Dilema Pernikahan Zaman Now: Antara Pilihan Hidup atau Memenuhi Tuntutan Masyarakat

Kapan nikah? Kapan nyusul?

" Kapan nikah? Kapan nyusul? "

Sebagian dari kita pasti setidaknya pernah menerima pertanyaan seperti ini. Apalagi bagi kalian yang umurnya sudah di atas dua puluhan tahun. Wuiiih, pasti bukan hanya sekali. Belum lagi kalau teman-teman seumuran atau saudara banyak yang sudah melepas masa lajang. Tapi apa sih menikah ini?

Dalam Islam sendiri pernikahan bersifat kondisional. Artinya, hukum pernikahan itu sendiri tergantung dengan situasi dan kondisi diri kita masing-masing. Nah untuk hukum-hukum itu sendiri menurut yang dituliskan Wikipedia adalah

  • Jaiz, artinya boleh kawin dan boleh juga tidak, jaiz ini merupakan hukum dasar dari pernikahan. Perbedaan situasi dan kondisi serta motif yang mendorong terjadinya pernikahan menyebabkan adanya hukum-hukum nikah berikut.
  • Sunnah, yaitu apabila seseorang telah berkeinginan untuk menikah serta memiliki kemampuan untuk memberikan nafkah lahir maupun batin.
  • Wajib, yaitu bagi yang memiliki kemampuan memberikan nafkah dan ada kekhawatiran akan terjerumus kepada perbuatan zina bila tidak segera melangsungkan perkawinan. Atau juga bagi seseorang yang telah memiliki keinginan yang sangat serta dikhawatirkan akan terjerumus ke dalam perzinahan apabila tidak segera menikah.
  • Makruh, yaitu bagi yang tidak mampu memberikan nafkah.
  • Haram, yaitu apabila motivasi untuk menikah karena ada niatan jahat, seperti untuk menyakiti istrinya, keluarganya serta niat-niat jelek lainnya.

Nah, di manakah kalian sekarang berdiri? Namun kebanyakan masyarakat kita sekarang cenderung lebih aktif mengurusi masalah kehidupan orang lain dari pada hidup mererka sendiri. Seperti halnya akan masalah menikah ini. Di jaman sekarang ini, jika kamu adalah gadis berusia pertengahan duapuluhan terlepas dari segala pencapaian dalam hidup kamu pertanyaan menikah pasti jadi hal yang paling sering untuk didengarkan.

Pernah ada seorang teman bercerita, kalau pada akhirnya dia lelah dan putus asa akan hal ini. Lingkungan dan keluarga seolah-olah berbondong mengeroyoknya agar segera menikah. Bukankah hal seperti ini pada akhirnya menjadi beban secara psikologis untuk orang-orang semacam itu?

Kadang menikah bukanlah sesederhana kita untuk menyatukan dua hati dan dua keluarga. Namun menikah juga merupakan keputusan besar dalam hidup setiap orang. Bagi beberapa orang, menikah adalah hal yang tidak terlalu dikhawatirkan. Karena mereka memiliki rasa percaya diri yang cukup baik, pada diri mereka sendiri ataupun pada pada pasangannya.

Namun bagi sebagian yang lain menikah adalah momok menakutkan. Bisa jadi karena memang belum menemukan jodohnya, belum benar-benar yakin pada pasangan, takut dengan perjodohan atau malah memiliki trauma sendiri akan sebuah jalinan pernikahan itu sendiri.

Pada akhirnya, apabila kalian mendapat pertanyaan seperti di awal tadi marilah tanggapi dengan bijak. Nggak usah dibawa emosi, walau kadang memang bikin marah. Toh kalian akan meneikah atau tidak itu kembali ke diri kalian masing-masing. Kalian yang menjalani hidup, yang mengerti apa yang nyaman bagi kalian.

Mereka hanya serupa penonton pada suatu pertunjukan. Hanya bisa berkomentar, tapi kadang tak bisa ikut merasakan dan mengalami apa yang sebenarnya kalian alami.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang yang jatuh cinta pada dunia fiksi dan pecinta jalan-jalan.