#SurabayaGakWedi Sebuah Ironi dari Anak Rantau di Surabaya; Kami Khawatir, Kami Bingung!

Di tengah bencana bangsa ini, kami hanya berharap akan ada secercah harapan, agar semua damai kembali :)


"Nak, kamu gimana di sana? Hati-hati, ibu sama bapak khawatir!"


Kata-kata itu kini sering didengar bagi anak-anak rantau di Surabaya. Surabaya memang tidak semenarik ibukota Jakarta. Tapi bagi anak-anak dari desa macam saya, Surabaya menjadi tempat menimba ilmu sekaligus tempat menemukan hal baru yang mungkin tidak akan saya dapat ketika saya di desa. Terhitung hampir 4 tahun saya ada di kota tersebut, meskipun setiap weekend saya selalu pulang ke desa. Selama saya berada disana saya melihat bahwa Surabaya adalah kota yang damai, meski tidak memungkiri terdapat perbedaan disana-sini tetapi gesekan antar masyarakat hampir tidak saya temukan.

Beberapa waktu lalu saya mendapat berita bahwa di Surabaya terdapat bom yang meledak. Ini mengejutkan, terutama saya yang menjadi anak rantau dan tinggal disana hampir 4 tahun lamanya. Bahkan ketika daerah lain ramai dengan ancaman bom ketika awal saya masuk kuliah, Surabaya tetap aman.

Pada saat terjadi aksi pengeboman, saya memang sedang ada dirumah. Tapi beberapa teman saya berada di Surabaya. Mereka mengatakan kepada saya bahwa semua keluarganya menelpon meski ia jauh dari lokasi pengeboman. Ini menyulitkan baginya karena saat itu teman saya harus fokus untuk mengerjakan skripsinya. Lihat betapa efek bom bisa membuat anak-anak kuliah tidak bisa mengerjakan tugas dan skripsinya. Lain halnya dengan teman saya yang lain. Kami dari jurusan sejarah harus mencari sumber penelitian di tempat-tempat penyimpanan arsip. Tapi ketika terjadi pengeboman, banyak jalan yang ditutup sehingga membuat kami tidak bisa mencari sumber penelitian.


Apa akibatnya? Skripsi kami harus tertunda yang kemudian menunda sidang kami, menunda yudisium kami, menunda wisuda dan menunda membahagiakan orang tua kami ketika melihat kami memakai toga. Saya sendiri juga mengalami kesulitan itu.


Ibu saya tidak memperbolehkan saya pergi ke Surabaya padahal saya harus mengurus akademik saya. Beliau begitu khawatir jika saya menjadi korban pengeboman, terlebih saya adalah anak tunggal. Padahal lokasi pengeboman agak jauh dari indekos saya. Efek pengeboman tidak hanya terjadi ketika itu saja, tapi membawa dampak yang meluas.


Status Whatssapp teman-teman saya yang sedang di Surabaya mengatakan jika mereka ingin pulang.


Mereka merasa terbelenggu karena kondisi Surabaya saat ini. Itu hanya secuil kisah dari kami anak rantau yang tidak hanya berjuang untuk menimba ilmu tapi juga mengahdapi ketakutan teror bom tersebut.


Saya pribadi mengucapkan turut berbela sungkawa atas meninggalnya para korban pengeboman.


Semoga Surabaya tetap kuat menghadapi para teroris dan segera menjadi damai kembali. Indonesia unik karena perbedaannya. Hargai dan cintai negeri ini karena negeri ini dibangun dengan mengorbankan darah para pejuang dan dengan segala perbedannya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis
Afi

Newbie.