Laki-Laki Harus Jantan dan Macho?

Perempuan yang dikonstruksi iklan kapitalisme media akan beranggapan bahwa bentuk tubuh ideal yang harus dikejar adalah tubuh yang kurus, tinggi langsing lengkap dengan rambut lurus dan panjang. Lalu bagaimana dengan laki-laki? Apakah mereka memiliki bayangan tubuh ideal yang menjadi target seperti yang dibayangkan oleh perempuan?.

"Laki-laki harus tampil macho dan jantan" merupakan tagline yang berasal dari pandangan budaya patriarki di masa lalu. Meskipun jaman telah berubah, jejak-jejaknya masih mencengkram kuat mentalitas dan watak kita. Berikut ini disajikan unsur-unsur machoisme yang seharusnya dimiliki laki-laki sebagai warisan dari budaya patriarki masa lalu.

Membentuk otot

Hal pertama yang sebaiknya diperhatikan laki-laki jika ingin dianggap jantan dan macho adalah memiliki tubuh yang kuat, berotot dan sehat. Laki-laki yang bertubuh kurus lembek dan lemah gemulai dianggap tidak sepenuhnya "laki", bahkan lebih dari itu diragukan kelelakiannya.

Latihan fisik untuk mendapatkan bentuk tubuh macho bisa didapatkan melalui latihan pembentukan otot-biasanya dilakukan di pusat-pusat kebugaran seperti tempat gym atau fitnes. Melalui latihan beban dan kardiovaskular secara rutin bisa diperoleh bentuk tubuh bahu lebar, pinggang ramping, tegap dan betis yang bagus. Kalau digambarkan menyerupai segitiga terbalik.

Usaha laki-laki untuk memodifikasi tubuhnya tersebut menggambarkan bahwa mereka ingin memperlihatkan atribut maskuliitas pada simbol otot yang menonjol. Laki-laki di (ter)paksa untuk menunjukkan semuanya itu pada tubuhnya yang sedang berkembang. Tidak untuk kesenangan, melainkan sebagai metode pembuktian bahwa mereka adalah bibit pejantan macho yang sedang bertumbuh.

Laki-laki pendek kurang (tidak) menarik

Jika laki-laki kekar bisa memberikan image macho, lalu bagaimana dengan laki-laki kecil (pendek) dan mungil? Laki-laki mungil memang tampak imut dan menggemaskan, tetapi tidak untuk dijadikan pacar atau pasangan hidup. Perempuan akan merasa minder dan kurang percaya diri bila berpasangan dengan laki-laki mungil, apalagi saat tampil di depan umum. Khususnya bagi perempuan bertubuh semampai, ada kecenderungan mencari pasangan yang setara. Alasannya laki-laki mungil sering tampak kurang berwibawa, slengean, kelemar kelemer, bahkan di cap "anak mami" dan diragukan kemampuannya untuk bisa menjaga dan melindungi pasangannya. Di sini, nilai-nilai yang dijadikan pegangan untuk menjaga dan melindungi seseorang diukur berdasarkan kebesaran dan kegagahan tubuh.

Merawat wajah

Selain aspek fisik berupa otot yang menonjol sebagai simbol kemachoan, aspek ketampanan pada laki-laki juga perlu mendapat perhatian. Selama ini, jenis kelamin yang dianggap wajar melakukan perawatan tubuh adalah perempuan. Laki-laki yang rajin membersihkan muka setiap hari akan dengan mudah dituduh metroseks, bahkan homoseks. Namun dengan melihat tren yang berkembang, khususnya produk kecantikan yang menyasar laki-laki, segala urusan perawatan tubuh tidak lagi sepenuhnya menjadi milik perempuan.

Laki-laki pun berhak melakukan apa yang dilakukan perempuan untuk merawat tubuhnya. Sebagai contoh, dalam beberapa tayangan iklan, lelaki macho tidak saja digambarkan berotot, tegap dan tinggi, dan wangi namun juga tampil klinis dengan wajah bersih tak bernoda. Dalam hal ini terdapat negosiasi nilai bahwa perawatan tubuh sebagai monopoli kaum perempuan bukan harga mati yang tidak bisa ditawar oleh image macho dan jantan.

Media dan selera

Kita juga melihat bahwa tubuh besar dan berotot tidak selamanya menjadi patokan macho bagi laki-laki. Ada kalanya orientasi itu mengalami pergeseran bagi laki-laki. Hal ini bergantung pada rujukan kejantanan yang dipilih-biasanya merujuk pada dunia hiburan tertentu. Drama Asia misalnya memberikan alternatif konstruksi kejantanan ideal bagi perempuan. Selain menjadikan bentuk tubuh aktor dan aktris pada film drama Asia sebagai role model, cita rasa fesyen tidak luput dari pandangan.

Untuk urusan pakaian, laki-laki tidak harus memakai kemeja kotak kotak, atau garis-garis, kaos berkerah atau berleher bundar seperti biasanya. Ia juga bisa memakai rompi, warna-warna cerah, motif bunga-bunga, menonjolkan bentuk lekuk tubuh, kemeja dan celana transparan. Intinya, laki-laki berhak tampil seksi dan mencari perhatian lewat tubuhnya.

Kode ke-macho-an yang harus dimiliki laki-laki

Kode kejantanan yang melekat pada laki-laki seperti menjadi pemberani, tidak cengeng, tidak menangis, dan tidak pengecut. Laki-laki yang berniat merayakan valentine dengan menciptakan puisi atau memberi setangkai bunga kepada seorang perempuan harus berhati-hati. Jika tidak, ia akan dengan mudah dituduh melankolik dan sentimentil. Dua sifat yang jelas merupakan anti tesis kejantanan yang sudah seharusnya melekat pada laki-laki. Di samping itu, laki-laki dilarang bergunjing atau bergosip apalagi latah karena perilaku tersebut identik dan monopoli perempuan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penyintas Waktu-Ik ben Een Vrijmaan