#cerpenhipwee

Ragam Ujian Menuju Pernikahan, Hati Harus Teguh Bertahan

Ketika jodoh di depan mata, rupa dan yang menyertainya bukan prioritas utama, maka kepastian dan pembuktian merajai segalanya.

Kepada Pikiran-pikiran yang Bersuara Nyaring di Kepala

Aku sedang mencari makna sukses versi aku sendiri.

[CERPEN] Keadaan Ketika Berteduh dari Hujan

Hal sederhana yang kamu lakukan, bisa menjadi hal besar untuk orang lain.

[CERPEN] Menunggu Aku Mencintaimu

Bilang ‘Aku Cinta Kamu’ ke Iva, Boy, dengan hati-hati Puthut kembali menyampaikan usulan lamanya. Nantilah, tunggu dulu. Nunggu apa lagi, Boy? Hanya dengan itu, kita jadi sama-sama tahu.

[CERPEN] Luka yang Meyayat Hati

Jadi, kapan waktu menungguku habis? Ya, aku tahu bahwa aku menunggu diriku bisa menerima dan memaafkan, tapi aku tahu itu mustahil.

[CERPEN] Surat Hari Selasa

Aku harus mencintai diriku sendiri. Kalau tidak, siapa lagi?

[CERPEN] Suara yang Tak Terdengar di Balik Pintu

Aku lupa menghitung waktu, entah sudah berapa lama aku berkelana sendirian di rumah sakit ini.

[CERPEN] Seno dan Cermin di Sore Hari

Pledoi Seno ditolak, mereka ingin pengakuan dan rasa bersalah Seno. Rasa bersalah yang Seno sadar bisa menghancurkan hidupnya dengan seketika.

[CERPEN] Surat di Tengah Hujan

Sudah lama suratnya tak ada balasan. Belasan surat yang dikirimkan tapi tiada balasan.

[CERPEN] Penantian Seorang Ibu

Kepalanya terjatuh di dekat kepala ibunya, ia lalu menangis, terus menangis, dan hanya menangis, pilu, di samping ibunya.

[CERPEN] Menghitung Cinta Pertama

Aku dan semua cinta pertamaku. Dibalik itu, aku masih menunggu dia yang akan datang padaku

[CERPEN] Anjing Kesayangan Sang Lelaki (Part I)

Aku yang lemah hanya bisa terdiam dan bersimpuh, sembari menunggu majikanku bangun dari tidur panjangnya.

End of content

No more pages to load

LOAD MORE