7 Langkah Memilih Psikolog yang Terpercaya. Biar Nggak Kebacut Konsultasi sama yang Abal-Abal

memilih psikolog yang tepat

Melalui stories dalam laman Instagram-nya, selebgram Revina VT mengungkap fakta menarik mengenai dokter psikologi bernama Dedy Susanto. Dalam stories tersebut, Revina mengungkap bahwa dokter Dedy ternyata nggak terdaftar sebagai psikolog setelah dicek di HIMPSI, yang berarti ia nggak punya wewenang untuk membuka praktik psikologi. Dugaan ini bermula dari jawaban dokter Dedy kepada Revina yang mengatakan bahwa pasien bipolar bisa disembuhkan. Padahal faktanya, seseorang dengan gangguan bipolar hanya bisa direpresi saja.

Advertisement

Berkaca dari kejadian ini, ada baiknya jika kamu lebih berhati-hati ketika mencari dokter kejiwaan. Sebab, dokter inilah yang bakal memberikan masukan penting untuk menjaga kesehatan mentalmu. Nah, supaya kamu nggak tertipu, terapkan cara berikut agar bisa menemukan psikolog atau psikiater yang tepat. Apalagi kalau kamu baru sekali memeriksakan kesehatan mental.

1. Pertama, tentukan mana yang paling kamu butuhkan; terapi atau obat

terapi atau obat via www.dw.com

Ya, penanganan kesehatan mental memang ada dua cara, bisa dengan obat ataupun terapi. Kalau sekiranya hanya butuh terapi, kamu bisa mendatangi psikolog saja. Tapi, kalau kamu mengalami permasalahan yang lebih kompleks, mending datang ke psikiater agar diresepkan obat. Tapi kalau kamu memang belum ada gambaran, mending konsultasikan dulu di dokter umum agar mendapat pencerahan.

2. Barulah, konsultasikan ke dokter umum tempatmu periksa pertama kali

konsul dokter via www.mazewomenshealth.com

Di dokter umum, kamu bisa menceritakan masalah dan keluhan yang dialamimu. Nantinya mereka akan merekomendasikanmu harus menemui psikolog atau psikiater. Di sini kamu bisa mengajukan banyak pertanyaan guna mencari ahli yang mumpuni dan sesuai kebutuhanmu. Atau, kalau kamu nggak menemui dokter umum bisa cek review atau pelayanan psikologi melalui internet. Sayangnya, sampai saat ini informasinya pun masih terbatas.

Advertisement

3. Setelah mendapat rekomendasi, cek tempat praktik psikolog atau psikiaternya

Meski tampak nggak penting, tapi kalau tahu tempat praktiknya, kamu bisa memperhitungan jam kunjungan dan gambaran bagaimana pelayanannya nanti. Usahakan buat mencari psikolog yang praktik di dekat rumah, agar jika sewaktu-waktu butuh kamu bisa segera ke sana.

4. Pastikan kamu juga mengecek lisensi atau izin praktik resmi dari psikolog yang akan menanganimu

cek izin via ipkindonesia.or.id

Seperti cerita Revina tadi, kamu akan mendapatkan penanganan yang keliru kalau ternyata psikologmu ternyata nggak punya izin praktik. Nah, untuk menghindari hal seperti ini ada baiknya kalau kamu mengecek izin psikolog melalui laman HIMPSI (Himpunan Psikologi Indonesia).

HIMPSI ini juga ada beberapa cabang di kota-kota besar, jadi kamu nggak akan kesulitan untuk menanyakan lisensi psikolog tersebut. Atau, kamu juga bisa meminta rekomendasi teman dan komunitas untuk menunjukkan dokter mana yang cukup bisa dipercaya. Pokoknya, jangan ragu nanya dan riset terus!

Advertisement

5. Pilihlah psikolog yang sesuai dengan spesialisasinya

psikolog spesialis via hellosehat.com

Nggak cuma dokter, psikolog biasanya juga memiliki ilmu spesial tertentu lo! Misalnya, psikolog yang menangani kasus perundungan atau tumbuh kembang anak. Meski ada psikolog yang semuanya bisa, baiknya kamu memilih yang spesialis saja. Soalnya, biasanya ia akan memberikan penangangan yang lebih khusus terhadap kasus yang dikeluhkan.

6. Selain itu, pilih juga psikolog atau psikiater yang sesuai dengan preferensimu

sesuai preferensi via www.timesofisrael.com

Memang terkesan agak ribet, tapi nggak ada salahnya kok kalau kamu lebih selektif ketika memilih psikolog atau psikiater. Selain jenis kelamin, kamu juga bisa mempertimbangkan faktor lain seperti usia atau bahkan keyakinannya lo! Setelah itu, perhatikan dan rasakan bagaimana psikologmu ketika melakukan sesi konseling. Kalau enak, ya berarti bisa dilanjutkan.

7. Tapi kalau nggak cocok, jangan ragu untuk pindah psikolog atau psikiater lain

ganti terapis via www.healthytips4us.com

Nggak perlu merasa bersalah, justru kamu berhak untuk berganti terapis jika memang dirasa nggak cocok. Biasanya, kalau nggak cocok, kamu akan merasa bahwa kegiatan konsultasi hanya searah. Atau, lebih tepatnya kamu merasa nggak begitu didengar. Lagipula, biasanya orang akan menemukan terapis yang tepat setelah beberapa kali ganti dokter, jadi jangan khawatir dan buru-buru, ya!

Memang, mengambil langkah besar untuk pergi ke psikolog atau psikiater bagi beberapa orang cukup sulit. Tapi ini perlu dilakukan daripada kamu malah melakukan diagnosa sendiri. Meski begitu, berhati-hatilah ketika mencari psikolog. Salah-salah kamu malah makin terpuruk dan nggak membaik lo!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Helga-nya Arnold!

Editor

salt of the earth, light of the world

CLOSE