Relakah Anda Mati Demi Mencoba Sushi ini?

Sushi ini memang literally bisa membunuh siapa saja yang memakannya!

Makanan Paling Mematikan di Dunia

Advertisement

Anda pastinya sudah kenal dong dengan makanan khas Jepang yang disebut sushi maupun sashimi. Hidangan seafood yang pada umumnya disajikan secara mentah-mentah ini memang digemari oleh segala kaum di seluruh dunia. Namun, siapa sangka? Ada jenis sushi yang dapat membunuhmu setelah dikonsumsi, macam arwah ikan gentayangan yang membalas dendam pada siapapun yang memakannya.

Kelezatan yang sempat merenggut 20 hingga 40 nyawa per-tahunnya ini dikenal sebagai fugu. Fugu sendiri jika diartikan dalam bahasa Indonesia berarti ikan buntal. Sushi mematikan ini sudah menjadi pembahasan umum dalam kalangan penguji nyali dan orang yang rela mati demi sebuah makanan. Anehnya, daging fugu memang daging yang berkualitas dengan rasa yang lezat dan memiliki bau yang tidak amis.

Fugu sering di temukan di wilayah Jepang, Cina, dan Korea dan banyak negara lain yang membuat fugu ilegal. Walau ilegal di berbagai wilayah di dunia, saat ini terdapat sebanyak 3,800 restoran di Jepang yang menyajikan fugu.

Advertisement

Mengandung Salah Satu Racun Paling Kuat di Dunia

Di dalam tubuh ikan buntal terdapat tetrodotoxin yang dinobatkan sebagai salah satu neurotoksin paling beracun nan berbahaya di dunia. Zat ini ikut serta dalam mekanisme pertahanan diri sang ikan buntal dan menjauhkannya dari pemangsa.

Advertisement

Ilmuwan yakin bahwa tetrodotoxin jauh lebih beracun dari sianida, mencapai kadar racun yang 1,200 kali lebih kuat dibandingkan sianida, bahkan racun yang terdapat dalam satu ikan buntal dinyatakan cukup untuk membunuh 30 orang sekaligus. Ditambah lagi, tidak ada penangkal atau obat bagi racun ini.

Orang yang mengonsumsi zat tersebut berpotensi kehilangan nyawanya dalam kurun waktu 25 menit hingga 24 jam. Dengan gejala yang akut, menelan tetrodotoxin dapat menyebabkan mati rasa pada lidah dan mulut sebagai akibat racun yang mengganggu keberlangsungan kerja neurotransmitter di dalam tubuh kita.

Diikuti dengan gejala pusing hingga lama-kelamaan anda akan memiliki kesulitan dalam bernapas dan tubuh anda akan dilumpuhkan oleh racun tersebut. Ingat bahwa anda akan tetap berada dalam kondisi SADAR saat menderita dari gejala-gejala tersebut sehingga masa tersebut akan menjadi masa ter-pahit dalam hidup anda.

Fugu tidaklah murah juga, satu ekornya biasanya dijual semahal 100 euro atau yang setara dengan 13,223 Yen (Rp. 1,676,367.00,-). Membelinya pun memerlukan anda sebuah lisensi.

Butuh Kualifikasi Tersendiri untuk Dapat Menyajikan Fugu

Fugu tidak boleh disajikan oleh sembarang koki. Dibutuhkan wewenang yang hanya dapat diperoleh jika koki dinyatakan lulus dan berkualifikasi untuk menyajikan fugu. Biasanya, koki dilatih selama 4 hingga 6 tahun demi mendalami ilmu penyajian fugu. Di luar itu, koki yang menyajikan fugu ini juga diancam nyawanya. Sebelum pembeli boleh memakan fugu yang telah disajikan, sang koki harus mencobanya terlebih dahulu, menjadikannya sebagai sebuah pengorbanan.

Jika koki yang menyajikan fugu sudah berpengalaman, koki diharapkan untuk dapat melakukan filleting tanpa mencemarkan daging ikan buntal dengan racun. Pasalnya, daging dari ikan buntal memang tidak beracun, bagian yang beracun pada ikan buntal terdapat pada kulit, mata, usus, ginjal, ovarium, dan yang paling banyak terdapat di liver.

Cara Koki Berpengalaman Menyajikan Fugu

Dalam menyajikan fugu, hal utama yang perlu diperhatikan adalah untuk membuang semua bagian tubuh fugu yang mengandung racun, seperti yang sudah disebutkan. Walau begitu, sebagai masyarakat awam, sebaiknya kita tidak mencoba menyajikan fugu di rumah dan menyerahkan tugas tersebut kepada koki yang sudah berpengalaman.

1. Pertama, potong bagian mulut dari fugu dan iris kulitnya. Koki harus memastikan bahwa kulit diiris secara hati-hati sehingga daging pada bagian otot tidak ter-kontaminasi oleh racun yang terdapat pada kulit.

2. Beberapa metode memerlukan koki untuk menyingkirkan jeli yang terdapat pada daging fugu menggunakan garam, tetapi metode ini tidak wajib untuk dilakukan.

3. Pada langkah kedua atau ketiga, koki biasanya memotong bagian mata dari kepala fugu meskipun langkah ini juga tidak diwajibkan.

4. Salah satu langkah paling penting dan berisiko adalah untuk mengeluarkan isi perut dari fugu menggunakan pisau. Koki diharapkan untuk berhati-hati dan memastikan bahwa liver dan ovarium tidak terpotong dan pecah agar racun tidak mengontaminasi daging fugu.

Jika liver ataupun ovarium pecah, maka dapat dipastikan bahwa koki telah gagal dan daging tidak dapat dikonsumsi. Ditambah lagi dengan kerugian 100 euro atas kegagalan memotong satu ekor fugu.

5. Jika isi perut berhasil dikeluarkan dan daging tidak terkontaminasi, maka langkah selanjutnya merupakan filleting, atau melepaskan tulang dari daging fugu. Filleting memang langkah utama dalam menyajikan sushi pada umumnya.

6. Kepala dari fugu dapat diiris menjadi menjadi dua atau tiga dan direbus. Dengan itu, koki dapat membuat sup kepala fugu.

7. Fugu biasanya diiris tipis-tipis.

Cara Aman agar Dapat Mencoba Fugu

Nah, walaupun anda sekarang sudah tahu risiko mengonsumsi fugu, ternyata ada juga fugu yang lebih aman untuk dikonsumsi. Sebagai alternatif, jika anda memang ingin mencoba kelezatan ini dan bukanlah pengambil resiko, maka anda dapat mencoba fugu yang memang dibudidayakan di peternakan yang menjanjikan bahwa fugu tersebut tidak beracun.

Selain itu, fugu seharusnya sudah lebih aman untuk dikonsumsi sekarang ketimbang 50 tahun yang lalu. Sebab pada saat itu, masih banyak koki yang masih pada tahap belajar dan minimnya pengetahuan sehingga per-tahunnya dapat membunuh 100 konsumen. Sekarang, fugu setidaknya hanya merenggut 3 nyawa per-tahunnya, itupun fugu yang disajikan oleh koki tanpa lisensi (koki yang berlisensi biasanya memajang sertifikat atau tanda bukti otoritasnya dalam menyajikan fugu).

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE