Melawan Ego dan Jadikanlah Ia Teman yang Baik

Turunkan Kadar Egomu Kawan

Pembenaran demi pembenaran selalu diupayakan setiap manusia untuk mempertahankan argumennya. Tidak sedikit dari kelompok manusia itu, membuat pembenaran dengan alasan yang mungkin tidak masuk akal, apalagi pantas untuk diakui kebenarannya. Namun, setiap pendapat harus bisa mengambarkan alasan yang logis agar bisa diterima oleh audiennya. Ego menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi sifat manusia. Terkadang, tingginya ego seseorang dapat menutup mata dan hatinya untuk dapat melihat dan merasakan apa yang orang lain coba untuk jelaskan. Namun, bolehkah kita memaklumi keegoisan seseorang yang dapat merugikan diri kita?.

Advertisement

Mengalah memang bisa menjadi solusi terbaik saat dua orang beradu argumen dan tetap pada pendapat masing-masing. Ketika ego sama-sama kuat, untuk menyelamatkan banyak orang salah satu harus bisa menurunkan kadar egonya. Sebagai contoh, ketika sepuluh korek api disusun sejajar berdekatan di lantai. Dengan posisi kepala yang sejajar, saat kepala korek api pertama dibakar maka korek api lainnya juga akan ikut terbakar.

Namun jika kepala korek api ke empat diletakkan lebih rendah dibandingkan dengan sembilan korek lainnya, maka korek api ke empat sampai ke sepuluh kemungkinan besar tidak akan ikut terbakar. Hal ini dapat menjadi sebuah analogi yang masuk akal dan dapat dibuktikan dengan praktik di rumah. Analogi ini menggambarkan ketika seseorang berani untuk menurunkan egonya jauh dibawah ego yang lainnya, mungkin ia dapat menyelamatkan banyak orang, termasuk dirinya sendiri.

“Jika mereka tidak dapat mengerti, mengapa bukan kita yang mencoba untuk mengerti?. Bertahan di ego masing-masing justru akan merugikan banyak pihak, terkadang menurunkan sedikit ego bisa menolong banyak orang, termasuk diri kita sendiri”

Advertisement

Kejadian kecil, jika kita berusaha menggali pelajarannya maka akan kita temukan hikmah yang dapat memberi pengaruh luar biasa. Sebagai contoh, saat lampu kamar mandi mati dan tidak dapat menyala. Egomu akan memberikan sebuah pembenaran bahwa kamu tidak harus masuk ke kamar mandi dan mencuci piring karena kamar mandi dalam keadaan gelap.

Namun sisi lain akan membantah itu, memberikanmu ide untuk pergi ke kamar mandi dengan membawa lilin sebagai penerang. Lalu egomu akan mengurungkan niat itu, memberikan rasa malas dengan mengarahkan kakimu untuk tetap melangkah ke kamar mandi tanpa penerangan. Jika kamu bisa menjadikan kejadian itu sebagai pelajaran, maka kamu akan dapat menyimpulkan pembenaran demi pembenaran selalu saling menonjolkan diri untuk menunjukkan siapa yang benar.

Advertisement

Namun jika kamu dapat berdamai dengan sisi baikmu dengan mencari alasan yang sekiranya dapat menurunkan kadar ego yang dirimu lakukan terhadap dirimu sendiri. Misalnya dengan membuat alasan bahwa jika saudara yang tunanetra dalam melakukan banyak hal dalam dunia mereka yang gelap, bagaimana mungkin aku tidak dapat melakukan hal yang sama hanya sekedar mencuci piring dalam keadaan yang gelap?.

“Ada saatnya menurunkan ego dapat menjadi teman yang baik bagi sifat bersyukurmu dan musuh bebuyutan bagi sifat mengeluhmu.”

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE