Lawakan Komeng Dituding Lecehkan Perempuan, Picu Perdebatan Warganet

Bagi sebagian warganet, lawakan tersebut tak bisa diterima. Namun bagi yang lain terutama yang mengikuti Komeng sejak lama, itu adalah satire

Nama komedian Komeng sedang menjadi bahan perbincangan publik. Hingga saat ini namanya masih nangkring di deretan trending topic Twitter. Komedian yang memiliki nama asli H. Alfiansyah Bustami tersebut menjadi perbincangan publik lantaran materi lawakannya yang dinilai tak etis dan merendahkan perempuan saat sedang mengisi acara di salah satu stasiun TV swasta.

Advertisement

Perdebatan soal materi lawakan Komeng tersebut ramai dibahas oleh warganet di Twitter maupun di kolom komen kanal YouTube stasiun TV swasta tersebut. Meskipun banyak warganet yang menyayangkan lawakan Komeng tersebut, tetapi tak sedikit pula warganet yang membela Komeng dengan alasan bahwa materi lawakan Komeng tersebut merupakan komedi satire.

Materi lawakan Komeng yang diperdebatkan oleh warganet

Materi lawakan Komeng yang saat ini menjadi bahan perdebatan warganet tersebut dibawakannya saat ia memerankan seorang bapak-bapak dalam acara talkshow di salah satu stasiun TV. Dalam acara tersebut diceritakan bintang tamu perempuan yang terlibat berpura-pura pergi ke toilet, tetapi setelah itu Komeng mengatakan bahwa ia ingin menjaga anaknya, dan lebih baik seorang bapak yang mengintip anaknya dibandingkan orang lain yang mengintipnya.

Advertisement

“Saya mau jagain anak saya. Takut ada yang intip orang lain. Daripada orang lain intip, mending bapaknya yang intip,” kata Komeng.

Sontak ucapan Komeng tersebut menuai perdebatan di media sosial. Bagi sebagian warganet menganggap selama ini perempuan selalu dijadikan sebagai objek lelucon bagi para pria. Menurut mereka lawakan tersebut sangat tidak lucu dan tidak menghargai perempuan.

Dialog Komeng tersebut semakin viral usai akun Twitter @AREAJULID mengunggahnya. Alhasil, Komeng pun langsung dibanjiri beragam komentar pro kontra dari warganet.

Advertisement

Potret komentar warganet yang membela dan menyebut lawakan Komeng adalah komedi satire

Komentar warganet yang membela Komeng | Credit: YouTube SCTV

Meskipun banyak warganet yang mengomentari bahkan memberikan komentar pedas pada materi lawakan Komeng tersebut. Namun, tak sedikit pula warganet yang membela dan menjelaskan bahwa dialog Komeng tersebut adalah komedi satire. Mereka mengaku sudah lama mengikuti komedi Komeng tersebut dan tak mungkin rasanya jika seorang Komeng merendahkan bahkan melecehkan perempuan.

Adapun pengertian satire sendiri merupakan gaya bahasa sindiran yang diungkapkan dengan komedi atau dengan ditertawakan. Menurut sejumlah warganet, dialog Komeng tersebut justru sesuai dengan keadaan di masyarakat Indonesia saat ini, yang mana tengah terjadi isu pemerkosaan yang bahkan dilakukan oleh ayah kandung si korban itu sendiri.

“Satire adalah gaya bahasa untuk menyatakan terhadap suatu keadaan atau merujuk kepada seseorang, satire biasanya ditampilkan dalam bentuk ironi, parodi dan sarkasme. Satire biasanya mengandung berbentuk penolakan dan mengandung kritikan. Anda sering liat berita nggak, sekarang ini (isu) tentang perkaosan (re: pemerkosaan) yang pelakunya dari keluarga terdekat sendiri?” komentar seorang warganet.

“Keknya (re: kayaknya) ini cuma satire deh ‘biar bapaknya yang ngintip’ bukan saya, dan kata sebelumnya juga ‘saya mau jagain anak saya'” tulis warganet lain.

Bahkan, warganet yang membela lawakan Komeng tersebut juga menyebut bahwa mereka yang tidak setuju dengan Komeng adalah generasi Z yang memiliki pemikiran terbuka justru kerap kali mengomentari sesuatu dari sisi negatifnya saja.

“Zaman sekarang banyak banget gen Z  intelektual plus open minded, jadi ngeri euy. Dikit-dikit dikomentarin jelek, dicari jeleknya doang. Podcast, lawakan, dan apapun yang diliat pasti cuma menitikberatkan sisi negatifnya aja. Bingung tontonan yg cocok buat genz open minded apa,” tulis warganet.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya More

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Editor

Pemerhati Tanda-Tanda Sesederhana Titik Dua Tutup Kurung

Loading...