Keyakinanmu Tak Perlu Membeku, Kita Tetaplah Saudara Setanah Air

Bahasa Indonesia

Apakah kamu lupa saudaraku bahwa kita adalah saudara tanah air, yang mungkin kamu melupakannya dengan egomu bahwa 28 oktober 1928 adalah tonggak di mana kita menyatakan: bertanah air, berbangsa, berbahasa satu yakni Indonesia.

Advertisement

Yang kemudian kamu, aku, dan mereka pahami dalam diktat sejarah bahwa peristiwa tersebut adalah penyatuan dari berbagai perbedaan yang ada: agama, budaya, ras, suku, golongan dan sebagainya. Harusnya kita belajar dari janji tersebut, dalam melaksanakan kehidupan berbangsa dan bernegara hari ini. Aku tidak bermaksud merumitkan nya, memang kenyataannya sederhana, kita tak pernah mau melihat sejarah kita sendiri bahwa ada sesuatu yang suci, yang harusnya dilakukan dan tak terlupakan lewat kebekuan diri.

Minggu, 13 Mei 2018 di Surabaya dan Sidoarjo dan Senin, 14 Mei 2018 di Polrestabes Surabaya. Rentetan kejadian tersebut adalah diledakan nya bom oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab kepada kemanusiaan di gereja, rusun, dan polrestabes.

Terorisme adalah hal yang mengerikan sesuatu yang melanggar hak-hak kemanusiaan, kini terjadi lagi di tanah air kita, tentu kita tidak ingin menyeret kehidupan Bangsa dan Negara kita seperti yang terjadi di Timur Tengah saat ini bagaimana begitu banyak pembunuhan manusia kepada manusia atas nama keyakinan yang tak bisa disanggah, perbedaan adalah kemustahilan yang mesti dihilangkan, radikalisme tumbuh subur di Timur Tengah.

Advertisement

Kita ingin supaya masyarakat kita tumbuh dengan perbedaan yang mengayakan bukan memiskinkan yang mengormati bukan mengutuki, persoalan yang terjadi mengenai perbedaan bisa kita selesaikan dengan asas asli masyarakat kita yakni gotong-royong atau mengetengahkan persoalan ke dalam dialog publik dan kita bisa selesaikan itu secara damai bukan dengen kebencian dan pembunuhan.

Sebagai bahan refleksi biarkanlah persoalan hukum ada ditangan pihak yang berwajib dan berwenang dalam mengadakan kehidupan yang kita ingin damai di hari-hari depan, tugas kita sebagai masyarakat yang sehat pikiran dan hati adalah mengkomunikasikan atau mensosialisasikan bahwa perbedaaan adalah hakikat Bangsa yang kita diami sebagai warga Negara.

Advertisement

Kita sama-sama tingin hidup damai berdampingan seperti apa yang di contohkan oleh Nabi Besar kita Nabi Muhammad SAW, bagaimana beliau sebagai seorang pemimpin mampu menjaga jalan nya kehidupan meskipun perbedaan itu ada dalam kultur masyarakatnya. Jadi apa yang aku yakini tentang agamaku adalah kedamaian, begitu juga agama yang lain mengajarkan tentang kebaikan sebagai manusia.

Kemudian setelah dijabarkan secara normatif maka harus ada langkah-langkah kongkrit dari normatif yang telah hidup di dalam nilai masyarakat kita yaitu:

1. Peran pendidikan: bagaimana pendidikan memainkan peran nya sebagai pembentuk ahlak manusia, dari kecil hingga dewasa. Peran pendidikan yang dimaksud adalah menekankan kepada materi pelajaran Agama dan PKN (Pendidikan Kewarganegaraan) maksudnya dalam menyampaikan pelajaran tersebut seorang pendidik tidak hanya menyampaikan materi/teori saja, namun juga harus menyentuh ranah praksis yaitu kesatuan antara teori dan tindakan, bukan apa itu norma tetapi bagaimana norma itu terbentuk dan apa tujuan dan manfaatnya.

2. Peran pemerintah: Dalam kehidupan berbangsa kita mempunyai beberapa orang yang mengatur kebijakan Negara yaitu dinamakan pemerintah, kemudian pemerintah yang disebut sebagai rana eksekutif dimana Presiden sebagai seorang simbol sekaligus kepala pemerintahan yang dibantu oleh wakil Presiden dan beberapa menteri Negara yang akan dimasukan kedalam kementerian-kementrian tertentu.

Wilayah pemerintah adalah mengenai privatisasi informasi dan komunikasi yang mendidik, pemerintah harus secara bijaksan dan cerdas dalam mengatur arus informasi dari luar yang masuk ke dalam wilayah Negara dalam betuk informasi, tentu nya hal-hal yang berkaitan dengan prinsip falsafah Bangsa dan itu berbenturan harus segera di tindak lanjuti agar tidak menyebabkan hal-hal yang merusak keyakinan masyarakat.

Namun bukan berarti pemerintah berhak memegang kontrol tunggal terhadap informasi dengan selera nya, karena itu akan mematikan kreativitas ide-ide yang dimiliki oleh warga Negara, semboyannya bijak dan cerdas.

Akhirnya ini hanyalah tulisan dari pada salah satu warga Negara yang mempunyai keinginan agar kehidupan damai dengan perbedaan menjadi lebih baik di hari-hari yang akan datang, semua orang mempunyai hak untuk menyaimpaikan apa yang di rasakan, yang aku rasakan, rasa-rasa nya Indonesia harus tetap ada dalam 100 tahun kedepan bahkan 1000 tahun yang akan datang.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Kadang orang enggan mendengar kebenaran, karena ia tidak ingin ilusi nya hancur berantakan. Nietsczhe_

CLOSE