Kunjungan Kerja Presiden di NTT Ciptakan Kerumunan yang Abaikan Prokes, ini Tanggapan dr. Tirta

Kunjungan Jokowi ke NTT

Sebagai presiden Republik Indonesia, Joko Widodo tentu memiliki agenda ke berbagai daerah setiap harinya. Pada Selasa (23/2) Jokowi terlihat melakukan kunjungan kerja ke Nusa Tenggara Timur. Namun kunjungannya ke daerah tersebut menuai pro kontra. Seperti kunjungan-kunjungan sebelumnya, kehadiran Jokowi pasti dinanti oleh masyarakat setempat. Mereka ingin melihat secara langsung seperti apa sosok pemimpin mereka selama 5 tahun itu. Apalagi kedatangan sang presiden bisa saja menjadi pertama dan terakhir kalinya karena saking banyaknya daerah yang harus ia kunjungi.

Namun masa pandemi seperti ini tentu berbeda. Kerumunan harus dihindari demi mengurangi penyebaran Covid-19. Sebisa mungkin menjaga jarak dan memakai masker. Dan hal itulah yang tak terlihat pada kunjungan Jokowi kemarin.

Kunjungi Sumba Tengah dan Sikka, antusias masyarakat terlihat sangat tinggi. Mereka bahkan rela mengejar mobil dan mengerumuni sang presiden tak peduli cuaca sedang panas atau hujan

Dalam video amatir yang diunggah oleh warganet di berbagai platform media sosial seperti Twitter, Instagram, hingga TikTok, kehadiran Jokowi sangat dinantikan. Sejak dari bandara hingga di jalanan sekali pun masyarakat menunjukkan antusias mereka melihat secara langsung sang presiden. Bahkan ada yang sampai mengejar mobil yang ditumpangi presiden agar bisa bersalaman. Protokoler hingga TNI yang berjaga terlihat kewalahan menghalau kerumunan masyarakat.

Bahkan ketika Jokowi mengunjungi kawasan lumbung pangan di Sumba Tengah, masyarakat rela hujan-hujanan demi melihat presiden. Sayangnya, protokol kesehatan terlihat diabaikan. Kerumuman masyarakat yang sangat besar, dan sedikit yang memakai masker tentu membuat penyebaran Covid-19 berpotensi tinggi. Karena itulah, kunjungan presiden di NTT kemarin memancing pro kontra masyarakat.

Selama ini dianggap sebagai sosok yang sangat keras dalam mengingatkan penyebaran virus corona, dr. Tirta pun turut memberi tanggapan soal kerumunan masyarakat saat kunjungan kerja Jokowi. Menurutnya, sanksi kerumunan nggak relevan diterapkan dalam kasus ini

Banyaknya warganet yang bertanya bagaimana tanggapannya soal kerumunan tersebut membuat dr. Tirta turut memberikan pernyataan. Ia memaklumi bahwa sebagai simbol negara, kehadiran Jokowi pasti akan menimbulkan kerumunan meski masyarakat tak diundang. Ia juga telah melihat bagaimana protokoler dan presiden meminta masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan namun gagal karena kalah jumlah. Ia pun berharap kerumunan tersebut bisa menjadi refleksi bagi tim protokoler lebih berhati-hati mengatur agenda Jokowi saat ke lapangan. Dan karenanya, bagi dr. Tirta, sanksi kerumunan nggak relevan jika diterapkan dalam kasus ini.

Selain itu, kasus ini juga memperlihatkan fakta baru bahwa edukasi Covid-19 hanya dominan di Pulau Jawa. Sedangkan di luar itu, seolah-olah Covid nggak ditakuti. Semoga kita bisa konsisten menerapkan protokol kesehatan di mana pun berada dan agar pandemi ini lekas berlalu ya!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pemerhati Tanda-Tanda Sesederhana Titik Dua Tutup Kurung

Editor

Pemerhati Tanda-Tanda Sesederhana Titik Dua Tutup Kurung