Talking to Our Parents

How do you start a conversation with your parents? Do you need to be submissive or do you just explode right in front of them?

Masa remaja selalu saja penuh dengan berbagai macam cerita. Mulai dari rasa senang, sedih, hingga kecewa. Pokoknya komplit deh. Maka dari itu, teenage years will always be remembered.

Advertisement

Sayangnya, masa remaja juga biasanya membuat hubungan kita dengan orangtua semakin renggang. Seiring berjalannya waktu, kita mulai menyembunyikan informasi–informasi penting dari orangtua. Awalnya sih cuma pengen nyembunyiin nilai ulangan, lama–kelamaan kita jadi jarang sharing sama orangtua dan lebih memilih teman sebaya untuk dijadikan teman cerita.

Meskipun begitu, sebagian dari diri kita masih menginginkan bantuan dan nasehat dari orangtua. Selain itu, kita juga masih memerlukan dukungan mereka. But talking to our parents can be intimidating, apalagi ketika kita ingin cerita tentang hal–hal tertentu; gebetan di sekolah, contohnya.

Tenang, di bawah ini ada beberapa tips agar kita bisa lebih ‘terbuka’ terhadap orang tua.

Advertisement
  • Be honest

Apabila kita jujur maka orangtua akan lebih mudah percaya dengan apa yang kita katakan. Sebaliknya, apabila kita sering berbohong atau menyembunyikan sesuatu, orangtua akan susah mempercayai apa yang kita ceritakan ke mereka. We don’t want to lose their trust, do we?

Advertisement
  • Talk about everyday stuff and make it a routine

Dengan sering ngobrol maka secara otomatis kita akan terbiasa untuk sharing. Mulai dari hal–hal kecil dulu aja, girls. Kita bisa cerita tentang apa yang kita lakukan di sekolah. Small talk seperti ini penting agar kita merasa nyaman orangtua. Apabila kita sudah nyaman, maka akan lebih mudah untuk bercerita tentang masalah yang sedang kita hadapi.

  • Be clear and direct about what do you want

Sebagai remaja, terkadang kita hanya ingin bercerita tanpa dikomentari. Tapi di lain waktu, kita juga memerlukan saran dari orang lain. Sebelum memulai percakapan, pastikan dulu orangtua memahami keinginan kita.

"Ma, aku lagi butuh temen cerita nih. Tapi Mama harus janji buat gak komentar sebelum aku selesai cerita."

"Pa, bisa bicara berdua gak? Aku butuh nasehat tentang sesuatu."

Satu hal yang perlu diingat adalah walau bagaimanapun juga, mereka tetap orangtua kita. Jadi, usahakan bicara dengan nada lembut ya.

  • Try to understand their point of view

Orangtua tidak akan selalu memandang sesuatu dengan sudut pandang yang sama dengan kita. Cobalah untuk mengerti dan tidak memaksakan kehendak. Telling them that we understand their point of view may make them be willing to see ours.

Penelitian membuktikan bahwa hubungan yang baik dengan orangtua dapat mengurangi resiko depresi pada remaja. Make it known that you still need their support. Yuk, mulai bersikap terbuka dengan orangtua. Jangan sampai kita ngobrol sama orangtua kalo ada maunya aja, ya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

An avid reader and a storyteller through words. A world traveler through books. A survivor. I am here, still breathing and alive, two important things I'm most grateful of.

CLOSE