Selalu Gagal di Tahap Psikotest dan Wawancara? Ini Tips yang Cocok Buatmu

Kali ini pasti kebanyakan pembaca saya adalah Para Jobseeker, huahaha. Jadi, kalian sudah berapa lama jadi pejuang pencari kerja? Apakah cukup lama? Apakah selalu gagal di tahap psikotes dan wawancara? Tenang, jangan sedih dan tetap semangat karena bukan berarti kalian tidak akan mendapatkan pekerjaan selamanya.

Topik saya kali ini akan membahas mengenai dua tahap seleksi kerja yang paling banyak menggugurkan kandidat dan otomatis menjadi tahap yang paling ditakuti jobseeker. Hayo ngaku siapa yg takut melewati tahap ini? Nah, sebagai seorang yang sedang berjuang menjadi psikolog, saya sering sekali ditanya mengenai tips&trick dua tahap tes ini. Kalau saya pribadi akan menjawab tidak ada tips & trick psikotes atau wawancara kerja! Really?? As simple as that?? Kill me!! Eiiitsss tenang dulu, jangan patah semangat karena jawaban saya itu ada alasannya.

Sebenarnya ada satu tips & trick bagi Para Jobseeker dalam melewati tahap psikotes dan wawancara kerja. Tips dan tricknya sebenarnya sudah dinyanyikan oleh Peterpan (sekarang menjadi Noah) yang judulnya "Topeng", berikut liriknya:

Tapi buka dulu topengmu

Buka dulu topengmu

Biar ku lihat warnamu

Kan kulihat warnamu

Nah itu dia senjata rahasianya!

PLEASE STOP FAKING! We seek a good employees not a good actors or actresses.

Jadi, intinya adalah bersikaplah apa adanya dalam segala macam tes psikologi. Tujuan yang sebenarnya dari psikotes dan wawancara adalah mengungkap kepribadian kamu yang seasli-aslinya! Jadi, saya sangat sedih sekali melihat banyaknya buku-buku di luar sana yang memuat tips&trick psikotes bagaimana cara mengisinya atau bagaimana cara menggambar dalam tes grafis. Mungkin ada beberapa dari pembaca yang juga mempelajarinya? please stop!

Perlu diingat bahwa semua hasil tes kalian akan dianalisis oleh psikolog-psikolog hebat yang dipercaya perusahaan untuk mencari kandidat terbaik. Para psikolog tersebut tentunya tidak bisa lagi ditipu dengan jawaban-jawaban kamu yang didapat dari buku-buku tersebut. Mengapa? Karena mereka tidak hanya menggunakan satu alat tes saja, namun beberapa macam alat tes.

Nah, kesalahannya di sini adalah mungkin kalian bisa menipu mereka dari tes yang satu namun cepat atau lambat akan ketahuan di tes yang lain. Bagaimana bisa? Konsistensi jawaban kalian akan sangat terlihat dari tes yang satu dengan tes lainnya. Apalagi saya paling banyak ditanya mengenai tes menggambar, baimana gambar yang baik? harus menggambar bentuk apa? bla..bla..bla…! Gambarlah sesuka hatimu.

Mungkin dari buku kalian bisa mempelajarinya, namun ingat kepribadian tetap akan tercermin dari goresan tulisan kalian, gestur, mimik wajah, cara berjalan, cara bicara bahkan gaya berpenampilan! Nah lo!

Satu hal yang penting bahwa para psikolog itu memiliki kriteria-kriteria tersendiri dalam memilih kandidat. Apabila kalian ketahuan faking , otomatis akan langsung tereliminasi! Sayang sekali jika kalian sudah begitu banyak mengorbankan waktu, materi dan tenaga ternyata harus gagal di tahap tes kepribadian kan. Pekerjaan yang selama ini kalian inginkan akhirnya harus gugur gara-gara kepura-puraan semata. So, be yourself!

Jika kalian sudah mengerti, terakhir saya ingin menyampaikan satu poin penting lagi. Jika kalian merasa sudah menjawab dengan sepenuh hati tanpa kepura-puraan itu, lalu mengapa masih gagal? Nah ini juga perlu kamu pahami bahwa sebuah pekerjaan ditakdirkan untuk seseorang yang benar-benar bisa melakukan pekerjaan itu. Kalian merasa sudah jujur, ipk tinggi, pengalaman kerja banyak namun masih terus gagal sebenarnya apa yang salah?

Mencari pekerjaan ibarat mencari tutup botol dengan botolnya. Harus pas dan klop! Jika kalian merasa sudah melakukan yang terbaik namun masih gagal, bisa jadi pekerjaan itu terlalu 'rendah/mudah' buatmu. Jadi, jika kalian diterimapun pada akhirnya tidak akan bisa produktif. Pada akhirnya, sebuah pekerjaan akan mencari pekerjanya yang paling sesuai dengan kepribadiannya!

Got it? Jadi, bukan berarti kamu adalah jobseeker paling buruk sedunia jika sudah gagal berkali-kali. Bisa jadi pekerjaan itu memang tidak sesuai dengan kapabilitas dan kepribadianmu. Kamu memang sangat berkompeten namun lihat dulu pekerjaannya apakah memang pekerjaan itu diperuntukkan orang dengan kepribadian sepertimu?

Selain bersikap jujur dan apa adanya, tips lain dari saya yang bisa membantu kamu dalam mendapatkan pekerjaan impianmu seperti:

1. Lihat dulu pekerjaannya seperti apa. Jangan malas untuk buka search engine sekedar melihat job descriptionnya. Kalau sudah yakin mampu menjalankannya baru mendaftar.

2. Jangan lupa mempersiapkan segala macam persyaratannya!

3. Siapkan CV (riwayat hidup) yang semenarik mungkin. Biasanya banyak jobseeker yang kebingungan bagaimana membuatnya. Ingat bahwa CV yang bagus adalah yang 'menceritakan' dirimu sebenarnya. Buatlah semenarik mungkin, mencerminkan dirimu, singkat-padat-jelas.

4. Datanglah pada saat seleksi dengan penampilan yang rapi! Ini penting lo guys, penampilan sangat mencerminkan kepribadiannya. Tidak perlu menggunakan pakaian mahal yang penting rapi dan sesuai dengan keperluannya.

5. Sangat dianjurkan untuk makan sebelum mengikuti psikotest karena pertimbangan waktu yang lama, apalagi jika tesnya mengenai inteligensi. Gak enak kan mikir tapi keganggu perut yang keroncongan? Dan gak lucu pula jika perut bunyi saat wawancara?!

6. Tetap rileks dan berdoa! Gugup akan membuat pikiranmu tidak fokus. Saat wawancara semuanya akan terlihat, jika kamu gugup maka jawaban-jawabanmu akan kacau. Hmmm gak mau kan gagap tiba-tiba saat wawancara?!

Tetap semangat wahai Jobseeker! Ingatlah untuk selalu bersikap jujur dan apa adanya dimanapun kamu berada bahkan saat menghadapi tes kerja sekalipun. Logikanya sih simpel, kalau kamu jadi bosnya apa mau punya pekerja yang bermuka dua? Gak kan?! Semoga berhasil di pencarian selanjutnya ya. Ingatlah selalu bahwa pekerjaan impianmu di luar sana sedang menunggu untuk ditemukan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Clinical Psychologist and Writer [Contact me on: aarchentari@yahoo.com, @ayuarchentari, @archanabiro]

31 Comments

  1. Alisa Maulana berkata:

    Buka dulu topengmu, kan kulihat warnamu. Liriknya Aril noah tepat untuk mendiskripsikan dinamika kepribadian setiap Jobseeker. 😀

  2. Imel Kamelia berkata:

    Saya tertarik dengan tulisan Anda.
    Saya juga mempunyai artikel mengenai psikotes yang bisa anda kunjungi di http://www.psikotest.fpsi.gunadarma.ac.id

  3. Ronaldo Kaka berkata:

    Mau dong kak dibacain Tarotnya buat aku

  4. Ayu Archentari berkata:

    Hehehe boleh 🙂

  5. Woah saya gagal terus psikotest nih kak, apa mungkin saya ga cocok kerja d perusahaan ya ?

    Eh bisa tarot jga ? Pgn dong dibacain

  6. Taufiq Qurohman berkata:

    Psikotes ngga penting.. HRD sekarng aneh kasih soal Psikotes yang berceceran dimana dimana tinggal download pelajarin sudah pasti lulus.. sekali kali ajak duel tu Psikolog dilapangan soal pekerjaan,,, ngga masuk buat teknik kalau mau interview jangan ajak bicara tapi kasih gambar untuk bicara..

  7. Muhammad Annas berkata:

    Saya justru jadi bingung setelah baca ini, karna brdasarkan pengalaman ada teman yang nyoba tes sampe 3x dipekerjaan yang sama dan tmpat yg sama dan pada akhirnya kali ke 3 berhasil lolos, kalau memang gak cocok dgn pekerjaannya kenapa pada kali ke3 bsa diloloskan? Apakah penilaian antara satu psikolog dan psikolog lain beda2 dalam menafsirkan hasil tes?

  8. The interviewer still judge by cover. Aneh sih kadang-kadang. Padahal mereka belum tau bakat bakat tersembunyi yang ada di diri jobseeker. Mereka cuma liat dari penampilan dan cara bicara kita.

  9. Arnold berkata:

    Ini sedikit “freaky” you know why ?
    because you can’t show yourself at every show. Ada pepatah mengatakan jika ingin berburu domba maka hal terbaik yang dilakukan seekor serigala adalah memakai baju domba, NAH LOOO, masalhnya kalo harus menunjukan diri lu terus menerus padahal your dream company won’t see that, so what will you do ? ya yang pasti menyesuaikan, contohnya aja pas perusahaan bilang “apakah anda terbiasa disiplin” tapi kenyataannya anda adalah bad time setter, jadi apakah anda masih seperti diri anda? I think you will go job seeker for all your time.

  10. Kevin Pratama berkata:

    Artikel anda tentang psikotest ini sangat menarik, kami juga punya artikel serupa dengan artikel anda, silahkan kunjungi http://www.psikotest.fpsi.gunadarma.ac.id