Fenomena Pembaca Bijak, Kurang Kerjaan dan Labil Saat Membaca Media Online. Kamu Termasuk yang Mana?

Pernah baca tulisan-tulisan di Hipwee, IDNTimes, atau web-web penyedia artikel lainnya? Tulisan-tulisannya menarik bukan? Tak dapat dipungkiri web-web sejenis ini berhasil menjaring jutaan pengguna internet di Indonesia.

Sebelumnya saya tegaskan kalau saya bukanlah penulis senior yang sudah lama bergelut di bidang itu, saya hanyalah penulis yang baru saja terjun sebagai kontributor di website-website macam itu. Saya sering mendapati mayoritas web-web ini selalu menuntut penulis-penulisnya untuk memposting tulisan-tulisan yang bermutu, katanya sih yang harus membangun, mendidik, menginspirasi, menghibur dan lain sebagainya.

Pada saat pertama kali masuk, saya mendapati fenomena yang cukup aneh. Tulisan-tulisan yang di-publish selalu saya ketegorikan menjadi dua jenis, yaitu tulisan yang membangun (Ide, motivasi, dan lain-lain) dan tulisan menghibur (Curhatan, ramalan, tips dan trik, dan lain-lain).

Pertama kali saya posting tulisan yang berisi ide-ide bersifat membangun, seperti tentang kelautan, tentang politik negeri ini, tentang pancasila yang telah memudar dan lain sebagainya. Setelah tulisan saya diterbitkan, rata-rata hanya menghasilkan sekitar 200 shared (sekitar 200 orang yang membagikan), itu pun dalam jangka waktu sebulan.

Apa yang salah dengan artikel saya? Apa kurang membangun? Apa kurang menginspirasi?

Saya jadi penasaran, saya coba telusuri tipe-tipe artikel yang memiliki ribuan share. Dan hasilnya cukup membuat saya terkejut, ternyata artikel-artikel seperti “7 cara menembak cewek” atau artikel sejenis “Tips menghadapi mantan yang pengen balikan” mendulang hampir ribuan share dalam waktu singkat.

Akhirnya saya mencoba membuat artikel dengan tema serupa dan hasilnya sangat di luar dugaan, dalam kurun waktu 1 minggu sudah menyabet angka sekitar 700 share.

Jujur saja saya merasa agak aneh dengan fenomena ini. Tidak, saya tidak menyalahkan segenap kru admin, redaksi, editor atau apalah namanya. Karena saya paham kalau web-web semacam ini hidup dari para pembacanya, apapun yang pembaca suka ya itu yang mereka publish.

Saya hanya bertanya-tanya, mengapa pembaca lebih suka share tulisan menghibur ketimbang tulisan membangun? Apalagi yang di-share seputar pacaran, mantan, balikan, dan lain-lain. Ini merupakan pertempuran tak berimbang antara tulisan membangun versus tulisan menghibur.

Kemungkinan ada beberapa hal yang menyebabkan tulisan menghibur berhasil mengungguli tulisan membangun,

Pembaca Kurang Kerjaan

Biasanya orang-orang yang kurang kerjaan pasti tertarik untuk membaca hal-hal se-nggak penting apapun. Maka ketika tulisan menghibur datang dengan membawa tema-tema pamungkasnya (Pacaran, mantan, balikan, dll), maka pembaca tersebut akan tergerak hatinya untuk menekan tombol “share”. Pembaca-pembaca macam ini tak akan pernah tertarik untuk membaca tulisan-tulisan yang agak berbobot, maka secara otomatis tulisan membangun akan tersingkir. Dan sepertinya populasi pembaca kurang kerjaan cukup besar di negeri ini.

Pembaca Labil

Kebanyakan penghuni atau pembaca setia dari web-web ini, mayoritas adalah anak-anak muda. Saya nggak tahu apa yang salah dari anak muda zaman sekarang, entah mereka teracuni oleh senetron-senetron alay yang ada di TV atau gimana, mereka lebih tertarik memikirkan masalah cinta-cintaan ketimbang masalah di sekitarnya. Dan anak muda macam ini terbilang cukup banyak populasinya. Sehingga tulisan menghibur yang mengangkat tema cinta-cintaan jelas laku keras dibaca pembaca-pembaca labil macam ini.

Tak ada maksud bagi saya untuk menjatuhkan tulisan menghibur, atau mengunggulkan tulisan membangun. Saya sendiri merupaka jenis penulis omnivora (tulisan menghibur bisa, tulisan membangun juga bisa). Secara pribadi lebih gampang menulis tulisan menghibur ketimbang tulisan membangun. Tapi nurani saya terheran-heran dengan pembaca-pembaca yang lebih menyepelekan tulisan membangun.

Itulah mengapa penulis perlu melakukan observasi sebelum membuat tulisan, seperti mencari target pembaca yang tepat untuk tulisannya. Dengan mengenali target pembacanya maka sebuah tulisan akan sangat bermanfaat. Tak ada karya tulis yang lebih unggul ataupun kurang unggul, semua karya tulis memiliki pembacanya dan penikmatnya masing-masing.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Putra Dewangga Candra Seta, semuanya bisa dijadikan nama panggilan, terserah mau panggil yang mana. Kelahiran 17 Juni 1993 di bidan daerah Nganjuk. Suka nulis gak jelas dengan ide yang tak jelas juga. Punya banyak hobi tapi mudah bosan (Komputer, Nulis, Desain, Bikin film, maen game, kenalan sama orang dll). Suka sendirian daripada kumpul2, tapi sosalisasi tetap terjaga. Suka senyum sama semua orang, termasuk senyum2 sendiri. Ramah tapi sok pendiem. Ndak pernah bisa hafal lagu dg bahasa inggris, tapi kalau lagu galau cepet hafal. Kalau mau nulis cerita harus galau dulu,