LDR Sejuta Rasa, Ada Duka, Dan Rasa Lain.

"Gimana rasanya LDR?" "Kok mau si LDR?" "Yang deket juga banyak, ngapain juga bertahan sama dia yang jauh." "Apa rasanya coba, punya pacar tapi kemana-mana sendiri." Hei, kenalkan aku salah satu pejuang LDR. Awalnya aku ragu untuk menjalani LDR, atau yang di kenal dengan hubungan jarak jauh. Hubungan kami hampir kandas, kala dia menyampaikan hal itu.

Advertisement

Tapi beruntung dengan telaten dia mau terus berusaha meyakini aku, memberi aku pengertian kalau semua akan baik-baik saja. LDR itu? Sejuta rasanya. Punya pacar, rasa jomblo. Saat pasangan lain bisa bertemu kapanpun, bahkan setiap hari, kami tidak. Jangankan malam mingguan, apalagi bertemu tiap hari, beberapa bulan sekali bertemu saja itu sudah lebih dari cukup untuk kami. Terkadang aku iri, iri dengan mereka yang bisa diantar jemput pasangannya.

Sementara aku? untuk bertemu saja sulit, bertemu saja harus menunggu beberapa bulan kemudian. "Lo yakin dia setia di sana? Jangan-jangan dia udah ada cewek lain di sana." "Gimana kalau pulang, pulang dia gandeng yang lain?" "Yaelah kalau gue si dari pada LDR, mending jomblo." Begitulah kira-kira rumpunan kalimat yang nyaris selalu aku dapatkan, ketika berkumpul dengan teman-teman. Awalnya aku memang kesal, ingin sekali rasanya aku sumpal mulut mereka, mereka yang tak tahu apa-apa tentang hubungan kami.

Namun akhirnya aku memilih tidak peduli, aku memilih acuh, aku memilih memakai prinsip: masuk kuping kanan, keluar kuping kiri. Biar saja mereka berkata semau mereka, biar saja mereka berkata dia tidak akan setia, biarkan saja mereka dengan kata-kata mereka. Karena hubungan ini tentang aku, dan pasangan, tentang aku, dan dia. Jadi biarkan saja mereka mau berkata apapun itu tentang dia, tapi yang pasti aku tahu betul lelaki seperti apa yang kini jadi kekasihku.

Advertisement

Saat aku mengizinkan dia untuk melanjutkan pendidikan di kota orang sana, itu artinya aku telah benar-benar percaya pada dia. Aku tahu lelaki seperti apa yang kini jadi kekasihku, kesetiannya sungguh sama sekali tidak aku ragukan lagi. Dia lelaki sederhana, yang ingin aku cintai dengan cara berbeda. Lelaki yang mengajarkan arti kesetian, ketulusan, kasih sayang, juga arti dari kata cinta itu sendiri.

Kepercayaan, komunikasi, juga keterbukaan adalah kunci dari tetap berlanjutnya hubungan kami. Jarak hanya memisahkan sementara, karena kala dia telah menuntaskan pendidikannya dia pasti akan kembali lagi pada aku. Aku tahu untuk apa dia pergi, pendidikan. Dia pergi guna mencapai mimpinya, mengejar cita-cita, angan yang selama ini dia mimpikan. Aku izinkan dia, karena aku tahu untuk apa dia di sana.

Advertisement

Aku percaya pada lelaki yang kini jadi kekasihku, karena hubungan tanpa di landasi rasa percaya itu sama saja bohong. Kunci dari tetap berjalannya hubungan kami adalah kepercayaan, komunikasi, juga keterbukaan. Aku beruntung karena sesibuk apapun dia dengan tugas, tugas kuliah, dan kegiatan kampusnya dia masih tetap berusaha menghubungi tiap hari. Meski hanya sesederhana mengucap selamat pagi sayang, semangat ngampusnya, atau selamat malam sayang aku cinta kamu.

Yang pasti aku selalu rindu kecupan hangat di kening darinya, rindu saat dia mengacak rambutku, atau menarik hidungku dengan gemas. Rindu bermain sepatu roda berdua dengannya, rindu bermain badminton bersama dia, dan rindu, rindu yang lain, yang pasti aku rindu dia. Hubungan kami akan tetap berlanjut, jarak tidak akan memisahkan kami selamanya.

Aku memilih bertahan, karena aku tahu jarak tidak akan mungkin bisa memisah selamanya. Lagi pula aku tidak mau jadi gadis bodoh yang menyesal di kemudian hari, aku tidak mau menyesal karena memilih menyerah pada jarak.

Aku memilih bertahan, dan berjuang bersama dia melawan jarak.Karena aku yakin, dan percaya suatu hari nanti aku dan dia akan kembali bersama. Dan ketika saat itu tiba kami akan menceritakan pada orang-orang dengan bangga tentang perjalanan cinta kami, tak lupa kelak kami juga akan bercerita pada anak cucu kami. Saat ini aku akan selalu menunggu dia, menanti dia kembali, karena aku tidak punya alasan untuk menyerah. Dia bahagia yang sederhana, dia lelaki yang selalu membuat jatuh hati.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Freelance Writer • Blogger • Penjelajah • Mahasiswi • Faculty Of Law // Biasa di panggil Lisa atau Ica, suka sebel kalau di panggil Risa atau Nisa. Gadis biasa perpaduan Jawa-Sulawesi. Gadis biasa dengan segudang mimpi tak biasa. // #SukaBacaDoyanNulis #SukaJajanDoyanMakan #SukaJalanDoyanMinggat // Email: lisaevasartika30@gmail.com (Office) // KataLisa ? (1) https://galerikatalisa.wordpress.com (2) https://goresanpenalisa.wordpress.com (3) Wattpad: @Klisaevasarttika (Alana, Now Showing.)

CLOSE