Pelajari 12 Teknik Pertolongan Pertama Bagi Korban Demo. Bantu Tim Medis Evakuasi yang Terluka

Pertolongan pertama korban demo

Beberapa hari ini, puluhan ribu mahasiswa turun ke jalan untuk menuntut pembatalan RUU KUHP dan RUU KPK. Meski beberapa aksi berjalan damai dan lancar, namun nggak bisa dihindari adanya anggota aksi yang menjadi korban kebrutalan dan mengalami luka-luka. Belum lagi petugas sempat menembakkan gas air mata di beberapa titik untuk membubarkan para demonstran.

Advertisement

Lantas, apa yang bisa kita lakukan jika salah seorang teman kita mengalami luka-luka? Selain perlu melakukan tindakan yang cepat dan tepat, seorang pemilik akun Twitter @afrkml pun turut membagikan beberapa tipsnya. Pertolongan pertama ini bisa kamu praktikkan ketika di lokasi kejadian nggak ada bantuan medis, ya!

1. Suasana demo yang penuh sesak bisa jadi membuat beberapa peserta jadi nggak sadarkan diri alias pingsan. Begini penanganannya

pingsan via www.halodoc.com

Memanggil dan menepuk pundak merupakan cara utama untuk menangani korban pingsan. Kalau nggak ada respon, kamu bisa mencubit lengan atau sikunya. Jangan beri minum kalau ia langsung sadar tapi biarkan dalam posisi berbaring dulu. Beri wewangian supaya korban tetap tersadar.

Jika masih nggak ada respon setelah dicubit, kamu bisa mengecek nadi dan napas korban. Kalau nggak terdeteksi denyut nadi, segera teriak dan minta bantuan. Sambil menunggu, kamu bisa melakukan kompresi dada, di sini panduannya.

Advertisement

2. Kebanyakan peserta demo kerap mengalami luka tumpul yang diakibatkan oleh hantaman atau pukulan benda tumpul

luka tumpul via www.suarainsan.com.my

Pertolongan pertama ini berlaku untuk luka tumpul yang mengenai alat gerak, tangan dan kaki. Jika luka baru terjadi, kamu bisa melakukan kompres dingin di bagian tubuh yang memar. Agar darah nggak terkumpul di luka, posisikan luka lebih tinggi dari jantung. Setelah 30 atau 60 menit, ganti kompres dingin menjadi kompres hangat.

3. Peluang terkena tetanus karena tertusuk paku pun bisa terjadi di tempat berdemo

Pertama-tama, cabut paku agar bakteri nggak menempel. Setelah itu, segera hentikan pendarahan dengan kasa atau kain bersih. Kemudian, cuci luka dengan air mengalir kurang lebih 15 menit. Jika memungkinkan, kamu bisa memberinya antibiotik dan tutup lukanya.

4. Padatnya kerumunan saat aksi juga membuat beberapa orang mengalami gangguan pernapasan seperti sesak dan asma

sesak napas via www.1health.id

Jangan berkerumun ketika menangani korban sesak napas dan asma. Longgarkan pakaiannya dan posisikan ke setengah duduk. Kemudian, beri aromaterapi dan pandu pernapasannya pelan-pelan. Setelah itu, kamu bisa memberikan kompres hangat atau mengoleskan minyak kayu putih di sekitar dada.

Advertisement

5. Paparan gas air mata yang ditembakkan petugas bisa bikin mata jadi perih

mata perih via hellosehat.com

Jangan dioles atau digosok dengan apa pun, termasuk dengan tangan. Guyurkan air mineral ke mata korban, tapi harus melek, ya! Cari tempat tinggi untuk menghindari asap.

6. Untuk luka robek yang pendarahannya besar, kamu perlu melakukan prinsip TET (Tutup- Elevasi- Tekan)

Agar pendarahan berhenti, kamu perlu menekan titik luka dengan kain bersih. Tambahkan ketebalan kain penutup sampai darah berhenti merembes. Kemudian, balut hingga luka tertutupi semua.

7. Patah tulang juga jadi salah satu masalah yang sering dialami oleh korban demo

patah tulang via www.tribunnews.com

Jika terindikasi patah tulang, maka kamu nggak disarankan untuk memindahkan korban. Lebih baik stabilkan korban sambil menunggu medis datang. Apabila muncul tanda-tanda syok seperti kulit pucat, berkeringat, dan sesak napas, tutupi korban dengan selimut dan tinggikan posisi kaki sekitar 30 cm.

8. Nggak jarang, kamu pun bisa menemui seorang mengalami kejang saat demo

kejang via health.uzone.id

Sebelum melakukan tindakan, amankan dan longgarkan pakaian korban. Jangan masukkan apa pun ke mulut korban sebab bisa membuatnya tersedak. Untuk mengurangi risiko tersedak, kamu bisa memiringkan tubuhnya. Meski bermaksud ingin menghentikan kejang, tapi kamu nggak disarankan untuk menyentuhnya, ya!

9. Karena di area demo kerap ada api dari bakaran karet atau apa pun, risiko luka bakar pun bisa saja terjadi

luka bakar via www.klikdokter.com

Untuk meringankan sakitnya, aliri luka dengan air dingin selama 15 hingga 20 menit. Jika lukanya ringan, aliri saja dengan air hingga nggak terasa sakit lagi. Kalau terdapat gelembung, jangan dibalut karena bisa membuatnya pecah. Beri pelembap dari lidah buaya atau salep khusus luka bakar untuk meredakan panasnya. Kalau nyeri, minum parasetamol atau analgesik lain yang cocok untuk korban.

10. Demo yang berujung ricuh bisa saja membuat seseorang mengalami luka tusuk

luka tusuk via www.klikdokter.com

Baiknya jangan cabut pisau yang menancap, karena pisau bisa menghambat pendarahan yang lebih besar. Justru stabilkan pisau dengan membuat perban donat . Kamu bisa mengambil kain panjang dan pilin seperti ular lalu gulung menjadi bentuk donat. Segera larikan korban ke tempat aman atau UGD terdekat, ya!

11. Cedera kepala saat demo nggak boleh kamu anggap sepele karena bisa fatal akibatnya

cedera kepala via artria.id

Segera lakukan penekanan dengan kain bersih jika terjadi pendarahan di kepala. Kalau masih merembes, pertebal kain yang menutupi lukanya. Pertahankan tingkat kesadaran korban dengan mencubitnya. Jika dicurigai ada patah tulang tengkorak, jangan tekan atau bersihkan luka, tapi tutupi luka dengan pembalut steril. Setelah itu, segera hubungi tenaga medis atau bawa ke UGD terdekat.

12. Gunakan prinsip RICE (Rest, Ice, Compression, Elevasi) untuk menangani luka terkilir

terkilir via www.klikdokter.com

Beri kompres dingin dengan es di area yang terkilir. Kompres selama 20 hingga 30 menit dan beri jeda 30 menitan setelahnya. Ulangi kompres ini hingga enam sampai delapan kali dalam sehari. Supaya nggak makin bengkak dan nyeri, tinggikan area yang cedera melebihi jantung, ya!

Kita nggak pernah tahu hal apa yang akan terjadi ketika massa sudah beraksi. Meski bukan tim medis, kamu juga bisa membantu mereka yang butuh pertolongan berbekal pengetahuan ini. Karena siapa pun bisa menyelamatkan nyawa orang lain, bukan?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Helga-nya Arnold!

Editor

salt of the earth, light of the world

CLOSE