik-Baik!

Memang tidak ada aturan khusus yang mengatur etika bersosial media, tapi menurut saya tingkah polah seseorang di sosial media itu cukup menggambarkan karakternya. Iya, meskipun tidak semua tapi kebanyakan seperti itu.

Berbicara tentang sosmed, kali ini perhatian saya mengarah pada penggunaan story di Instagram, semakin sering upload maka semakin rapat pula story seseorang. Nah terlebih para artis, dipastikan storynya sudah pasti rapat, kalau untuk artis menurut saya wajar. Eits…tapi yang bukan artis jangan lantas tersinggung ya, iya nggak apa-apa, silahkan mau membuat story Anda sesering dan serapat selebritis, tidak apa-apa, itu hak Anda selama tidak menyinggung, menyakiti, terlebih merugikan orang lain. Sah-sah saja.

Tapi pernahkah terlintas sedikit saja dipikiran kita, sebenarnya "untuk apa?" sedikit-sedikit membuat story, sedikit-sedikit upload, berjuang mencari sisi terbaik, berjuang geser pojok sana-pojok sini demi, demi apa? Untuk membuktikan kepada follower Anda betapa hebatnya waktu Anda? Karena jika hanya untuk sekedar bersenang-senang, tidak akan se-intens itu kan?.

Di Lansir The Jakarta Post, Claudia Elleossa dalam artikelnya berjudul "Status: Online, but not present"

Remember: You don’t need to prove to anyone what a great time you’re having. More importantly, people will probably forget about your updates anyway in the next two hours. What stays is the memory of moments that will draw a smile on your face when you recall them in the future. So please, be present.

Everything that happens in your life will only happen once. Cherish it. Soak it in, so it lasts more than 24 hours. Also, remember that not everything needs to be shared. Some moments need to be stored in your own memory. Someday I hope you will have the chance to tell your kids or your grandkids about every detail of those treasured moments. Then your stories will last forever, from generation to generation, being the best legacy you could ever gift to the world. Doesn’t that sound so much better than having one piece of a vintage photograph and not being able to tell what was really happening that very day, because you’re too busy looking for the perfect angle for your temporary "Stories"?

Dari kutipan di atas bisa kita resapi dan semoga bisa kita sadari agar semakin bijak dan sewajarnya dalam bersosial media. Bukankan sesuatu yang berharga itu tidak dengan mudahnya di umbar, sesuatu yang berharga akan dijaga, kenapa hal itu tidak Anda lakukan terhadap memory terbaik dari moment-moment Anda? Tentu saja Jika Anda berpikir moment Anda itu berharga.