Nagari Status

RUKUN ISLAM itu :
1. Mengucapkan Dua Kalimah Syahadat;
2. Mendirikan Shalat;
3. Menunaikan Zakat;
4. Berpuasa di Bulan Ramadhan;
5. Menunaikan Haji ke Baitullah [Makkah al-Mukarramah] bagi yang mampu.

Advertisement

Coba kalian tela'ah itu Rukun Islam, ada berapa poin? Lima? Sepuluh? atau Tigapuluh Enam Setengah? Setelah guru saya berkelakar, saya pun jadi terpikir-pikir sekaligus heran juga. Kok bisa ya? Apa yang beda? Kenapa ada kesenjangan sosial gimanaaaaa geto?!

Hhmm…, yuph… dinegeri subur nan makmur ini, seorang yang melaksanakan Haji bisa dianggap telah mampu baik dalam materi & (semoga saja) juga mampu secara bathin. Namun yang tak habis pikir (karena kelakar guru saya yang jenaka itu), kok orang yang baru pulang haji itu dilabeli dengan Pak Haji, Bu Hajjah? Malah celakanya ada sebagian dari mereka yang marah apabila pelabelannya itu tidak tersemat sebelum nama mereka. Semisal, H. Fulan bin Fulan atau Hj. Fulanah binti Fulan.

Bukankah haji termasuk dalam rentetan rukun Islam yang lima itu? Disana ada puasa, shalat, zakat dan juga syahadat. Kok haji yang diberi keistimewaan dengan harus disandang hingga ke nisan yang beraduk dengan tanah? Apa karena pergi haji itu dengan biaya yang mahal? atau karena perjalanan yang panjang? atau tingkatannya sudah setara rikoudo sannin dalam anime naruto sehingga harus dilabeli seperti itu? Sampai-sampai marah (tidak ridha) apabila yang sudah berhaji tapi tidak digelari/ dipanggil dengan penamaan tuan haji atau ibu hajjah.

Advertisement

Bila dikasari melalui logika, "Para shahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang berjumlah banyak itu mungkin telah berulang kali pula melaksanakan ibadah haji. Namun, tidaklah pernah terlihat atau terdengar oleh kita bahwa kebanyakan para shahabat Rasulullah yang mulia itu menyematkan tanda kehajian (label haji/ hajjah) di depan atau di belakang nama mereka. Semisal, H. Abu Bakar As-Shiddiq atau H. Umar ibn Al-Khathab atau ummul Mukminin yang menggunakan nama Hj. 'Aisyah".

Jika benar haji lebih istimewa dari syahadat, shalat, zakat dan puasa, berarti Tuhan dalam hal ini tidak adil. Tuhan harus segera mengeluarkan kebijakan baru, yaitu :
1. Setiap orang selesai syahadat & shalat, harus disematkan di namanya dengan simbol huruf S;
2. Setiap orang berzakat juga demikian, disematkan huruf Z dibelakang atau di depan namanya;
3. setiap orang yang berpuasa juga disematkan huruf P dibelakang atau didepan namanya.

Advertisement

Dengan begitu, rukun Islam menjadi tidak timpang & tak adalah yang berbangga-bangga karena kehajiannya, kesyahadatannya, keshalatannya, kepuasaannya serta kezakatannya. Karena telah menerima anugerah masing-masing di pangkal maupun di akhir namanya.

Setiap Ibadah tentulah memiliki keutamaan-keutamaan dan kebaikannya hanya datang dari sisi Allah Rabbul 'alamin. Syahadat, Shalat, Zakat, Shaum maupun Haji merupakan Rukun Islam yang masing-masing di dalamnya terdapat banyak keutamaan. Cukuplah ibadah itu antara kita & Allah, janganlah ibadah tersebut menciptakan jurang antara kita & Sang Khalik hanya karena kehendak keduniawian semata. Bisa jadi gelar-gelar yang datangnya bukan dari sisi Allah & RasulNya hanya akan merusak amalan & menimbun penyakit yang paling berbahaya (riya')

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Lahir di Pesisir Riau (Bengkalis) 29 Tahun silam. Lulusan FEKONSOS UIN SUSKA Pekanbaru dan sedang menyelesaikan Program Pasca di FISIP-UR. Gemar membaca, suka menulis, tidak suka berdebat tersebab pembenaran semata (karena debat seperti itu adalah jalan syaithan), sedikit kritis terhadap fenomena sosial kemasyarakatan & pecinta golput.

CLOSE