Kisah Tentang Kado Sederhana Untuk Ibu

Sebagai anak aku hanya ingin berbakti, sekarang umurku menginjak 21 tahun angka yang tak lagi sedikit, saya salah satu mahaiswa perguruan tinggi swasta di Yogyakarta. Selama 21 tahun itu pula saya merasa belom bisa memberi kebahagiaan untuk wanita yang aku panggil ibu.

Advertisement

Saya laki laki yang berasal dari kampung kedua orang tuaku hanyalah petani, kesederhanaan melekat erat dalam hidup kami pernah sesekali saya pengen merasakan gimana rasanya hidup menjadi orang kaya. Bukan aku tak bersyukur dengan keadaan, saya cuma tidak tega melihat kedua orang tuaku harus berapanas-panasan mencari sepeser uang di ladang hanya untuk studyku.

Setiap libur semester atau setahun sekali sayang pulang ke kampung halaman bukan karena jauh atau tak punya rasa kangen tapi karena saya malu kalo harus bertemu orang tua karena di usia yang tak lagi muda saya masih saja menadahkan tangan kepada orangtuaku.

Libur semester pun tiba karena kangen akan kampung halaman terutama kangen sama masakan ibu saya memutuskan untuk pulang ke kampung halaman.

Advertisement

Di pangkuan ibu kepala ini aku rebahkan malam itu sambil menonton tv ibuku bilang "Nak, tak apa kami susah payah sekarang buat kamu, saya cuma minta kamu jadi lebih baik dari kami. Raih mimpimu dan jangan bikin malu keluarga, kamu laki-laki suatu saat kamu bakal jadi pemimpin di dalam keluargamu" Sambil mengelus-elus kepalaku.

Aku pun cuma bisa diam sambil merenungi kata-kata ibu. Hari pun berlalu tibalah waktu masuk untuk kuliah, pagi-pagi ibuku mengetuk pintui sambil membawakan masakan kesukaanku, telor ceplok asam manis dan membawa uang saku tambahan 50ribu, uang satu satunya yang ibu miliki.

Advertisement

"Nak ini sarapaanmu dan ini ada sedikit uang tabungan ibu yang tadinya mau aku belikan kerudung buat lebaran nanti tapi tak apa ibu masih ada kerudung yang layak dipake, ibu nggak mau nanti kamu kelaparan di tanah rantau sana." itu ujar ibu pagi itu sambil tersenyum. Uang pun saya terima bukan karena aku tak tau diri tapi karena ibuku orangnya ngeyelan dan kalo harus nolak pun aku tak bisa karena gimanapun aku nolak dia pasti punya seribu alasan agar aku menerima uang itu.

Pagi itu juga aku berangkat ke Jogja dengan beban di pundak karena harus membawa nama baik keluarga dan mimpi yang harus aku raih. Malu rasanya kalo aku tak bisa mewujudkan mimpi dan mengecewakan orang yang berada di balik layar dari sebuah impianku yaitu ibu dan bapakku yang telah bekerja keras untukku.

Tak terasa libur panjang sebelum lebaran pun tiba, waktu itu aku tak pulang karena saya punya mimpi sederhana untuk membelikan ibu jilbab dengan uang yang bener-bener aku dapat dari keringatku, saya bekerja di warnet Clique warnet yang yang tak jauh dari tempat kosku.

3 bulan kontrak kerja, di sana aku sering dimarah marahi sama HRD yang bisa dibilang galak, diajak berantem sama salah satu pengunjung warnet karena brisik dan tak mau ditegur diancam pakai pisau pun pernah aku rasakan karena pengunjung warnet tersebut tak mau membayar, di warnet tersebut keringatku hanya dibayar 2 ribu perjam, bayaran yang tak seberapa dengan resiko kehilangan nyawa, tapi karena aku pengen melihat ibuku memakai jilbab yang aku beli aku pun dengan senang hati menjalani rutinitasku sebagai penjaga warnet.

Hari demi hari berlalu setelah kontrak kerja habis sebelum pulang saya meminta temen saya "Ade namanya" untuk mengantar saya mencari jilbab, setelah mendapat jilbab dan uang saya masih ada sisa aku pun berinisiatif untuk membelikan baju buat tulang punggung kelargaku yaitu ayahku.

Setelah sampai rumah akupun dengan bangga bilang gini "Buk, ibu sini deh ibu bakal cantik kalo pake jilbab ini" ibu pun senyum dan bilang "Makasih ya nak, tapi kamu dapet uang dari mana saku sekolahmu kan pas-pasan?" "Ini halal buk, aku kerja di warnet" Terus ibuku bilang gini "Nak tak usahlah kamu susah susah mebelikan ibu jilbab, ibu tak apa lebaran pake jilbab tahun lalu, tugas kamu tuh belajar kuliah yang bener kalo punya uang lebih simpen aja buat keperluanmu."

Di hati aku bilang gini "Ya Alloh terimakasih kau beri wanita hebat seperti ibuku aku harap suatu hari aku bisa bener-bener mebuat bibirnya tersenyum sumringah karena kesuksesanku"

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE