Padamu yang Berhasil Menempati Takhta Tertinggi Hatiku

Aku sungguh tidak mengerti apa alasanmu menjauh, memghilang hingga tak mengaktifkan alat komunikasimu. Apa agar aku tidak menghubungimu, apa perasaan cinta yang aku miliki untukmu ini membuatmu terganggu, tertekan atau membuatmu merasa tidak nyaman? Apa aku sebegitu tidak berartinya untukmu??

Andai kamu tau tak sedetik pun aku bisa mengalihkan fikiranku darimu, aku selalu mengingatmu, malafalkan namamu dihatiku, membaca ulang setiap percakapan kita di media social, mengingat kembali semua hal yang pernah kita bersama lakukan. Perhatianmu, kepedulianmu yang saat itu sangat memabukanku. Aku jatuh hati padamu, aku ingin terus ada didekatmu, menjadi orang yang penting buatmu.

Bahkan demi ingin bersamamu, demi ingin memilikimu aku mengabaikan prinsip prinsip yang mungkin sudah bertahun tahun menemaniku. Kamu membuatku berkhayal setinggi langit tentang cinta. Yaa “aku jatuh cinta padamu”.

Kamu juga pasti tidak tau betapa aku selalu merindukanmu, betapa sulit buatku melewati hari tanpa tau kabar darimu. Aku mengkhawatirkan segala hal tentangmu, apa kamu sudah makan siang atau kamu masih terus berkutat dengan pekerjaanmu? Tak heran badanmu menjadi sekurus itu J Apa sangat sulit buatmu jatuh cinta padaku, apa yang salah denganku? Cantik? Aku mungkin tidak secantik yang kamu mau, tapi percayalah aku punya hati yang sangat cantik untukmu.

Delapan bulan berlalu, aku membiarkan hatiku terluka dan berdarah. Aku tidak menyerah, aku masih terus menunggumu, menunggu saat kau “menjatuhkan hatimu padaku” Jangan tanya seberapa lelahnya aku, aku bahkan sudah tidak mampu menghitung kelelahanku, namun ketika mengingat senyum yang kau tujukan padaku, lelahku hilang energiku bertambah seakan baru dicharger J

Aku sudah melakukan semua usahaku, dan aku juga melibatkan Tuhan dalam doa doaku tentangmu. Hingga akhirnya bahagiaku sudah tidak menjadi penting lagi buatku, kebahagianmu itu yang selalu aku mau. Aku ingin kau bahagia, sangat bahagia. Jika memang bahagiamu bukan denganku, silahkan pergi. Ketika semua usaha dan doa sudah kucukupkan, maka pasrah adalah jalan terbaik untukku.

“Aku Masih Terus Mencintaimu”

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Lahir disebuah kota kecil di Padang Sumatera Barat, 09 Maret 1990. Seorang sarjana Psikologi yang mencoba bekerja sebagai accounting. Sangat menyukai pantai dan segala macam yang berhubugan dengan laut.

10 Comments

  1. Monica Pei-Pei berkata:

    Jangan…. stopppp!!!!!

  2. Uci Chandra II berkata:

    merinding kak bacanya, ijin copas ya…