Kisah Sukses Zhou Qunfei, Salah Satu Perempuan Terkaya Tiongkok yang Bahkan Nggak Lulus SMA

Zhou Qunfei success story

Menjadi sukses, kaya raya dan hidup bahagia tentu menjadi harapan dan impian banyak orang. Banyak yang berpikir, satu-satunya kunci menuju kesuksesan adalah strata pendidikan yang tinggi dan menimba ilmu di sekolah-sekolah bergengsi. Memang, pendidikan yang baik akan mengantarkan kamu menuju masa depan yang lebih baik pula. Akan tetapi, memiliki gelar seabrek bukan satu-satunya jaminan kesuksesan seseorang karena bahkan seseorang dengan tingkat pendidikan yang rendah pun bisa memperoleh kesuksesan jika memiliki mental baja dan tekad yang kuat.

Salah satu tokoh sukses yang berhasil meraih mimpinya tanpa sempat lulus SMA adalah seorang pengusaha kaya raya asal Tiongkok, Zhou Qunfei. Beliau merupakan pendiri sekaligus CEO Lens Technology yang kini nilai kekayaannya diperkirakan mencapai angka yang fantastis yaitu USD$15,9 miliar atau setara dengan Rp218 triliun lebih! Nggak heran, soalnya perusahaan lensa dan layar kaca beliau kini jadi langganan gawai ternama seperti HTC, Samsung, Apple sampai Tesla. Simak kisah inspiratifnya berikut ini ya!

Zhou Qunfei lahir di desa kecil dengan latar belakang keluarga yang sangat miskin. Beliau menjalani masa kecilnya dengan bekerja dan merawat ayah yang setengah buta

Zhou Qunfei, sosok inspiratif yang gigih mencapai impiannya | Credit: Irish Times via www.irishtimes.com

Jika kamu mengira untuk memiliki perusahaan besar dan meraup keuntungan milyaran dolar, kamu harus terlahir dari keluarga kaya juga, maka kamu keliru karena Zhou Qunfei berhasil membuktikan bahwa latar belakang keluarga bukanlah hambatan untuk dapat meraih kesuksesan. Zhou Qunfei lahir di provinsi Hunan, di tengah kondisi ekonomi keluarga yang sangat menyedihkan. Untuk dapat membantu keuangan keluarga, sejak kecil Zhou harus bekerja mengurus ternak.

Pada usia lima tahun, Zhou kecil juga terpaksa harus kehilangan sang ibu untuk selamanya dan hidup bersama ayahnya yang setengah buta akibat kecelakaan saat bekerja. Kesusahan hidup menempa Zhou Qunfei untuk menjadi sosok yang tidak mudah menyerah, pekerja keras dan selalu memperhatikan detail. Bagi Zhou Qunfei, hidup tetap harus berjalan, sesulit apapun kenyataan yang ada.

Sempat bekerja sebagai buruh pabrik, tidak menciutkan semangat Zhou Qunfei untuk terus menimba ilmu. Hidup hemat adalah kunci Zhou untuk dapat menabung dan tetap belajar

Bisa merangkak dari bawah | Credit: Jagran via post.jagran.com

Meskipun Zhou Qunfei terbilang siswa yang berprestasi di di bangku sekolah, namun karena kesulitan ekonomi, Zhou remaja terpaksa harus berhenti sekolah pada usia 16 tahun. Demi mendapatkan penghasilan untuk bertahan hidup, dia pun akhirnya pergi meninggalkan kampung halamannya untuk bekerja di sebuah pabrik pabrik lensa dan onderdil jam tangan di Shenzhen dengan pendapatan kurang dari 2,5 jutaan per bulan.

Selama bekerja sebagai buruh kerja, selain menabung, karena lokasi pabriknya berlokasi tak jauh dari Shenzhen University, Zhou menyisihkan uangnya dan menyempatkan diri untuk mengambil kursus di universitas tersebut. Di universitas tersebut,  Zhou belajar banyak ilmu seperti akunting, pengoperasian komputer, bahkan mendapatkan lisensi berkendara. Satu-satunya hal yang Zhou sesali adalah dia tidak mengambil subyek bahasa Inggris yang kelak akan sangat dibutuhkannya sebagai seorang pebisnis kaliber dunia.

Merintis perusahaan di bidang lensa membuat Zhou Qunfei sukses menjadi perempuan yang kaya raya dengan kemampuannya sendiri

Zhou Qunfei kini menjadi salah satu perempuan paling berpengaruh di Tiongkok | Credit: AFR via www.afr.com

Tak puas dengan jam kerja dan gaji yang didapat, Zhou yang sebenarnya bermimpi untuk menjadi seorang fashion designer ini memutuskan berhenti menjadi buruh setelah bekerja selama 3 bulan. Zhou menuliskan surat pengunduran diri sekaligus ungkapan rasa terima kasihnya karena telah diperkerjakan di pabrik tersebut. Surat tersebut justru mengundang simpati dari kepala pabrik yang bahkan malah menawarinya untuk naik jabatan.

Ketika pabrik tersebut kolaps, Zhou memulai perusahaan lensa untuk jam tangannya sendiri pada tahun 1993. Pada waktu itu beliau masih berusia 22 tahun. Dengan modal tabungan sebesar kurang lebih 3.000 dolar atau sekitar 35 juta rupiah, dia mulai menjalankan bisnisnya di apartemen kecil bersama saudara laki-laki, saudara perempuan, dua ipar dan dua sepupunya.

Kariernya mulai menemui titik terang setelah perusahaan kecilnya memenangkan kontrak untuk membuat layar ponsel perusahaan Tiongkok raksasa TCL Corporation

Foto lama Zhou Qunfei waktu baru merintis usaha | Credit: CNBC via www.cnbc.com

Selanjutnya, bisnis Zhou mulai menanjak menuju puncak kesuksesan. Pada tahun 2003, perusahaan ponsel Motorola meminta perusahaan Zhou untuk mengembangkan layar untuk produk mereka, Razr V3.  Di masa itu, perusahaan ponsel sedang memasuki masa transisi layar plastik menuju layar kaca. Sejak itu, perusahaan Zhou, Lens Technology mulai banjir orderan dari perusahaan besar seperti HTC, Nokia, Samsung dan sejak tahun 2007, Apple. Produknya juga bahkan digunakan untuk melaminasi display panels Tesla.

Perusahaannya kini membawahi 32 pabrik dengan lebih dari 60.000 pekerja. Terbukti kan kerja keras nggak akan mengkhianati hasil? Pendapatan Lens Techonology semakin berlipat ganda sejak perusahaan ini mulai membuka diri pada publik melalui Bursa Efek Shenzhen. Hal ini membuat Lens Technology menjadi perusahaan tekno terbesar di tahun 2015. Beliau bahkan masuk daftar orang terkaya ke-211 versi majalah Forbes di tahun 2020 ini.

Ingat, kerja keras dan keuletanmu pasti akan terbayar. Sukses pasti akan mengikutimu kalau kamu jujur, gigih dan pantang menyerah!

Kalau ada tekad dan kerja keras, kamu pun pasti bisa sukses! | Credit: Pexels via www.pexels.com

Dalam kehidupan pernikahan, Zhou Qunfei yang menikahi mantan pemilik pabrik tempatnya bekerja dulu mungkin kurang beruntung karena dia akhirnya bercerai. Zhou Qunfei memiliki 1  orang anak perempuan dan 1 orang anak laki-laki. Kini nama Zhou Qunfei menjadi salah satu nama yang disegani di dunia bisnis dunia, khususnya Tiongkok. Semua bermula dari cita-cita dan keuletannya dalam merintis perusahaannya.

Semoga kisah inspiratif dari Zhou Qunfei ini bisa menjadi inspirasi sukses kamu yang sedang berjuang di masa muda. Pendidikan memang penting, tapi bukan segalanya dalam meraih kesuksesan. Semangat!

Baca sepuasnya konten-konten pembelajaran Masterclass Hipwee, bebas dari iklan, dengan berlangganan Hipwee Premium.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

An avid reader and bookshop lover.

Editor

An avid reader and bookshop lover.