Kondisi Pangan dan Petani Malang Saat Menjelang Ramadan

Beberapa hari kedepan akan berganti bulan yang sebagian besar masyarakat Indonesia menyambutnya dengan suka cita. Itulah Bulan Ramadan. Bulan Ramadan merupakan bulan yang istimewa, terutama bagi masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam.

Advertisement

Berbagai aktifitas manusia dilakukan untuk mempersiapkan kebutuhan-kebutuhan selama menjalani ibadah puasa di Bulan Ramadan. Bahkan sering kali kebutuhan-kebutuhan tersebut sudah dipersiapkan beberapa bulan sebelum bulan puasa tiba.

Sebagaimana persiapan Bulog (Badan Urusan Logistik) Kota Malang dalam data-datanya menyebutkan, saat ini ketersediaan beras mencapai 5.874.284 kilogram dan mampu bertahan hingga lima bulan kedepan. Selanjutnya untuk gula tercatat 149.650 kilogram dengan ketahanan selama enam bulan ke depan.

Kemudian minyak goreng tercatat ada 4.356 liter stok dan dapat digunakan hingga empat bulan ke depan. Sedangkan stok tepung terigu sebanyak 18.811 kilogram dan akan bertahan selama enam bulan kedepan.

Advertisement

Di sisi lain, Siskaperbapo (Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Pokok) di Jawa Timur, merilis data jika pada periode pertama bulan terakhir terdapat beberapa komoditi yang cenderung mengalami kenaikan harga, yaitu daging ayam broiller, telur ayam ras, bawang merah, kol atau kubis serta tomat.

Hal ini terkait pada terbatasnya ketersediaan kebutuhan pokok pada beberapa tempat produsen atau pasar-pasar yang menjadi pusat tempat hasil bahan-bahan pokok.

Advertisement

Ketersediaan dan kestabilan harga kebutuhan pokok menjelang Ramadan mendapatkan peringatan dari Bulog dan Bank Indonesia Cabang Malang dengan melakukan koordinasi antisipasi terjadinya inflasi pangan yang kerap terjadi setiap tahunnya.

Pada tahun 2017, inflasi pangan sebelum Bulan Ramadan tingkat inflasi hanya 0,33%. Namun menjelang Ramadan, tingkat inflasi meningkat menjadi 0,4%. Inflasi ini disebabkan permintaan berbanding terbalik dengan ketersediaan stok. Salah satu solusi untuk mengantisipasi inflasi tersebut adalah dengan menambah jumlah stok di pasaran. Begitu yang dikatakan Jaka Setyawan, Kepala Tim Ekonomi BI Cabang Malang.

Salah satu bentuk antisipasi lainnya untuk menjaga kebutuhan pokok, yaitu menambah komoditas pangan di masyarakat. Misalnya, dengan menyediakan stok komoditas bawang merah yang harganya masih stabil di Kota Batu. Bawang merah yang dijual di Pasar Batu harganya mencapai Rp 25 ribu perkilogram.

Tanem, salah seorang pedagang Pasar Batu, menyatakan jika harga bawang merah saat ini tak sampai membuat mata ibu-ibu ”perih”. Apalagi stoknya juga melimpah. Dia menyampaikan, harga bawang merah naik kali terakhir sekitar akhir Maret hingga pertengahan April lalu, yang mencapai Rp 31 ribu. Harga ini, cukup bagus bagi pedagang yang biasanya rata-rata kenaikannya bisa mencapai Rp 33 ribu saat Ramadan hingga menjelang Lebaran, bahkan bisa lebih tinggi lagi. (Wawancara Ali Afifi dengan Pak Tanem, 2018)

Atas hal itu, peran pemerintah sangat diperlukan untuk mengelola ketersediaan pasokan bahan-bahan pokok untuk masyarakat. Kebijakan pemerintah tentang pengelolaan bahan-bahan pokok menjadi penentu masyarakat dapat menerima dan mendapatkan bahan-bahan pokok secara merata dan tentunya diperoleh dengan harga yang terjangkau.

Karena sering kali setiap menjelang datang bulan puasa harga kebutuhan pokok meningkat segnifikan sampai beberapa pekan setelah lebaran. Kondisi ini menjadi tekanan bagi masyarakat yang memiliki tingkat ekonomi yang rendah.

Pak Yahya selaku petani saat ditemui di Lahan Jatimulyo, Kota Malang, mengungkapkan keluhannya kepada pemerintah terkait harga bahan-bahan pokok terutama pada rempah-rempah seperti cabai, bawang merah, dan bawang putih.

Beliau mengatakan, peningkatan harga tersebut terjadi tidak hanya pada tahun ini saja, namun setiap tahunnya sering mengalami lonjakkan harga yang tinggi. Hal senada pun dikatakan oleh Pak Joni seorang petani di Kota Malang, salah satu yang sangat diminati masyarakat Malang setiap menjelang Bulan Ramadan yaitu buah-buahan yang tentunya berdampak pula pada harga jual buah-buahan di pasaran, “Ya, biasanya 1 kg (semua jenis buah) Rp 10.000 bisa (menjadi) Rp 12.000”, ungkap Pak Joni.

Dari hal ini, petani yang tugasnya menyediakan bahan-bahan pangan untuk konsumen tidak menjamin kebutuhan lainnya dapat terpenuhi dengan baik. Justru petani menginginkan adanya sistem pengelolaan pemasaran yang terintegrasi antara pemerintah, pedagang, dan petani. Sehingga kepuasan pelayanan pemerintah dapat dirasakan oleh semua pihak termasuk sampai kepada masyarakat luas.

DAFTAR RUJUKAN

http://beritajatim.com/ekonomi/327505/kebutuhan_beras_dan_bbm_untuk_ramadan_di_kota_malang_aman.html

http://www.malangtimes.com/amp/baca/27144/20180502/174423/jelang-ramadan-stok-kebutuhan-pokok-di-kota-malang-dijamin-aman/

https://www.jawapos.com/radarbromo/read/2018/05/01/69435/ini-yang-dilakukan-bila-terjadi-inflasi-harga-pangan-jelang-ramadan

https://www.radarmalang.id/harga-bawang-merah-belum-perih/

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Nama : Dial Juliansyah | TTL : Bogor, 17 Juli 1997 | Alamat : Jl. Jabaru 3 Pasir Kuda Kota Bogor | Agama : Islam | Pendidikan : Mahasiswa Universitas Brawijaya

CLOSE