Ceplas-ceplosmu Bisa Nggak Sengaja Bikin Orang Terluka. Coba 9 Cara Ini Biar Bicaramu Lebih Tertata

Niatnya sih jujur, tapi jadinya malah frontal dan menyakiti orang lain dengan tidak sengaja. Kata-kata yang kamu anggap biasa diartikan sebaliknya oleh orang lain karena cara setiap orang menangkap memang beda. Kamu mungkin nggak tahu, kadang teman-temanmu  sampai menghela nafas panjang dan berkata “Ya ampun begitu amat, udah dong!”. Temen yang geregetan sekaligus sebel sama kamu bisa jadi dampak terbesar dalam pertemanan kalau kamu terlalu ceplas-ceplos.

Advertisement

Bagaimanapun kamu harus sadar bahwa ini tak baik bila diteruskan. Kamu sudah dewasa dan harus mulai bisa memilah mana yang harus kamu ungkapkan dengan gamblang dan mana yang sebaiknya tetap kamu simpan dalam diam. Karena tak semua hal harus diungkapkan dengan sejujur-jujurnya.

Kita bangsa Timur menjunjung tinggi harmonisasi dengan lingkungan sekitar. Membesarkan hati orang lain demi terciptanya kerukunan juga akan menguntungkan untukmu kok. Awalnya mungkin sulit, tapi kamu bisa kok mencoba mengurangi kefrontalanmu dengan cara-cara ini.

1. Buat kesepakatan dengan dirimu sendiri, harus ada 3 orang yang berbicara dulu sebelum kamu mulai

www.popsugar.com

Biarkan orang lain bicara dulu via popsugar.com

Sebelum kamu memulai berbicara, cobalah tahan dirimu hingga orang lain berbicara terlebih dahulu. Ini akan jadi tahapan tersulit karena orang yang ceplas-ceplos biasanya cenderung sulit mengontrol diri terutama saat ada yang tidak ia setujui. Tapi kamu harus mencoba mendisiplinkan dirimu sendiri, anggap saja ini seperti sedang antre.

Advertisement

2. Mulai sekarang berhenti memotong pembicaraaan lawan bicara, biarkan mereka menyelesaikannya

Jangan menyela

Jangan menyela via goodhousekeeping.com

Jangan pernah lagi menyela saat orang lain berbicara, kamu harus mendengarkan mereka dengan setia hingga pada titik terakhir. Tetaplah pura-pura mendengarkan walaupun hatimu berontak kuat. Cobalah posisikan dirimu di posisi mereka yang sedang berbicara, kamu juga pasti akan sama sebalnya ketika tiba-tiba ada orang yang menyela.

3. Daripada hanya sekenanya menimpali, coba observasi bahasa tubuh lawan bicaramu agar lebih bisa memahami

Pelajari gerak tubuh lawan bicara

Pelajari gerak tubuh lawan bicara via channel24.co.za

Untuk mengalihkan emosimu yang ingin terus menimpali, cobalah mencari “pekerjaan” baru yaitu memfokuskan diri pada bahasa tubuh lawan bicaramu. Pelajari gerak-gerik mereka dan cobalah tafsirkan arti dari bahasa tubuh itu. Bisakah kamu memahami mereka hanya dengan melihat gerak tubuhnya saja? Kamu akan menemukan hal yang tak pernah kamu sadari sebelumnya.

4. Ajukan pertanyaan yang berfokus pada lawan bicara, jadi kamu cukup mendengarkan jawabannya

Bertanyalah pada mereka

Bertanyalah pada mereka via rightnerve.com

Bertanyalah pada mereka dengan pertanyaan yang membutuhkan jawaban panjang. Setelah itu tugasmu hanya mendengarkan saja dulu. Jika jawaban mereka singkat, pastikan kamu sudah punya pertanyaan lagi. Tapi jangan bertanya dengan nada mengintimidasi, bertanyalah seolah kamu memang benar-benar ingin tahu walaupun pada kenyataannya tidak.

Advertisement

5. Perlahan-lahan coba pelankan suaramu, agar kalimat ceplas-ceplosmu tak terlalu mengganggu

calm down baby!

calm down baby! via riffsy.com

“A: Dasar kudet, gitu aja nggak tahu!

B: Kenapa A?

A: Hah? Nggak papa, gue juga lupa ngomong apaan barusan”

Ungkapkan kalimat frontalmu dengan cara berbisik hingga tak ada orang yang mendengarnya dengan jelas. Jika mereka bertanya kamu barusan mengatakan apa, ngeles aja! Kamu lega, mereka pun nggak paham apa yang terjadi.

6. Jika kamu merasa kesal, ekspresikan saja dengan wajahmu tanpa kata-kata yang membuat orang sebal

Ekspresikan aja nggak usah diomongin

Ekspresikan aja nggak usah diomongin via sheknows.com

Ganti kata-katamu dengan sebuah ekspresi, ini akan jauh lebih lembut dibandingkan kamu mengungkapkan kata-kata pedas. Orang-orang akan melihat ekspresimu sebagai sesuatu yang lebih lumrah dibandingkan kata-kata pedas yang biasa kamu lontarkan. Kemungkinan besar ekspresimu juga tidak akan menyakiti orang lain walupun cukup tersirat arti dari ekspresimu itu.

7. Sebelum asal berbicara, tarik nafas dalam-dalam dan berhitunglah cukup sampai 100 saja

Take a deep breath

Take a deep breath via glee.wikia.com

Ini terlihat konyol, but it works! Kamu bisa mencobanya sekarang juga. Tarik nafas panjang dan berhitung sampai 100 sudah terbukti bisa meredakan amarah yang kemudian dampaknya bisa tetap menjaga hubungan yang baik antara kamu dengan siapapun. Jadi saat kamu ingin mengungkapkan sesuatu pikirkanlah kembali dampak positif dan negatifnya sembari berhitung dari 1 sampai 100.

8. Luapkan ceplas-ceplosmu dalam tulisan, agar hati orang lain tetap terjaga dan terkesan

Coba curhat di tulisan

Coba curhat di tulisan via %20idisciple.com

Pada dasarnya kamu memang punya banyak pemikiran spontan yang harus diluapkan. Mengontrol ceplas-ceplosmu itu mungkin akan terasa jadi beban bagimu karena kamu harus memendamnya. Siasati hal ini dengan menumpahkannya lewat tulisan. Ketika menulis, uneg-unegmu tetap akan tersampaikan.

Kata-kata tertulis juga bisa diedit. Jadi jika kamu sudah selesai dan merasa ada yang salah, kamu masih bisa memperbaikinya. Berbeda dengan kata-kata yang diucapkan lisan, begitu kamu mengucapkan hal yang salah dan sudah terlanjur didengar orang, menariknya kembali tentu tidak mudah.

9. Cobalah berteman dengan mereka yang introvert atau pendiam, keinginanmu mendominasi pembicaraan lama-lama pasti redam

Bertemanlah dengan introvert

Bertemanlah dengan introvert via %20thebussinesswomanmedia.com

Introvert bukan penyakit menular, tapi berteman dengan orang introvert akan membuatmu tidak terlalu banyak bicara karena lawan bicaramu memang tidak suka bicara. Kamu hanya bisa bicara hal-hal yang penting saja dengan mereka. Kamu juga tidak mungkin seenaknya ceplas-ceplos karena kamu bahkan tidak akan punya kesempatan untuk memulainya.

Menjadi diri sendiri memang harus, tapi ketika kepribadianmu itu menyakiti orang lain tidak ada salahnya jika kamu berubah. Mengubah diri demi kebaikan bukanlah suatu masalah. Pepatah yang mengatakan bahwa diam itu emas bukan hoax. Memang ada waktu-waktu tertentu dimana kamu lebih baik diam.

Banyak orang yang pandai berbicara, tapi sedikit di antara mereka yang bijak berbicara. Jadilah salah satunya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Ceritagrammer

CLOSE