Surat Cinta untuk Calon Anak Perempuanku Kelak

Hei, Nak.. Untuk kedua kalinya aku menyapamu lewat sebuah surat yang aku tuliskan. Apa kabarmu di atas langit sana sayang? Bunda tahu kabarmu pasti baik. Anakku sayang.. Bunda harap ketika nanti kamu dapat menemukan surat yang Bunda tuliskan ini- kamu tak tertawa geli, merasa malu atau apalah itu. Sebab lewat tulisan ini Bunda hanya berusaha menyapamu, memberi sedikit kesan dan pesan pada calon gadis kecil Bunda nanti.

Advertisement

Nak.. Kamu tahu? Setiap hari rasanya Bunda merasa miris, miris melihat kelakuan anak zaman sekarang. Dengan semua yang telah Bunda lihat, dengar, juga saksikan sendiri banyak sekali anak-anak zaman sekarang yang tak dapat membatasi pergaulannya. Maka dari semua itu Bunda bertekad akan mendidik kamu dengan didikan yang mungkin sedikit keras nantinya, bukan karena Bunda tak menyayangimu. T

api justru sebaliknya nak, karena Bunda sungguh menyayangimu. Saat nanti teman-temanmu memiliki telfon pintar yang canggih tak terkira, juga laptop atau benda elektronik lainnya dan bebas memainkan sesuka hati mereka. Maka Bunda tak akan berikan itu padamu, meski nanti kamu merengek, juga menangis pada Bunda. Bukan karena Bunda tak mampu memberikan itu padamu, tapi karena Bunda tidak mau benda-benda elektronik itu merebut waktumu bersama Bunda. Bunda akan habiskan waktu kau kecil untuk bermain, juga belajar bersama Bunda.

Karena Bunda sendiri yang akan mengenalkanmu pada dunia, Bunda akan menemanimu setiap saat. Bunda akan tularkan, juga ajarkan hal-hal yang berguna untukmu nanti di masa depan. Gadis kecilku, kamu permata hati Bunda. Maka, akan Bunda jaga kamu dengan sebaik mungkin. Mungkin nanti kamu akan jengah dengan semua peraturan yang Bunda beri, dengan segala keposesifan Bunda nanti. Tapi nanti juga ada kalanya kamu mengerti, mengerti mengapa Bunda begitu membatasi dirimu. Bunda tidak akan mendidikmu, seperti Kakek dan Nenekmu mendidik Bunda. Akan Bunda didik putri kecil Bunda dengan cara Bunda sendiri, karena zamanmu dan zaman Bunda berbeda, masa yang akan kamu hadapi akan jauh lebih kejam dari masa yang Bunda hadapi.

Advertisement

Kalau dulu Kakek dan Nenekmu selalu menuruti semua pinta Bunda, memberikan apa yang Bunda minta. Maka tidak akan Bunda lakukan itu padamu, Bunda tidak akan berikan semua yang kamu minta. Bukan karena Bunda pelit, atau tak sayang padamu. Tapi karena Bunda tidak mau kamu tumbuh menjadi anak egois, yang mengangap semua yang dia mau harus dia dapatkan.

Nak, Bunda terlahir ditengah keluarga yang berkecukupan. Semua yang Bunda mau, pasti Bunda dapatkan dengan mudah. Bunda tidak terbiasa menerima penolakkan, maka akhirnya Bunda tumbuh jadi gadis egois ketika remaja. Dan Bunda tidak mau kamu seperti Bunda, maka akan Bunda ajarkan arti sebuah perjuangan padamu. Akan Bunda kenalkan padamu dunia dari sisi yang berbeda, akan Bunda kenalkan padamu bahwa nantinya semua anak tidak seberuntung dirimu. Bunda juga akan tekankan pada dirimu arti penting sebuah pendidikan, apapun itu akan Bunda usahakan kamu meraih pendidikan setinggi mungkin.

Advertisement

Bunda tahu rasanya dipaksa memilih jurusan kuliah sesuai keinginan orang tua, maka tidak akan Bunda lakukan itu padamu. Bunda akan biarkan kamu mengambil prodi sesuai keinginanmu nanti, apapun itu akan Bunda serahkan padamu. Bunda mohon bersabarlah, biarkan Bunda menyiapkan segala sesuatunya dengan baik. Bunda tidak ingin kamu hadir dengan cara yang salah, Bunda ingin kamu hadir dengan cara yang suci lagi benar. Kala Bunda dan Ayahmu nanti telah terikat tali suci pernikahan, kala kami telah memiliki semua untuk menyambut kehadiranmu.

Maka, bersabarlah sayang. Izinkan Ayah, dan Bunda menyiapkan semua dengan baik dulu. Setelah semua telah Ayah, dan Bunda dapatkan maka kami janji akan dengan segera menjemputmu. Nak.. Bunda menyayangimu, sungguh amat sangat sayang. Maka Bunda akan menyiapkan segala sesuatunya dengan baik, saat ini calon Ayah dan Bundamu ini telah di sibukkan dengan urusan pendidikan kami Nak.

Kami berjuang demi masa depan kami, dan pastinya agar kami bisa segera menjemputmu dari atas langit sana. Bersabarlah anakku, Bunda menyayangimu. Kecup sayang dari (calon) Bundamu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Freelance Writer • Blogger • Penjelajah • Mahasiswi • Faculty Of Law // Biasa di panggil Lisa atau Ica, suka sebel kalau di panggil Risa atau Nisa. Gadis biasa perpaduan Jawa-Sulawesi. Gadis biasa dengan segudang mimpi tak biasa. // #SukaBacaDoyanNulis #SukaJajanDoyanMakan #SukaJalanDoyanMinggat // Email: lisaevasartika30@gmail.com (Office) // KataLisa ? (1) https://galerikatalisa.wordpress.com (2) https://goresanpenalisa.wordpress.com (3) Wattpad: @Klisaevasarttika (Alana, Now Showing.)

CLOSE