Review Singkat Film Arrival (2017); Permainan Ruang dan Waktu yang Menakjubkan. Kudu Nonton!

"Permainan ruang dan waktu yang luar biasa, dan Arrival bukan film yang mewakili imajinasi kita tentang Sci War"

Arrival 2017

Sutradara : Denis Villeneuve

Produser : Shawn Levy

Dan Levine

Aaron Ryder

David Linde

Skenario : Eric Heisserer

Adaptasi cerita : "Story of Your Life"

oleh Ted Chiang

Pemain : Amy Adams

Jeremy Renner

Forest Whitaker

Michael Stuhlbarg

Tzi Ma

Musik : Jóhann Jóhannsson

Sinematografi : Bradford Young

Editor : Joe Walker

Distributor : Paramount Pictures

Rilis : 2017 (Indonesia)

Lama film : 116 minutes

Negara : Amerika Serikat

1. Sinopsis

Ketika pesawat ruang angkasa misterius turun di seluruh tempat di dunia, tim elit yang dipimpin oleh Kolonel Weber (Forest Whitaker) mengajak ahli bahasa Louise Bank (Amy Adams) dan ahli fisika Ian Donnelly (Jeremy Renner) untuk bersama-sama menyelidiki. Umat manusia di ambang perang global. Louise Bank melawan waktu untuk mencari jawaban dan untuk menemukan tujuan pesawat ruang angkasa misterius itu, yang mungkin mengambil kesempatan untuk bisa mengancam hidupnya, dan sangat mungkin umat manusia di dunia.

2. Intermezzo & Soft Review

Ketika di tahun 2013 saya melihat film Prisoners dan merekomendasikannya ke seorang teman, saya mengebu-gebu bilang film ini bagus. Setelah keesokan harinya, saya minta pendapat teman saya tersebut, segera dia menanyakan tingkat kewarasan saya. Denis Villeneuve yang jadi sutradara film Prisoners juga menjadi sutradara film yang akan saya ulas kali ini, Arrival.

Ketika melihat film Prisoners, saya tertarik melihat film itu karena ada Hugh Jackman. Film itu memang film yang butuh konsentrasi untuk berpikir, di samping memang membuat sakit kepala. Tapi jujur, yang paling saya ingat adalah akting Paul Dano. Lho kok jadi bahas Prisoners. Arrival, film yang membuat saya datang ke bioskop karena 2 alasan, karena ada Amy Adams dan Jeremy Tety, eh Jeremy Renner, serta alasan Denis Villeneuve itu sendiri.

Arrival datang dengan konsep sci-fi berkonsep invasi alien, di Indonesia konsep seperti itu menjamin ketertarikan penonton Indonesia untuk datang menonton. Dalam fantasi kita setelah melihat trailernya dan sinopsisnya, kita pasti berfantasi akan alien datang dengan tujuan jahat. Manusia menjadi pahlawan mempertahankan bumi, terjadi perang yang dahsyat, tapi karena film ini dibuat manusia bukan oleh alien, film ini akan dimenangkan umat manusia. Sayangnya, Arrival tidak menyuguhkan hal seperti itu. Mungkin di kepala Denis Villeneuve tahu penonton akan berpikir seperti itu, dan dia menyiapkan muslihat yang cerdas untuk menutupinya.

Arrival menawarkan sebuah pertanyaan retoris tentang datangnya makhluk ekstrateritorial di bumi, tujuan mereka apa? Menginvasi bumi atau menolong umat manusia? Louise Bank dipanggil untuk menjawab pertanyaan itu, ketika 12 pesawat luar angkasa tidak dikenal mendarat di 12 tempat berbeda di bumi. Kolonel Weber yang diperankan Forest Whitaker tampil gegas dan tegas.

Terakhir kali melihat Forest Whitaker di The Last Stand dan Taken 3 membuat yakin dia kolonel yang "pas". Louise Bank didampingi oleh ahli fisika Ian Donnelly yang diperankan Jeremy Renner. Mereka berdua bertugas menjadi penghubung antara umat manusia dan penghuni UFO itu. Awal cerita, kita akan disuguhkan shot-shot artistik tentang hubungan Louise Bank dan anaknya, serta tempat UFO mendarat yang dikelilingi kabut berjalan. Saya akan bersemangat dan membayangkan pertempuran seperti apa yang akan datang ketika para tentara membangun kamp di sekitar UFO itu mendarat.

Ternyata salah, cerita ditekankan tentang usaha Louise dan Ian untuk mengetahui tujuan para alien yang mereka sebut heptapods. Alien di film ini berbentuk seperti gurita dan mereka berbicara dengan menembakkan cairan tinta dari tentakelnya dan membentuk lingkaran yang berbeda-beda. Di setiap usaha dari Louise selalu terselip bayangan anaknya yang telah tiada dan itu semua tipuan dari Denis Villeneuve. Film ini akan sedikit membosankan di pertengahan cerita, tapi Denis Villeneuve cerdas, dia mampu menjaga ritme agar penonton tetap fokus. Selain musik-musiknya yang tiba-tiba teralun keras, serta konfik yang seperti sengaja dibuat seperti konflik beberapa tentara yang terhasut pembicara di sebuah televisi dan menaruh bom di dalam UFO, jujur setelah konflik itu berharap hetapods marah dan membalas dengan perang. Eh tertipu lagi. Shot-shot sinematisnya luar biasa kalau menurut saya. Akting dari Amy Adams membuat kita terbawa dengan jalan cerita film ini. Film ini terus berjalan dengan terus memompa rasa ingin tahu kita dan berujung dengan ending yang tak terpikirkan khas sekali Denis Villeneuve, cerdas.

3. Review (Spoiler)

Setelah ini, saya akan membeberkan ulasan secara mendalam tentang film ini. Mohon yang belum menonton film ini jangan melanjutkan membaca, karena di samping tidak akan seru bila kalian membaca ini lalu menontonya, juga karena kita harus menghargai sebuah karya.

Spoiler Arrival Warning

Seorang ahli bahasa, Louise Bank terlihat jemu dengan hidupnya. Sebelumnya ditampilkan tentang anaknya yang meninggal dunia di karenakan sakit (mungkin kanker, dengan ditampilkan rambutnya berkurang). Shot-shot yang di tampilkan sungguh ciamik, hubungan antara ibu dan anak yang sangat bahagia juga sangat menyedihkan ditampilkan sangat art.

Louise Bank adalah seorang ahli bahasa dan menjadi tenaga pengajar di sebuah universitas. Saat dia tengah mengajar, handphone salah satu muridnya berbunyi. Murid itu minta maaf dan pelajaran dilanjutkan, tapi hanphone murid yang lain berbunyi kembali dan terus menerus secara paralel, yang membuat Louise Bank agak marah. Lalu, salah satu muridnya menyuruh Louise melihat berita di televisi. Dalam berita yang hanya berwujud suara seorang pembaca berita, telah mendarat pesawat misterius di Amerika. Wajah murid-murid itu tegang, tapi kita tidak ditunjukkan gambar di televisi itu, sangat khas Denis Villeneuve.

Alarm bahaya di universitas berbunyi dan Louise Bank membubarkan kelasnya. Louise Bank seakan tidak peduli dan tetap mengajar keesokan harinya, dan tentu saja kelas kosong. Saat dia melihat berita di laptop, ternyata pesawat itu tidak hanya mendarat di Amerika tapi di 11 tempat lainnya.

Koloner Webber menemui Louise dan menunjukkan suara dari 2 alien dan menanyakan kepada Louise yang seorang ahli bahasa untuk menerjemahkannya. Louise berpendapat, dia tidak bisa menerjemahkan karena harus berinteraksi secara langsung dengan alien itu. Tentu saja Koloner Webber menolak karena ini bersifat sangat rahasia. Keesokan harinya, di tengah tidurnya, Louise dijemput juga oleh Kolonel Webber. Di perjalanan menuju kamp militer, Louise diperkenalkan dengan seorang ahli Fisika, Ian Donnelly.

Awalnya, umat manusia tidak punya kemajuan apapun selain suara 2 alien yang juga tidak bisa dimengerti. Tapi Louise Bank punya ide dan keberanian, dia berusaha menyamakan bahasa antara manusia dan alien. Dia menulis kata "Human" dan secara mengejutkan, alien itu merespon dengan bahasa mereka sendiri dengan cara menyemprotkan tinta yang membentuk sebuah simbol. Sebuah kemajuan yang luar biasa, tapi membuat umat manusia semakin bingung.

Louise dan Ian dengan sabar melatih para alien itu dan bahkan menamai mereka Abbot dan Castello. Sampai suatu waktu, setelah manusia mulai memahami bahasa alien itu, Louise menanyakan sebuah pertanyaan yang mewakili seluruh umat manusia. Apa tujuan mereka di sini? Dan Hetapods (sebutan manusia untuk alien ini), memberikan jawaban "tawarkan senjata". Seluruh dunia menjadi kalang kabut seakan menerjemahkan kata itu sebagai kata "perang".

China dan Rusia memutuskan hubungan komunikasi dengan seluruh dunia dan telah menyiapkan armada pasukannya untuk berperang. Tapi Louise punya rencana lain, dia dan Ian berusaha bertanya kembali kepada Hetapods. Pada saat Louise dan Ian menaiki UFO, ada segerombolan tentara yang terpengaruh hasutan orang di televisi, berusaha meledakkan UFO itu. Di sini adalah saat di mana kebosanan menghampiri penonton, saya pikir konflik ini diciptakan untuk menarik perhatian kembali penonton yang seakan mengharapkan Hetapods marah dan terjadi perang dengan manusia, dan ternyata tidak.

UFO yang tadi melayang tegak, sekarang menjadi melayang agak tinggi, entah apa maksudnya. Jenderal Shang yang memimpin China menyiapkan armada untuk menyerang Hetapods termasuk Rusia dan negara lain. Di Amerika, Louise bersikeras bahwa Hetapods ingin agar umat manusia bersatu. Kolonel Webber dan para pengambil keputusan tetap ingin Amerika menyerang Hetapods dan akan segera diperintahkan evakuasi.

Louise yang sudah putus asa dan terus dibayangi memori tentang anaknya, entah dengan cara bagaimana bisa memanggil sebuah UFO kecil bagian dari Hetapods dan terbang masuk ke bagian induk pesawat Hetapods, dan jawaban dari film ini pun mulai terkuak. Louise bertemu dengan Abbot dan bertanya tentang maksud "tawarkan senjata". Ternyata Hetapods ingin menolong umat manusia, dan tawarkan senjata adalah menawakan senjata tentang ruang dan waktu. Abbot pun bilang, "Sekarang umat manusia membutuhkan kami, tapi 3.000 tahun yang akan datang, Hetapods yang akan membutuhkan manusia".

Louise semakin bingung, tidak ada makhluk hidup yang tahu tentang masa depan, dan Abbot pun bilang, "Louise bisa". Dan ternyata, anak yang selama ini dikisahkan agar penonton menganggap itu masa lalu Louise, dia dulu punya anak dan meninggal, ternyata itu adalah pandangan masa depan Louise. Ian yang berusaha memecahkan simbol terakhir yang di berikan Hetapods bisa memecahkan simbol itu, yang ternyata berhubungan dengan ruang dan waktu.

Ok, Interstellar membuat alam (dan manusia masa depan) yang memberikan jawaban soal masalah ruang dan waktu, dan Arrival memberikan tugas itu kepada Hetapods. Permainan ruang dan waktu yang luar biasa, dan Arrival bukan film yang mewakili imajinasi kita tentang Sci-fi War, lebih ke Sci-fi Drama. Back to storry, semua waktu sudah habis, dunia di ambang perang. China sudah bersiap berperang, Amerika juga demikian. Kolonel Wenner memerintahkan evakuasi warga sipil dari kamp militer, termasuk Louise, tapi sebagai pahlawan dia tidak boleh hilang dari layar dulu (yang mengharapkan perang akan dimulai kecewa lagi).

Louise yang tahu dia bisa melihat masa depan, berusaha mengoneksikan pikirannya. Dia melihat masa depan, ketika dunia kembali damai. Jenderal Shang yang datang khusus dari China untuk menemui Louise, dia yang tidak tahu mengapa kemudian bertanya tentang maksud Jenderal Shang. Jenderal Shang berkata, kalau Louise tidak meneleponnya di saat terakhir, dunia akan berperang. Louise yang merasa tidak tahu nomor telepon Jenderal Shang, ragu. Louise yang ada di waktu yang sekarang, kemudian mencari telepon satelit. Ketika mendapatkan telepon satelit dia kembali ke pandangan masa depannya dan bertanya nomor telepon Jenderal Shang.

Para militer yang ada di kamp mendeteksi ada panggilan telepon satelit ke China. Para tentara pun disebar untuk mencari sinyal telepon satelit itu. Di pandangan masa depan Louise, Jenderal Shang bercerita tentang yang dibicarakan Louise di telepon telah mengubah niatnya. Louise bertanya kepada Jenderal Shang apa yang telah dia katakan, "Itu adalah kata-kata terakhir istri saya sebelum dia meninggal".

Para tentara telah menemukan lokasi telepon satelit itu, dan menemukan Louise di sebuah ruangan yang terkunci. Para tentara memerintahkan Louise menaruh telepon itu. Ketika tersambung, dia mengatakan kata-kata yang Jenderal Shang ucapkan kepada Louise di masa depan. Ian pun datang menolong Louise dan ketika Louise selesai berbicara dalam bahasa China kepada Jenderal Shang, dia menaruh telepon satelit itu. Dunia pun damai. Ya, memang seperti itu endingnya, mempermainkan ruang dan waktu.

Dan bisa ditebak, Louise menikah dengan Ian. Jujur saya sudah mengetahui Louise akan menikah dengan Ian, saat Louise flashback yang ternyata itu vision (pandangan masa depan) tentang anaknya yang bertanya hubungan manusia yang saling menguntungkan. Hannah (anak Louise) tidak puas tentang jawaban Louise, ingin jawaban yang lebih ilmiah, dan Louise bilang, "Tanya pada ayahmu". Ketika tahu flashback itu merupakan pandangan masa depan, saya berpikir ayahnya pasti Ian yang ahli fisika.

Denis Villeneuve menyembunyikan ending dari film ini dengan memberi remah-remah jawaban yang ia sebar sepanjang film, tentu dia akan menahan sedikit demi sedikit seperti ciri khasnya.

Yang cerdas dari Denis Villeneuve, dia tahu penonton akan berpikir ini perang, seperti misal film seperti Independence Day. Dia tahu saat penonton bosan di sepertiga film, dia akan menampilkan musik yang bagus, shot-shot yang indah dan konflik sederhana yang dia ciptakan. Film ini bukan film bagi penikmat film perang alien yang jahat dan bukan tentang perang antar alien yang baik dan buruk yang dibantu manusia (Transformers), tapi ini adalah film alien yang mengedepankan perenungan tentang masa depan manusia itu sendiri dan sifat manusia di masa sekarang.

Pengulas adalah seorang pecinta film dalam negeri maupun luar negeri, tidak pernah bersekolah film tapi penikmat film berdosis tinggi, tapi jujur bukan orang gila. Pengulas hanya mengulas film dengan sejujur-jujurnya dan apa adanya berusaha berimbang dengan kelebihan dan kekurangan film itu sendiri.

Erisfika Bahrul Hikmah.

Sumber:

Wikipedia

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pemimpi yang akan terus bangun

32 Comments

  1. Severus Bastian berkata:

    Tenang aja gan.. anda tidak sendiri.. saya juga setipe dgn agan.. dan saya jg satu2ny dilingkungan saya yg merasa prisoners film yg sgt baik.. ^ ^

  2. Arista Agustin berkata:

    Saya cukup menikmati film ini,tidak melulu tentang superhero bersenjata.

  3. Bayu Alamsyah berkata:

    Review nya kurang bang hohoho :’ . Gajadi suka ama reviewnya, yang tadi nya sempet suka karna ada yang ngereview film ini.

  4. memang film yang beda 🙂

  5. thank’s buat kritik dan meluangkan waktu untuk membaca 🙂

  6. Severus Bastian berkata:

    Betul gan.. krn satu hal yg saya rasakan dgn kental yg ditawarkan dlm film prisoners yg tidak dimiliki dgn kuat dlm film lainnya adalah rasa “keputusasaan” hehehe..
    Saya yakin

  7. Severus Bastian yaps,jarang film yang menonjolkan sisi kekurangan manusia itu sendiri,dan paling membuat saya melonggo ya endingnya itu.