Pantaskah Disebut Hamba?

AIB…
Sejatinya adalah masa lalu. Namun, tak jarang ianya berbenturan di masa depan. Tuhan sebagai Dzat Yang Maha Suci lagi Maha Mengetahui senantiasa menutupi aib hamba-hambanya dengan kemudahan. Celakanya, si hamba yang tak pernah mengukur diri malah berbangga mempertontonkan & membuka aibnya dikhalayak ramai. Cukuplah Allah dijadikan tempat berlindung & memohon dari yang tampak maupun yang tersembunyi.

Kebiasaan buruk (mungkin juga bebal) manusia yang katanya "modern" hari ini adalah terlalu pantas/ gampang mengumbar kesedihan bahkan aib dikhalayak ramai (terkhusus media sosial). Aku masih bertanya-tanya, Apa hakikat sebenarnya yang mereka cari melalui kepantasannya itu? Apa dengan begitu mereka merasa tenang? Apa bagitu cara mendapatkan simpati-empati dari manusia lain? Bukankah mereka memiliki Tuhan Yang Maha Memberikan Kelapangan atas setiap cobaan? Ataukah di zaman ini telah lahir tuhan-tuhan lain (semisal sosmed) yang bebalnya seumpama mereka itu?

Wallahi, aku telah melihat & mendengar berbagai cerai-berai akibat istri yang lancang mengumbar aib kehidupan berkeluarganya, suami yang hina karena menyanjung keindahan tubuh istrinya secara berlebihan, yang mereka luahkan kepada tuhan-tuhan yang bebal itu!

Benarlah kita hidup di abad tukang lupa. Ketika senang/ bahagia/ mendapatkan rezki lebih kita lupa caranya bersyukur, ketika mendapatkan cobaan/ dirudung masalah/ ujian/ tekanan kita juga lupa bahwa Dzat Semesta Alam adalah sebaik-baik tempat menyelesaikan masalah!

Menceritakan aib kehidupan, mengunggah berbagai photo pribadi, mengumbar kesedihan, mengekspose kesengsaraan kepada manusia lain tak lebih hanya menambah pundi-pundi kebebalan kita sendiri. Manusia lain merupakan penikmat, yang terkadang menjadi terlaknat karena senang dengan kejatuhan kita, bahagia dengan kebebalan kita.

Bila kita mengetahui perkara (aib) diantara golongan kita, bangsa kita, kaum kita, suku kita (sanak, keluarga, handai taulan, kerabat jauh maupun dekat), hendaklah kita menyimpannya & menjadikannya pelajaran bagi diri yang senantiasa dalam kekurangan. Karena aib bukanlah kesenangan!

Bila Allah Rabb Semesta Alam mulai ditiadakan, tuhan-tuhan bebal diagungkan, pantaskah kita disebut hamba?!

"Beruntunglah bagi mereka yang menyembunyikan aibnya sebagaimana ia menyembunyikan segala kebaikan-kebaikannya."

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Lahir di Pesisir Riau (Bengkalis) 29 Tahun silam. Lulusan FEKONSOS UIN SUSKA Pekanbaru dan sedang menyelesaikan Program Pasca di FISIP-UR. Gemar membaca, suka menulis, tidak suka berdebat tersebab pembenaran semata (karena debat seperti itu adalah jalan syaithan), sedikit kritis terhadap fenomena sosial kemasyarakatan & pecinta golput.