7 Cara Meyakinkan Orangtua Atas Pilihan Kerja yang Sering Mereka Anggap Sebelah Mata

Mama: “Nak, PNS sebentar lagi mau bukaan. Kamu gak tertarik daftar?”

Anak: “Enggak, Ma.”

Mama: “Atau Mama bantu aja supaya bisa kerja di kantor Mama. Lumayan ‘kan, pekerjaannya jelas.”

Anak: “Emang kerjaanku yang sekarang gak jelas, Ma?”

Bagi kamu yang baru saja lulus dari perguruan tinggi, wajar jika tidak langsung menemukan pekerjaan di perusahaan besar. Pekerjaan kamu yang pertama itu adalah sumber pengalaman, batu loncatan, tempat mencari koneksi, atau paling tidak portofolio untuk pekerjaan yang lebih menantang di tahun-tahun berikutnya. Jika pekerjaan itu berhasil membuatmu menemukan passion, mengembangkan diri, dan merasa betah dengan lingkungannya, seharusnya itu sudah bisa membuatmu bersyukur.

Hanya saja, tak semua orang bisa merasakan bagaimana puasnya dirimu di pekerjaan sekarang. Orangtua, misalnya. Sebagaimana sosok yang ingin anaknya mendapatkan hidup terjamin, mereka pasti turut memperhatikan soal pekerjaan si anak. Dari soal gaji, tunjangan, sifat atasan, teman kerja, letak kantor, dan suasana kantor mereka investigasi. Jika pertanyaan itu datangnya hanya sekali, mungkin kamu bisa bersikap seolah biasa-biasa saja. Tapi jika orang tuamu sudah mulai mencemaskan masa depan pekerjaanmu, kamu perlu waspada. Segera lakukan langkah-langkah di bawah ini agar mereka tahu bahwa pekerjaanmu tidak layak dipandang sebelah mata.

1. Di waktu senggang dan santai, duduklah bersama mereka. Kamu bisa memulai obrolan sederhana yang ujungnya memberikan pengertian tentang pekerjaanmu.

Aku bahagia kerja di kantorku, ayah ibu

Aku bahagia kerja di kantorku, ayah ibu via wac.450f.edgecastcdn.net

Saat tengah berkumpul bersama, entah makan malam atau di ruang televisi, cobalah membuka perbincangan santai. Bisa dengan menanyakan bagaimana hari mereka bertemu di kantor atau pembicaraan berkisar keluarga besar dan tetangga. Jika perbincangan sudah terasa asyik dan hangat, barulah kamu masuk untuk menjelaskan perihal pekerjaanmu. Kamu cari bagian mana yang menjadi relevansi perbincanganmu dengan perihal pekerjaan. Atau bisa juga mengalihkan pembicaraan sejenak dengan topik pekerjaanmu.

Jelaskan pada mereka bagaimana harimu dihabiskan di kantor. Pekerjaan apa saja yang kamu lakukan, serta bagaimana tim kamu membantu. Bagaimana atasan memperlakukanmu dengan baik dan manusiawi, padahal kamu masih tergolong karyawan baru dan buta terhadap apapun. Gajimu mungkin tidak banyak. Tapi apakah gaji yang besar biasa didapat oleh mereka-mereka yang baru memulai pengalaman kerja? Rasa-rasanya semua sepakat kalau harus memulai dari nol sebelum menerima nominal besar di rekening pribadi.

2. Kata orang, senyum dan bekerja adalah ibadah. Kombinasikan keduanya saat kamu hendak berangkat dari dan pulang ke rumah.

Bye mama! Keep rawks!

Bye mama! Keep rawks! via assets.nydailynews.com

Penjelasan kadang tidak cukup. Bisa saja orangtuamu masih meninggalkan ganjalan di hati, namun memilih untuk diam dan mengamati. Setelah sempat menjelaskan, perkuat juga perasaanmu itu dengan mimik wajah. Bagaimana caranya? Sederhana saja!

Sebelum kamu berangkat bekerja, jangan lupa berpamitan dengan kedua orang tuamu. Selain kewajiban, inilah kesempatanmu memperkuat alasanmu tadi. Pancarkan senyum tulus dan bahagia untuk menunjukkan bahwa kamu benar-benar bersemangat menghadapi hari kerjamu. Bila perlu, sampaikan pula kalau kamu sangat bersemangat menuju kantor. Lihat dan amati apa yang terjadi kemudian!

3. Ketika di rumah, sebaiknya kamu tidak memperbincangkan soal pekerjaan terus. Buktikan kamu bisa membagi kehidupan dengan masih bisa menikmati hal selain pekerjaan

Jangan sia-siakan waktu berharga dengan mereka

Jangan sia-siakan waktu berharga dengan mereka via photos.outlookindia.com

Sebagai karyawan yang tergolong baru, menunjukkan loyalitasmu pada kantor itu sah-sah saja. Tapi bedakanlah antara bersikap loyal dengan kebablasan. Membawa pulang pekerjaan kamu ke rumah tidaklah menunjukkan loyalitasmu. Yang ada, kamu malah akan merasa lelah dan kehilangan waktu-waktu berkualitasmu. Di samping itu, orang tuamu pasti mau tak mau memperhatikan hal ini. Salah-salah, mereka menduga kalau pekerjaanmu di kantor terlalu berat dan tak sesuai levelmu.

Hindari juga memperbincangkan terus-terusan tentang masalah kantor. Berbicaralah seperlunya dan yang baik-baik saja. Barangkali ceritamu yang terus-menerus tentang permasalahan kantor, bisa memancing mereka berpikir kalau pekerjaanmu sudah mendominasi setiap bagian dari waktumu. Pikiranmu lantas lelah karena tak ada habisnya mengurusi masalah kantor.

4. Sebelum kamu kelepasan, hindari pula membanding-bandingkan pekerjaanmu dengan profesi ayah-ibumu. Toh, minat kalian juga berbeda bukan?

Minatmu bisa berada di jalur berbeda dengan mereka

Minatmu bisa berada di jalur berbeda dengan mereka via thisisego.com

Anak: “Wah, enak ya kerja di tempat Mama-Papa. Gajinya besar!”

Papa: “Makanya, kerja di tempat Papa aja ya?”

Nah! Sebelum kamu kelepasan, sebaiknya kamu ingat-ingat dulu percakapan di atas. Barangkali kamu sedang asyik berbicara, lalu pembicaraan tersebut berujung pada soal pekerjaan. Kemudian kamu sendiri atau orang tuamu malah membandingkan pekerjaan kalian masing-masing. Bila ini terjadi, hati-hati saja! Takutnya, mereka kembali menyarankanmu untuk bekerja di tempat lain.

Bila ini terjadi, kamu bisa jelaskan lagi bagaimana pekerjaanmu yang sekarang membuatmu banyak berkembang. Jelaskan juga bahwa tak cuma nominal gaji yang berbeda, tapi juga minat bidangmu berbeda dengan mereka. Orangtuamu bisa bergaji besar dan punya banyak fasilitas karena telah lama merintis karier di perusahaannya, sama seperti apa yang tengah kamu lakukan sekarang. Intinya, buat mereka bersabar untuk melihat anaknya membuktikan kesuksesan.

5. Jangan pula meributkan masalah finansial di depan mereka. Sebelum mereka tahu, pastikan kamu bersyukur atas gaji dan minatmu yang semakin berkembang.

Gaji tak seberapa pun perlu disyukuri bagi pemula

Gaji tak seberapa pun perlu disyukuri bagi pemula via i.dailymail.co.uk

Anak: “Ma, minta uang dong! Buat nonton film.”

Mama: “Loh? Gajimu ke mana memang?”

Bila kamu sudah bekerja, sebaiknya jangan lagi meminta uang dari orang tua ya! Sebisa mungkin, kamu yang malah menyisihkan sebagian gaji untuk mereka. Paling tidak, cara sederhana ini membuat mereka percaya kalau anak mereka sudah memiliki sumber penghasilan yang lebih baik. Ubah juga pola pengeluaran kamu yang tadinya banyak untuk bersenang-senang dan membeli baju, menjadi lebih banyak ke investasi atau deposito. Berhentilah melakukan pola hidup yang ujungnya pemborosan dan jangan mudah tergoda dengan rayuan kartu kredit.

Pastikan juga kamu tetap bersyukur dengan berapa pun nominal gaji yang diterima. Bila jumlahnya sudah sesuai dengan UMR daerahmu, seharusnya nominal tersebut juga cukup untuk memenuhi kehidupan bulanan. Selanjutnya, tinggal bagaimana pintar-pintarnya kamu menyiasati pos-pos pengeluaranmu setiap bulan.

6. Bawalah teman kerjamu untuk menginap di akhir pekan. Ketika memperkenalkan temanmu, orangtuamu pun akan lebih mengenal pekerjaanmu.

Saat bertemu dengan orang tua, mereka bisa cerita banyak hal

Saat bertemu dengan orang tua, mereka bisa cerita banyak hal via pbs.twimg.com

Jangan ragu-ragu memperkenalkan lingkaran kerjamu pada keluargamu, khususnya orangtua. Teman-temanmu itulah yang nanti akan menggantikan peran orang tuamu dengan saling menjaga keadaan selama di kantor. Carilah teman terdekat di kantor untuk menginap atau menghabiskan akhir pekan bersama di rumahmu. Alih-alih mengajak diskusi tentang hal terkini kantor, kamu bisa mengenalkan mereka ke orangtua. Dengan mengenal temanmu, orangtua juga akan sedikit demi sedikit paham bagaimana pekerjaan anaknya di kantor. Mereka akan tahu bagaimana kamu dan lingkunganmu bekerja. Selanjutnya, mereka teryakinkan bahwa perusahaan tempat anaknya bekerja kini sudah tepat.

7. Saat persoalan kantor yang benar-benar berat menghantui, cobalah untuk berbagi dengan orang tua. Bagaimana pun mereka juga orang yang sudah banyak makan asam garam.

Curhat ke orang tua gak ada salahnya

Curhat ke orang tua gak ada salahnya via ww3.hdnux.com

Terkadang, nurani orang tua khususnya ibu sering ada benarnya. Entah bagaimana menjelaskannya, tapi banyak firasatnya yang jadi benar-benar. Bila masalah pekerjaanmu masih sederhana dan bisa diatasi, percayakanlah dirimu untuk mengatasinya sendiri saja. Namun bila memang suatu saat nanti kamu menemukan masalah sangat besar di kantor, jadikan orang tua sebagai tempat berbicara.

Coba telaah nasihat-nasihat yang keluar dari pemikiran bijaknya. Bagaimana pun mereka adalah orang tua yang sudah jauh lebih berpengalaman di dunia kerja. Soal minat kerja atau gaji, memang bisa berbeda. Tapi soal problem solving, ada baiknya perkataan mereka tak diabaikan begitu saja. Percayalah, mereka tak akan menjerumuskanmu karena ingin anaknya mendapatkan yang terbaik!

Bagaimana? Masih kesulitan untuk berbicara kepada orang tua soal pekerjaan yang kamu nikmati? Selamat mencoba, ya!

Semoga kamu sukses dan bisa membuktikannya kepada mereka!

Baca sepuasnya konten-konten pembelajaran Masterclass Hipwee, bebas dari iklan, dengan berlangganan Hipwee Premium.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Mesin karaoke berjalan yang gemar film hantu