Salahkah Menjadi Berbeda, Menatap Segala Sesuatu dengan Cara yang Tak Sama

Aku berusaha menjadi diriku yang tak akan terikat pada orang lain yang tak tahu apa-apa

Aku berbeda?

Advertisement

Salahkah jika kita menjadi orang yang berbeda, menatap segala sesuatu dengan cara yang tak sama. Salahkah jika kita melihat sesuatu dari sudut pandang kita?

Dunia adalah tempat di mana rasa toleransi dan intoleransi tumbuh. Kita dididik dengan budaya yang selalu mengedepankan asas kekeluargaan. Meski pada kenyataannya tidak semua orang memiliki sikap dan sifat untuk selalu hidup berdampingan dengan orang lain.

Mungkin salah satunya aku yang lebih suka hidup menyendiri, bukan berarti tak berbicara dengan orang lain, hanya saja teramat jengkel ketika harus berbicara dengan banyak orang. Teramat risih jika harus bergumul dengan banyak manusia, ada rasa kesal dan jengkel saat di posisi itu, di mana mau tidak mau kita dituntut untuk bertatap muka dengan banyak orang.

Advertisement

Ada rasa jengah saat kita merasa seperti di dnia terasing, semua orang menatap menghina, seolah kita tak ada harga, ada rasa sedih saat titik-titik kecil itu tiba-tiba menyebar menjadi besar, menyinggung perasaan yang ada di hati.

Salahkah jika aku memilih untuk berbeda, menilai sesuatu dari sudut pandangku, menutup diri dari orang-orang yang terlalu usil dengan kehidupan orang lain, merasa hidupnya paling baik, paling sempurna, paling bijak, padahal nyatanya sama saja, hanya sedikit berbalut kebaikan padahal isinya ah tak baik berpikir sepicik itu.

Advertisement

Salahkan jika kita memilih menatap sesuatu dari balik layar, bukan aku tak suka berbicara hanya saja terkadang ada rasa yang berbeda saat kita menatap sesuatu dari balik layar, maka kita akan mampu memahami banyak hal, karakter seseorang, sifat, dan pola pikirnya.

Tak bijak jika kita hanya berbicara empat mata lalu menilai langsung sifat orang itu seperti apa. Semua orang punya pemahaman akan sesuatu, ada pemahaman yang terbaik akan sesuatu ada juga pemahaman terburuk, skenario paling jelek yang dipikirkan.

Kadang ada rasa sakit hati saat orang lain mengatakan sesuatu yang menyinggung perasaan, tanpa dia paham bahwa kitalah yang menjalani. Anda tak tahu apapun tentang diri saya. ANDA DI LAYAR DAN FILM YANG BERBEDA DENGAN SAYA…

Ada rasa kecewa sekali lagi, saat hati kita yang ingin melunak tiba-tiba dibanting keluar. Berdiri di sebuah batas tembok besar. Pembatas tak terlihat yang begitu menyinggung perasaan, sakit pasti kecewa tentu sedih iya, marah normal. Tapi kita bisa apa?

Saat kita tahu hanya kita yang paham akan drama ini, orang lain hanya melihat bungkus tanpa isi, menilai dari kacamata satu tanpa melihat dari sudut kacamata orang lain. Picik?

Ya skenario terburuk, kita diabaikan? Bagiku bukan hal yang menakutkan, aku terbiasa hidup dibalik layar, menjadikan diri sebagai bayangan, pion yang akan menghilang disaat terbaik.

Salahkah jika sekali lagi aku bertanya? Salahkah jika kita berbeda.

Aku tak akan mengatakan bahwa aku spesial, itu terlalu klise. Kita sama-sama punya dua mata, satu hidung dua telinga, makhluk yang sempurna. Tapi pemahaman terbaik layak untuk muncul ditempat terbaiknya. Layak ada di tempat paling mulia, layak kita pahami dan selami saat kita paham betul akan kisah yang sebenarnya.

Sekali lagi aku akan katakan, salahkah jika aku berbeda? Aku akan menjawab tidak, dan tak salah. Seseorang yang bijak tak akan melihat sesuatu yang terbungkus rapi saja, tapi melihat dalam sedalam-dalamnya hingga paham akan manfaat dari apa yang dibalut itu. Tak menatap sesuatu dengan sinis, selalu melihat bagian terbaik dari diri kita.

Pahami dirimu, cintai dirimu, maka akan kau temukan permata tersembunyi dari dalam wajah yang nampak biasa.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

menuju bahagia baru

CLOSE