Manusia Purba Dalam Pandangan Islam

Dalam buku-buku sejarah yang diajarkan didalam sekolah-sekolah biasanya terdapat pembahasan tentang sejarah manusia. Buku-buku tersebut pada umumnya menyebutkan kemungkinan adanya jenis mahkluk yang disebut manusia purba, ribuan tahun bahkan jutaan tahun silam.

Advertisement

Beberapa sumber sejarah menggambarkan bahwa manusia purba tidak memiliki kosa kata yang cukup untuk berkomunikasi sehingga komunikasi mereka banyak dilakukan dengan isyarat tubuh, mereka juga melakukan komunikasi melalui gambar dan simbol seperti yang ditemukan di dinding-dinding bangunan kuno. Bahkan digambarkan mereka menggunakan sarana batu dalam aktivitas kehidupan mereka artinya mereka tampak seperti manusia bodoh tak berbudaya.

Jika kondisi manusia purba demikian adanya, apakah Nabi Adam AS sebagai manusia pertama dibumi kehidupannya seperti manusia purba yang digambarkan dalam sejarah. Melalui Al-Quran kita memperoleh informasi bahwa Nabi Adam AS sebagai manusia pertama di muka bumi sudah mampu berkomunikasi menggunakan bahasa lisan yang diajarkan oleh Allah SWT, bahkan dari keterangan Al Quran Nabi Adam AS sudah dibekali ilmu pengetahuan oleh Allah SWT.

Artinya Nabi Adam AS dan generasi dan generasi sesudahnya sudah memiliki pengetahuan tinggi untuk hidup di dunia. Lalu siapakah sebenarnya yang dimaksud dengan manusia purba itu? Apakah manusia purba juga manusia-manusia pertama yang ada di muka bumi ini ? Samakah manusia purba dengan Nabi Adam dan anak-anaknya pada masa awal kehadiran mereka di bumi ini ?

Advertisement

Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 30 menyebutkan:


Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Dia berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".


Advertisement

Pakar-pakar tafsir Al-Quran sepakat bahwa khalifah yang dimaksud pada ayat itu tidak lain adalah Nabi Adam AS, mereka juga menyimpulkan bahwa dengan demikian Nabi Adam adalah manusia pertama yang diciptakan oleh Allah SWT di dalam surga dan kemudian di turunkan ke muka bumi.

Sebagai khalifah yang mendapat tugas membangun dan memakmurkan bumi Nabi Adam telah dibekali dengan ilmu pengetahuan. Allah SWT berfirman:


Dan dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat seraya berfirman, "Sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini jika kamu yang benar! (QS. Al Baqarah ayat 31)


Dengan demikian maka Nabi Adam dan keturunannya adalah manusia-manusia pertama yang telah memiliki ilmu pengetahuan, sehingga pernyataan Allah SWT melalui ayat-ayat Al-Quran ini tampak tidak sejalan dengan informasi yang kita peroleh selama ini dari buku-buku tentang sejarah manusia.

Jika Nabi Adam AS saja sebagai manusia pertama telah memiliki pengetahuan, tentu manusia yang datang setelahnya pun memiliki pengetahuan. Hal itu tampak semakin jelas dari sabda Rasulullah SAW bahwa Nabi Idris AS telah memiliki kemampuan menulis.

Setelah Nabi Adam AS, Allah SWT kemudian mengutus Idris AS sebagai Nabi. Banyak sumber-sumber keislaman yang menyebutkan bahwa Nabi Idris adalah manusia yang berpengetahuan dan beradaban tinggi pada zamannya. Ialah yang dimaksud dengan Nabi yang pandai menulis seperti yang disebutkan oleh sebuah hadist. Rasulullah SAW bersabda:


Ada seorang Nabi yang menulis di atas pasir (HR. Muslim)


Dalam hadist lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban Rasulullah SAW bersabda:


Bahwa Nabi Idris adalah manusia pertama yang menulis dengan pena


Ketika menjelaskan hadist ini syekh al munawi dalam bukunya Faidhul Qodir mengatakan maksudnya adalah bahwa Nabi Idris AS adalah orang yang memiliki kemampuan menulis, meneliti dan mendalami dalam ilmu perbintangan dan ilmu hitung. Ulama lain menjalaskan bahwa ilmu bintang yang dimaksud itu tidak berkaitan dengan ramalan nasib tetapi lebih merupakan ilmu untuk mengetahui waktu-waktu beribadah.

Tampaknya informasi sejarah tentang manusia yang berkembang selama ini bersumber dari para ilmuwan yang mendukung teori evolusi. Mereka mengatakan bahwa mahkluk yang mereka sebut sebagai manusia purba itu adalah sebuah miss link atau mata rantai yang hilang dari ras manusia, akan tetapi para ilmuwan modern terutama mereka yang dari kalangan islam sama sekali tidak mengakui keberadaan fosil manusia purba.

Jika kita melihat latar belakang orang-orang yang mendukung teori evolusi ini kita dapat mengerti mereka bersikap demikian, mereka umumnya berlatar belakang atheis yang tidak mempercayai adanya tuhan. Oleh karena itu mereka tidak mempunyai pijakan yang kuat mengenai siapa sebenarnya manusia pertama yang menempati planet bumi ini.

Dengan begitu mereka akhirnya berasumsi bahwa manusia yang sekarang adalah yang berasal dari manusia purba sebuah sosok yang mereka ciptakan sendiri. Dengan kata lain ilmu yang mereka yakini adalah benar itu tidak lain adalah dugaan belaka, tidak ada dasarnya yang kuat dan terima untuk diyakini kebenarannya.

Allah SWT telah mengisyaratkan hal ini di dalam kitab sucinya Al-Quran. Allah berfirman:


Dan mereka tidak mempunyai ilmu tentang itu. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti dugaan, dan sesungguhnya, dugaan itu tidak berfaedah sedikit pun, terhadap kebenaran (QS. An-Najm: 28)


Pada ayat lain Allah SWT berfirman:


Dan mereka berkata, "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan dunia saja, kita mati dan kita hidup, dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa." Tetapi mereka tidak mempunyai ilmu tentang itu, mereka hanyalah menduga-duga saja." (QS. Al-Jatsiyah: 24)


Melalui dua ayat ini Allah hendak memberi tahu kita bahwa ilmu pengetahuan yang sebenarnya adalah ilmu yang memiliki dasar pijakan yang kuat yang bersumber pada kitab suci yang diturunkan oleh Allah kepada para Nabi dan Rasulnya. Allah berfirman:


Dan diantara mereka ada yang buta huruf, tidak memahami Kitab kecuali berangan-angan, dan mereka hanya menduga-duga (QS. Al-Baqarah: 78)


Mengenai mahkluk purbakala seperti manusia purba ini termasuk juga hewan yang kita kenal dengan nama dinosaurus belakangan ini sudah banyak disangkal oleh ilmuwan modern. Beberapa temuan terakhir justru menunjukkan bahwa teori tentang manusia purba itu tidak benar adanya. Dengan kata lain manusia purba yang kita kenal selama ini sebenarnya tidak pernah ada wujudnya sama sekali. Sayangnya teori tentang manusia purba yang dikembangkan oleh para ilmuwan yang percaya kepada teori evolusi Darwin ini masih kita temukan di sejumlah buku pelajaran sekolah.

Ilmuwan-ilmuwan barat yang sebagian besar menganut teori evolusi Darwin memasukkan Australopithecus atau ras kera yang telah punah sebagai ras nenek moyang manusia. Padahal sejumlah temuan tengkorak yang ditemukan belakangan ini dan diperkirakan berusia jutaan tahun tidak ada yang mendukung teori itu ada jurang lebar yang tidak mungkin menghubungkan antara kera dan manusia.

Akhirnya karena perbedaan yang mencolok antara manusia dan kera ini mereka kemudian mengeluarkan teori baru yang mereka sebut dengan mata rantai yang hilang. Apa yang diakui oleh pengikut teori evolusi sebagai ras manusia primitif oleh banyak ilmuwan modern dipandang tidak lain dari variasi ras manusia modern yang mereka besar-besarkan. Faktanya kata mereka tidak ditemukan satu fosilpun yang mendukung teori evolusi mereka.

Disisi lain banyak orang yang berkeyakinan bahwa manusia purba tidak mengubur jenazah keluarganya yang meninggal dunia tetapi membiarkannya begitu saja ditempat meninggalnya atau melemparnya jauh-jauh. Sementara Al-Quran dengan jelas menyebutkan bahwa ketika dua anak Adam berkelahi yang mengakibatkan terbunuhnya salah seorang diantara mereka Allah SWT mengajarkannya cara menguburkan jenazah saudaranya itu melalui burung gagak. Terkait hal ini Allah SWT berfirman:


Maka nafsu (Qabil) mendorongnya untuk membunuh saudaranya, kemudian dia pun (benar-benar) membunuhnya, maka jadilah dia termasuk orang yang rugi. Kemudian Allah mengutus seekor burung gagak menggali tanah untuk diperlihatkan kepadanya (Qabil). Bagaimana dia seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Qabil berkata "Oh, celaka aku. Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, sehingga aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" Maka jadilah dia, termasuk orang yang menyesal" (QS. Al-Ma'idah: 30 dan 31)


Allah SWT berfirman:


Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS. Al-Mujadalah: 11)


Rasulullah SAW bersabda:


Perumpamaan apa yang dituliskan oleh Allah kepadaku yakni petunjuk dan ilmu adalah seperti hujan lebat yang mengenai tanah. Dari tanah itu ada yang gembur, yang dapat menerima air lalu tumbuhlah padang rumput yang banyak. Daripadanya ada yang keras dapat menahan air dan tidak dapat menumbuhkan rumput. Demikian itu perumpamaan orang yang tidak menolak kepadanya, dan mengajar, dan perumpamaan orang yang panda agama Allah dan apa yang dituliskan kepadaku bermanfaat baginya, ia panda dan mengajar, dan perumpamaan orang yang tidak menolah kepadanya, dan ia tidak mau menerima petunjuk Allah, yang mana saya di utus dengannya (HR. Bukhari dan Muslim)


Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

4 Comments

  1. Tommy Andreant berkata:

    Mantap, jazzakallah khair infonya..

CLOSE