Pusing dan Mual Setelah Makan? Jangan Panik. Inilah Fakta, Gejala, dan Cara Mengatasi Keracunan Ringan

Tips mengatasi keracunan makanan

Pernahkah kamu merasakan ada gejala yang aneh dalam tubuhmu – mulai dari pusing hingga mual setelah menyantap makanan? Boleh jadi kamu sedang keracunan makanan. Buat kamu yang pernah mengalaminya pasti rasanya nggak karuan. Meski nggak semua kasus tergolong parah namun kalau mengalaminya sendiri bawaannya ingin pergi ke rumah sakit saja.

Advertisement

Keracunan makanan mungkin dampaknya nggak separah keracunan polusi udara, namun kalau dibiarkan bisa membahayakan tubuh. Nah supaya semuanya jelas, ada baiknya kamu menyimak ulasan Hipwee Tips kali ini. Berikut fakta mengenai keracunan makanan, mulai dari penyebab, gejala, sampai tips agar terhindar dari keracunan makanan.

Penyebab atau alasan terjadinya keracunan makanan biasanya adalah kontaminasi makanan yang dikonsumsi

Ada organisme jahat yang pada makanan via www.morelosmex.com

Menyantap makanan yang tidak steril adalah penyebab utama keracunan makanan. Makanan tidak steril biasanya karena cara mengolah, memasak dan menyiapkannya tidak benar. Sedangkan penyebab utamanya adalah karena kontaminasi organisme yang terkandung dalam makanan yang kamu konsumsi; bakteri, virus, dan patogen.

  • Bakteri merupakan penyebab paling umum terjadinya keracunan makanan. Beberapa bakteri yang acap menjadi menyebabkan keracunan makanan adalah E.coli, Listeria, dan Salmonella. Menurut CDC , diperkirakan satu juta kasus keracunan makanan, disebabkan oleh infeksi salmonella setiap tahunnya.
  • Parasit. Toksoplasma (umumnya ditemukan pada kotoran kucing) adalah parasit yang paling sering terjadi pada keracunan makanan. Keracunan karena parasit tidak menunjukkan tanda dan gejala. Namun, orang yang memiliki sistem imun yang lemah dan wanita hamil dapat beresiko mengalami efek samping yang serius jika parasit hinggap di usus.
  • Virus. Keracunan makanan juga dapat disebabkan oleh virus. Sedangkan kontaminasi virus pada makanan yang paling serius adalah virus hepatitis A.
Advertisement

Tanda dan gejala keracunan makanan. Tenang, tidak semua kasus berbahaya dan mesti dibawa ke rumah sakit, kok

Keracunan makanan via theseatedview.blogspot.co.id

Gejala keracunan bervariasi tergantung pada sumber infeksi – umumnya mulai dirasakan beberapa jam setelah mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi, tapi tidak menutup kemungkinan juga reaksi keracunan terjadi setelah berhari-hari. Misalnya saat kamu terkontaminasi Bakteri Salmonela, gejala baru akan muncul 2-5 hari setelah mengonsumsi makanan tersebut.

Melansir Healthline.com , eberapa tanda dan gejala keracunan makanan yang umumnya adala mual+muntah, diare, perut nyeri+kram (biasanya dalam 12-72 jam setelah makan), dan pusing/sakit kepala. Keracunan juga bisa menimbulkan gejala lainnya, seperti demam, sesak napas, sakit otot, hingga rasa lemas dan lelah tanpa alasan jelas.

Sedangkan gejala keracunan makanan yang berpotensi mengancam jiwa di antaranya; diare berhari, demam tinggi, kesulitan melihat atau berbicara, dehidrasi berat – mulut kering, buang air kecil ke tidak ada air seni, dan kesulitan menahan cairan. Jika kamu sudah mengalami gejala ini, kamu harus segera menghubungi dokter Anda.

Advertisement

Ketika ada yang keracunan, jangan panik. Berikut cara memberikan pertolongan pertama keracunan makanan yang benar

Banyak minum, utamanya yang mengandung elektrolit via www.foodandwaterwatch.org

Cara menanggulangi keracunan makanan mesti disesuaikan dengan penyebabnya – beda kontaminasi, beda pula cara penanganannya. Jangan panik, sebagian besar kasus dapat sembuh sendiri dan tidak memerlukan pengobatan khusus apalagi sampai dirawat inap. Umumnya kasus akan hilang dalam waktu tiga sampai lima hari.

Berikut adalah prinsip umum cara melakukan pertolongan pertama keracunan makanan yang dapat kamu lakukan sendiri di rumah sebelum mendapat pertolongan medis:

  • Banyak-banyak minum air putih sebagai pencegah dehidrasi. Bisa juga ditambah dengan minum oralit (larutan garam dan gula).
  • Konsumsi minuman berelektrolit tinggi dapat membantu dengan ini. Selain itu, jus buah dan air kelapa dapat memulihkan karbohidrat dan membantu dengan kelelahan.
  • Hindari kafein, yang dapat mengiritasi saluran pencernaan.
  • Konsumsi obat antidiare untuk memadatkan feses sekaligus penyerap racun dalam usus.
  • Konsumsi cemilan yang padat, seperti biskuit, sereal kering secara perlahan sampai kamu bisa kembali mengonsumsi makanan seperti biasa.
  • Perbanyak istirahat.

Dalam kasus-kasus keracunan makanan yang paling parah, diperlukan perawatan di rumah sakit. Sebab mungkin kamu memerlukan hidrasi cairan intravena (IV) yang hanya bisa kamu dapatkan di rumah sakit.

Tips mencegah keracunan makanan; jaga kebersihan dan ubah kebiasaan menyimpan dan mengolah makanan

Ubah kebiasaan menyimpan dan mengolah makanan via www.foodandwaterwatch.org

Mencegah lebih baik dari pada mengobati. Kalau tidak mau mengalami gejala keracunan makanan yang merepotkan dan tidak mengenakan maka lebih baik kamu ubah kebiasaan. Jagalah kebersihan diri seperti cuci tangan sebelum makan. Selain itu jaga kebersihan; cuci makanan sebelum dikupas, diolah, atau dimakan langsung.

Dan jangan dilupakan juga ubah cara menyimpan dan mengolah makanan yang hendak dikonsumsi. Saat menyimpan makanan dalam freezer, pastikan suhunya di bawah 4ºC, pisahkan yang mentah dan matang, masak makanan hingga benar-benar matang, simpan makanan dalam wadah kedap udara dan jauh dari paparan sinar matahari, dan lain-lain.

Itulah tadi beberapa fakta – mulai dari penyebab, gejala, pertolongan pertama, sampai tips mencegah keracunan makanan. Sebelum kamu mengalaminya ada baiknya kamu mencermati artikel ini. Ubah gaya hidup mulai dari kebersihan diri sampai kebersihan makanan yang kamu konsumsi. Sehat itu mahal. Mulailah hidup sehat mulai dari sekarang.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Fiksionis senin-kamis. Pembaca di kamar mandi.

CLOSE