Singkong sebagai Pengganti Makanan Pokok di Indonesia

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki lahan subur untuk bercocok tanam dengan berbagai sumber daya alam melimpah, terutama padi yang nantinya diolah menjadi beras dan dijadikan sebagai makanan pokok masyarakat Indonesia. Seharusnya kebutuhan akan beras di Indonesia terjamin sehingga tidak akan mengalami krisis beras.

Tetapi dari tahun ke tahun kebutuhan beras di Indonesia semakin meningkat karena pertumbuhan penduduk Indonesia yang semakin meningkat pula, sehingga produksi beras dari petani lokal tidak dapat memenuhi kebutuhan pangan di Indonesia. Meningkatnya penduduk di Indonesia ini juga mengakibatkan lahan kosong maupun lahan pertanian di jadikan bangunan-bangunan sehingga berkurangnya lahan untuk bercocok tanam.

Akibatnya penduduk Indonesia mengalami kelangkaan beras yang mengakibatkan sebagian masyarakat mengalami kelaparan. Ketika produktifitas pangan terutama padi ini menurun, maka akan berimbas pula pada persoalan sosial, ekonomi, dan politik yang berkembang pada masyarakat. Dalam mengatasi masalah kelangkaan beras, pemerintah mengambil solusi dengan cara mengimpor beras dari negara lain, seperti Vietnam, Thailand, Cina, India dan Pakistan.

Penyebab lain tidak tersedianya beras di tingkat keluarga juga diakibatkan karena meningkatnya harga beras sehingga untuk keluarga yang memiliki strata sosial menengah ke bawah akan kesulitan untuk membeli beras dan mencukupi kebutuhannya sehingga akan sangat berisiko mengalami penyakit kekurang gizi seperti busung lapar. Kebijakan pemerintah untuk mengimpor beras sebagai salah satu cara mengatasi krisis pangan dirasa merugikan bagi Indonesia yang mengakibatkan Indonesia mengalami ketergantungan dengan negara lain.

Solusi untuk mengatasi kelangkaan beras sebaiknya menggunakan sumber makanan pokok lain seperti singkong. Karena pemanfaatan singkong di Indonesia saat ini belum maksimal padahal singkong merupakan salah satu sumber pangan yang murah dan mudah didapatkan. Singkong dapat dibuat menjadi beras dari tepung-tepung lokal khususnya mocaf. Beras mocaf tersebut diproses dengan teknologi yang mudah dan murah, sehingga dapat di produksi dengan peralatan yang bisa dibuat oleh masyarakat Indonesia. Untuk proses memasaknya pun sama seperti cara memasak beras padi.

Beras mocaf dapat dikonsumsi oleh semua kalangan, baik untuk anak rawan gizi, ibu hamil, penderita diabetes dan sebagainya. Berdasarkan hasil analisis, menunjukkan bahwa beras mocaf ini baik dengan didasari pada pertimbangan kandungan gizi dan segi ekonomis terkait harga.

Oleh karena itu untuk menjaga ketahanan pangan dan mencegah kekurangan kebutuhan makanan pokok di Indonesia, diperlukan adanya pengganti lain seperti singkong yang dapat dengan mudah ditemukan dan memiliki harga yang lebih terjangkau oleh masyarakat Indonesia secara keseluruhan, sehingga pemerintah tidak perlu melakukan impor beras ke luar negeri.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis