Mengumpat Terkadang Bisa Menjadi Hal Baik. Kenapa? Ini Alasannya!

Jadi, hari ini dapat email kata rindu dari Hipwee. Setelah akhir bulan lalu hampir gila karena deadline. Hidup rasanya makin sulit, teman bicara seakan hanya berupa benda mati, media sosial seakan area perang penuh aura panas. Dinding pembatas yang membuat diri harus terus terjaga dari semua orang demi satu kata “aman”.

Tantangan cuma jadi kata basi yang jadi penyemangat untuk tetap lakukan hal memuakkan. Saking ingin rasanya bertahan ditempat ternyaman, aman, dan pengorbanannya adalah diri sendiri. Semua ditelan bulat-bulat, tanpa perlawanan. Menjadi tua dimasa muda.

Tidak mudah jadi anak muda jaman sekarang. Berfikiran terlalu maju dikira sok pintar, berfikiran seadanya dikira tidak pernah belajar, dan tidak berfikir dikira hanya menghabiskan uang orang tua. Terlalu banyak nilai yang harus dipenuhi anak muda untuk dianggap “normal” dilingkungannya sendiri. Toh apa pun yang terjadi nilai itu juga tidak pernah cukup, waktu berlalu, teknologi semakin maju, belum sempat memenuhi nilai sudah keburu tertinggal. Maka, ada baiknya berhenti sementara sembari berfikir dan mensyukuri apa yang telah kita punya.

Tidak perlu jadi terkenal hanya untuk dihargai dan dianggap oleh orang lain, tidak perlu menunjukkan kekayaan hanya untuk mendapatkan teman, tidak perlu bermuka dua hanya untuk bisa berada disatu lingkungan.

Hidupmu tidak berjalan dengan tangan orang lain. Mengumpat memang tidak baik, namun bukan berarti kamu tidak boleh mengungkapkan kekesalanmu, kemuakanmu, maupun kemarahanmu. Baik bukan berarti diam, jahat bukan berarti banyak bicara!

Masalahmu, Kendalimu

Hadapi masalahmu, berhenti hanya mengeluh dan merasa jadi korban. Siapa pun patut jadi korban menurut perspektifnya. Begitu juga anggapan jadi pelaku. Sedini mungkin pertegas dirimu untuk menyelesaikan masalahmu. Bangunkan lagi semangat-semangat dalam dirimu. Kamu sudah merdeka!

Teman Sementara

Keluar dari lingkungan pertemanan yang selama ini hanya menyulitkanmu. Teman bukan hanya orang yang kamu dapat temui saat ingin berbelanja, makan diluar, menonton bioskop, atau hanya berada di dalam satu frame media sosialmu saat momen-momen besar. Tinggalkan! Mereka hanya menginginkan kebahagian sementara disaat ayah ibunya sedang bekerja keras. Kamu akan bertemu teman yang sesungguhnya, bukan teman yang hanya perlu buaian.

Pengekor

Berhenti menjadi pengekor, kamu hanya akan menunda kesuksesanmu sendiri dan membantu kesuksesan orang lain. Ketika ada orang lain yang lebih berkompeten? Kamu hanya akan menjadi orang terakhir yang diingat oleh si kepala dan akhirnya entah dimana keberadaanmu. Kamu berhak memiliki kesuksesanmu sendiri, buaian sementara yang membuatmu tenang, aman dan nyaman akan memudar seiring dengan waktu dan keadaan. Kamu buang-buang waktu. Hargai waktumu, sadari orang-orang yang hanya bisa membuatmu menjadi ekor itu jahat.

Pendamping itu di SAMPING

Pasanganmu adalah orang yang berdiri di sampingmu, bukan di depanmu, di atasmu maupun di belakangmu. Biarkan mereka dengan keinginannya berjalan sendirian. Jelas kamu tau apa yang akan dia lakukan saat telah sampai ditujuannya. Ya, meninggalkanmu. Perjelas keadaanmu, buatlah perubahan, dan nikmati hidupmu. Kamu tidak perlu saran, kamu hanya perlu menguatkan dirimu utuk segala kemungkinannya. Goalsmu, goals pasanganmu, maupun goals orang lain jelas berbeda.

Bully? NORAK!

Asal kamu tau, pembully itu NORAK. Membanggakan kelebihanmu, mengucilkan orang lain, membuat orang lain terhina, ketakutan, terancam hingga mentalnya terganggu itu bukan suatu hal yang bisa dibanggakan.

Kekejaman yang kamu lakukan bisa membuat orang yang kamu bully dimasa depannya tersiksa bahkan takut menjalani kehidupan. Well, iya kamu bisa berlaku as KEJAM as you can. Tapi ingat waktu berlalu, dunia berubah dan apa yang kamu tanam akan kamu petik kembali. Buat para korban bully, dimana pun kalian berada, siapa pun kalian, apa pun kekurangan kalian, ketika kalian dalam keadaan terbully kuatkan mental kalian, dan..

Kalian sempurna, kita sempurna, semua manusia spesial. Jangan jatuh hanya karena orang lain berusaha mendorongmu, kamu punya kontrol akan dirimu sendiri. Di dunia ini bukan hanya kamu yang menderita, bicarakan seluruh masalahmu dan tingkatkan kekutanmu untuk membuktikan kepada mereka bahwa bully itu NORAK.

Benar, kamu hanya perlu terkadang bodo amat sama tingkah laku orang lain yang menyulitkanmu. Mengumpat atau tidak itu pilihanmu, yang terpenting buat dirimu lega dan terlepas dari segala sesuatu yang mengekangmu. Hanya ada dua kemungkinan saat kamu merasa semakin berat menjalani kehidupanmu, antara dunia yang terlalu keras terhadapmu atau kamu yang terlalu keras terhadap dunia. Lekas beranjak, lekas sembuh dari lukamu. Salam!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

6 Comments

  1. Alya Syarief berkata:

    Tidak peduli dengan kata orang dan perkembangan zaman selama kita hidup dijalan yg benar kenapa harus repot dan g harus mengumpat juga kali …bersyukur itu lebih baik dari pada mengumpat

  2. Ayu Wedayati berkata:

    Diam tidak hasilkan emas & bekerjalah/usaha hasilkan uang..

    Itu hanya pepatah..

    Diam saat dengarkan org curhat menghargai..

    Diam saat kamu bermasalah sama dia..wajar..

    Kalau didiamkan lama..

    Dia sudah sayang yg lain.