Pancasila. Hanya Sebuah Kata Atau Memiliki Makna?

Pancasila, sebuah kata yang jika kita lihat dari sejarah memiliki makna yang sangat mendalam bagi Indonesia.

Pancasila, sebuah kata yang jika kita lihat dari sejarah memiliki makna yang sangat mendalam bagi Indonesia. Kata inilah sebagai dasar Indonesia dapat berdiri hingga 72 tahun. Namun, di usia Indonesia yang sudah 72 tahun ini, apakah pancasila tetap menjadi dasar bagi rakyat Indonesia untuk melakukan suatu tindakan?

Advertisement

Apakah masih ada makna pancasila di dalam hati penerus bangsa saat ini? Atau bahkan pancasila hanya menjadi simbol yang diagungkan di atas kata-kata?

1 Juni, merupakan hari lahirnya Pancasila dimana presiden soekarno mengemukakan pendapatnya pada sidang BPUPKI. Pancasila yang berarti 5 sila ini memiliki banyak sekali makna yang sangat mendalam untuk keberlangsungan hidup Indonesia, dari sekian banyak permasalahan yang sedang di alami oleh Indonesia, apakah Pancasila bisa di jadikan dasar untuk memecahan permasalahan yang ada? Yuk kita bahas 5 makna pancasila yang di ambil dari butir – butir pancasila.

1. Butir pada sila pertama “Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.” Pada butir ini sudah sangat jelas, rakyat Indonesia diminta untuk saling menghormati bukan saling menjatuhkan antar agama, namun jika kita lihat di Negara kita saat ini, masih banyak sekali kalangan–kalangan yang ingin untuk merusak perdamaian yang ada di Indonesia dengan mengadu domba antar umat beragama.

Advertisement

Banyak sekali kasus yang jika dengan kepala dingin tidak memanas seperti api yang sedang membara. Kemudian pada butir tersebut juga disebutkan untuk bekerjasama antar pemeluk agama, dengan bermaknanya kalimat ini pada hati nurani rakyat Indonesia, Indonesia akan damai, tidak akan ada perselisihan antar tetangga karena agama, tidak akan ada lagi perselisihan pendapat karena pendapat tersebut bukan dari agama yang kita miliki, dan tidak akan ada lagi sikap memandang sebelah mata agama seseorang.

Karena semua agama itu memiliki tujuan yang sama, tidak ada suatu agamapun yang menginginkan adanya perpecahan, jika kerjasama antar agama ini sudah berjalan, yang akan terjadi adalah Indonesia dapat menjadi seperti dulu, yaitu Indonesia yang hangat akan keberagamannya, akan ada sikap saling memberi masakan, saling sapa menyapa, saling bersilaturahmi , dan saling bertukar pikiran.

Advertisement

2. Lanjut ke butir selanjutnya, “Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.” Jika makna dari butir ini ada pada hati nurani setiap rakyat Indonesia, tidak ada lagi yang namanya saling membully, tidak adanya sikap merendahkan, dan tidak ada sikap melihat jabatan.

Di Indonesia, sikap saling membully yang menyebabkan saling dendam sangat lazim terjadi, bahkan dendam yang tersimpan menyebabkan kasus baru yaitu pembunuhan, sangat miris sekali jika nyawa seseorang harus melayang hanya karena hal yang sebenarnya tidak perlu terjadi.

Banyak sekali faktor yang menyebabka pembullyan, terutama karena seseorang tersebut merasa dirinya segalanya, sikap inilah yang jelas – jelas bertentangan tidak hanya pada butir ini namun juga pada sila “Ketuhanan yang maha Esa”, karena Tuhanlah satu satunya yang maha besar, yang maha agung, dan tahu segalanya. Kemudian sikap semena – mena kepada bawahan, sikap ini yang mencoreng nama Indonesia yang sudah terkenal akan keramahan dan kebaikannya.

Tidak jarang, atasan suatu perusahaan tidak memiliki sifat berperikemanusiaan, padahal atasan merupakan contoh bagi bawahannya, lalu bagaimana jika atasan suatu perusahaan tidak mencontohkan hal yang baik kepada bawahannya? Apakah perusahaan itu akan berkembang jika bawahannya terus merasa tertekan?

Setiap orang pasti memiliki kelebihan masing – masing, bisa saja bawahan yang di didik dengan penuh keramahan menjadikan perusahaan tersebut semakin berkembang, untuk itu jangan sia – siakan siapapun yang pernah kita temui, karena bisa saja dialah penolong disaat musibah menimpa.

3. “Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.” Makna dari butir ini sangat jarang ada pada penerus bangsa, banyak sekali penerus bangsa yang malu akan kebangsaannya sendiri, merasa rendah jika membawa nama kebangsaannya sendiri, tapi kenyataannya tidak jarang mahasiswa Indonesia yang terkenal di luar sana, tidak jarang mahasiswa Indonesia yang berhasil di luar sana, kemudian apa yang harus membuat kita malu pada Negara kita, bagaimana Negara ini bisa maju, jika penerus bangsanya saja masih malu untuk mengharumkan nama Indonesia.

Tidak menunggu nanti, sebentar lagi atau beberapa saat lagi, tapi sekarang saatnya, dimulai dari diri masing – masing penerus bangsa, kita memajukan Indonesia untuk lebih baik lagi.

4. “Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.” Sangat banyak hak dan kewajiban kita sebagai manusia, salah satunya hak untuk hidup, hak inilah yang sangat dilanggar oleh pelaku bom yang baru – baru ini terjadi, setiap orang berhak untuk hidup, setiap orang berhak untuk menjalani kehidupannya, dan setiap orang berhak untuk menggapai cita – citanya.

Selain hak yang harus kita dapatkan, kita harus menjalani kewajiban yang sudah diberikan kepada kita, seperti kewajiban membayar pajak, ini adalah hal kecil yang sering dilupakan oleh rakyat Indonesia tapi berdampak besar bagi Negara kita, jika sikap membayar pajak ini terus menurun, tidak akan heran jika hutang Indonesia akan bertambah, tidak akan heran jika nilai tukar Rupiah semakin menurun, dan tidak akan heran jika kehidupan Negara ini akan semakin menurun. Untuk itu kebiasaan membayar pajak harus diturun temurunkan untuk kehidupan Indonesia yang lebih baik lagi.

5. Butir pada sila ke 5 “Suka bekerja keras.” Kalimat ini memiliki makna yang sangat mendalam pada perjuangan kemerdekaan Negara kita, tanpa kerja keras dari para pejuang bangsa, Indonesia tidak mungkin akan seperti ini. Kalimat ini terasa simple tapi sangat sulit untuk dilakukan jika tanpa tekad dan motivasi yang kuat.

Suatu hasil tidak akan terbit jika kita tidak bekerja keras dan bersunggung – sungguh dalam melakukannya. Untuk itu bekerja keras adalah salah satu kunci dari kebangkitan Indonesia, jika setiap individu berusaha dengan sangat keras pada profesinya masing – masing, Indonesia akan menjadi Negara yang maju tanpa mundur sedikitpun.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Mahasiswi kedokteran Universitas Brawijaya angkatan 2017

CLOSE