Mari Sejenak, Bersenandung Dengan Bidadari Alam

Apa yang terlintas di benak kalian ketika mendengar kata "bidadari"?

Advertisement

Haiss, pasti yang kalian pikirkan adalah kecantikan, keanggunan, kelembutan, dan segala apapun itu yang sempurna. Okay-okay, tidak masalah dengan penerkaan apapun itu.

Satu lagi "besenandung", kegiatan tak penting yang bermakna. Masih banyak kegiatan di luar sana yang membutuhkan tenaga dan pikiran. Kenapa malah memilih duduk santai dan menyanyikan lagu-lagu melo?

Eeits, Jangan salah. Bersenandung itu banyak gunanya lho. Baru stres, pusing, marah tidak terkontrol? Wah, hidup cuma satu kali jangan dibikin ribetlah. Meluangkan waktu untuk santai itu penting. Salah satunya adalah bersenandung. Capek sekolah, kuliah, atau kerja jangan dilampiaskan ke arah emosi amarah. Tapi cobalah setelah sampai rumah, tiduran di rumput halaman yang rata. Jangan rumput tetangga juga. Bisa juga meluangkan waktu ke tempat wisata yang bisa duduk-duduk manis di rerumputannya.

Advertisement

Tahukah kita, bahwa bidadari-bidadari saat ini sudah menyebar ke seluruh penjuru bumi. Bentuk mereka bukan hanya berparas cantik, tetapi menjelma dan menyatu dengan alam. Tentang fisik seorang bidadari tidak akan diulas di sini. Tetapi manfaat dari biadadari alam itulah yang akan kita dapatkan. Bidadari alam mampu mengajarkan kita banyak hal, yang mungkin belum pernah kita sadari sebelumnya. Terutama untuk sebuah filosofi

Pernahkah kalian memperhatikan aliran air? apa arti kata "mengalir"?

Advertisement

Coba kita bayangkan, jika kita saat ini sedang berada di tengah-tengah pegununan, di dalam suatu tempat yang didominasi oleh alaminya warna hijau. Sungguh segar bukan. Banyak stratifikasi tumbuhan di dalamnya dengan berbagai corak. Seolah mereka berdiri dengan anggunnya. Kemudian dengarlah sayup-sayup suara di sebelah sana. Suara gemericik air di sisi lain tempat ini. Ada sungai dangkal yang dihiasi bebatuan. Aliran airnya membentuk pola estetika. Maha Besar yang telah sedemikian detail mengaturnya. Bunga-bunga langka berparas cantik baris di tepi-tepi sungai. Betapa mempesonanya tempat ini.

Coba kita pejamkan mata kita, kita rasakan kelembutan angin yang menerpa ke segala sisi. Terpaannya merambat ke seluruh tubuh. Kicauan burung masih menggema. Hemm, musik yang indah. Perlahan kita buka mata kita, terpampang jelas kupu-kupu sedang menari di barisan para bunga. Seberkas sinar matahari empat puluh lima derajat memunculkan efek emas di tempat ini. Inikah yang disebut dengan "Bidadari Alam"? Sungguh indah bukan? Tenang saja ini bukan hanya sugesti ataupun imajinasi. Hanya saja sebuah ilusi klasik yang kau jemput.

Banyak orang mengatakan "jalani saja hidup ini seperti air mengalir". Jika di tahun 2016 masih ada yang berpikiran seperti ini, wah perlu diperbaiki gaes. Pernahkah kita berpikir bahwa air hanya mengalir ke tempat yang lebih rendah? Dapat dibayangkan bahwa pada air terjun, alirannya sangat deras. Apa kita akan menjalani hidup seperti itu? Begitu deras dan jatuh ke bawah? Yakin mau jatuh? Jatuh itu sakit lho 😀

Aliran air memang ada yang lembut, mengalir dengan tenang. Mengikuti sebuah aturan dan menunjukkan sikap kepatuhan. Dalam hidup ini jangan hanya memegang satu cara. Bangunlah strategi dan rencana yang baik dalam hidup. Kita dapat menerapkan prinsip air mengalir di saat-saat tertentu. Pada peristiwa dan cerita tertentu pula. Karena di dalam hidup ini memang ada kalanya kita harus menaati peraturan dan patuh.

Pernahkah kalian memikirkan tentang alunan angin?

Angin berhembus untuk mengisi ruang, yang pasti atas kuasaNya. Angin tahu tempat mana yang harus diisi dan dapat menempatkan diri. Kita dapat menjalani hidup ini dengan menempatkan diri secara tepat dan sesuai pada tempatnya. dapat juga dikatakan fleksibel. alunan angin memang tidak kentara namun dapat dirasa. Manusia hidup di dunia ini yang ingin digapai adalah rasa. Lebih tepatnya adalah rasa bahagia.

Melakukan pekerjaan ataupun ibadah tujuannya adalah mendapat kebahagiaan dan ketentraman pada akhirnya. Lakukanlah setitik kebaikan meskipun tidak begitu kentara. Jika titik-titik itu sudah tecipta banyak, maka akan membentuk garis. Tidak perlu ditonjolkan dan diperlihatkan, semua akan menjelma dengan sendirinya.

Perlu diingat, jangan hidup seperti angin puting beliung yang hembusannya dahsyat. Puting beliung terjadi karena bertemunya udara panas dan dingin yang menyebabkan bentrokan. Sehingga menghasilkan energi besar yang tak dapat dikendalikan dan menerjang dengan buta arah. Ketika kita merasa bahwa ilmu yang kita miliki lebih besar dari orang lain, maka jangan sesumbar. Merasa sepintar apapun kita, tetap berlapang dada menerima kritik dan saran dari orang lain. Kenapa? Karena cerminan diri kita salah satunya adalah pemikiran orang lain terhadap kita. Jadi, sebesar apapun ilmu dan kekuatan yang kita miliki, kita harus dapat mengendalikan dan memproporsikannya dengan tepat.

Kita dapat bersenandung dan belajar dari hal-hal kecil yang mungkin belum pernah terpikirkan oleh banyak orang. Seperti halnya belajar dari aliran air dan alunan angin. Ini baru belajar dari dua hal "air dan angin" dari alam. Kebayangkan berapa komponen yang ada di alam jika kita ingin belajar bersamanya. Kita mendapatkan pelajaran berharga yang mungkin tidak pernah didapatkan di dalam kelas. Karena kelas adalah pengelompokan. Sedangkan belajar di luar kelas ilmunya lebih luas. Banyak ilmu yang didapat. Apalagi jika belajar dari alam, semakin tak hingga jumlah ilmu yang kita peroleh. Bersenandunglah dengan alam dan ubahlah sesuatu yang kecil menjadi hal dahsyat yang membuat lingkungan nyaman dan hati tentram. Hingga rasa damai mengisi ke segala arah. Termasuk di sekeliling kita.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Devi Puspita Rini. Seseorang yang sedang menunggu "de'e". Saat ini sedang menempuh pendidikan sarjana di Universitas Sebelas Maret Surakarta jurusan Agribisnis. Aktif mengikuti UKM PPS Betako Merpati Putih dan anggota Komunitas Soto Babat.

CLOSE