6 Sajian Kuliner Tak Biasa yang Bisa Kamu Cicipi Ketika Blusukan ke Jogja!

Blusukan ke Jogja memang tak akan pernah ada habisnya. Tak melulu menjelajah kotanya, kamu juga bisa bertandang ke kabupaten-kabupaten lain di daerah istimewa yang menyimpan beragam potensi ini. Yup, kuliner lokal adalah salah satu yang tak boleh kamu lewatkan.

Meski dikenal karena gudeg dan bakpia, Jogja ternyata punya ragam kuliner tak biasa yang sudah pasti menggugah selera. Mulai dari serangga hingga mamalia, kuliner ekstrem macam ini bisa kamu temui di Jogja. Nah, mau tahu makanan apa saja yang bisa kamu cicipi di sana? Simak artikel ini, yuk!

1. Nikmati Gurihnya Sate Kuda Gondolayu yang Bisa Kamu Temukan di Timur Area Tugu Yogyakarta

Seporsi nasi hangat, sate kuda, dan lalapannya yang begitu menggoda.

Seporsi nasi hangat, sate kuda, dan lalapannya yang begitu menggoda. via makanjogja.com

Warung Sate Kuda Gondolayu terletak di pusat kota Jogja dan sangat mudah dijangkau. Bila kamu biasa jalan-jalan di area Tugu Yogyakarta, berjalanlah sedikit ke arah Timur. Maka, kamu akan menemukan sebuah jembatan dengan plang nama “Sate Kuda Gondolayu”.

Kelezatan sate kuda ini memang sudah tersohor. Bahkan, beberapa orang terkenal seperti Bondan Winarno, Bambang Pamungkas, dan Ade Rai pun pernah mampir ke warung sederhana ini. Tekstur daging kuda mirip dengan daging sapi dan tidak alot. Dari segi kesehatan, sate kuda juga aman dikonsumsi bagi mereka yang memiliki tensi tinggi lantaran daging kuda cenderung bebas lemak.

2. Rasakan Renyah dan Gurihnya Walang Goreng Khas Gunung Kidul

Walang goreng yang mirip udang goreng

Walang goreng yang mirip udang goreng via i46.servimg.com

Dalam bahasa Jawa, “walang” berarti belalang. Ya, kebiasaan menyantap belalang memang bukan hanya terjadi di Thailand saja. Masyarakat asli Gunung Kidul pun melakoni hal yang sama. Di sepanjang jalan menuju area wisata di Gunung Kidul, banyak pedagang menjajakan kuliner ini. Belalah biasanya dijadikan oleh-oleh bagi pelancong asal luar Jogja.

Soal rasa? Jangan salah! walang goreng memiliki rasa yang mirip dengan udang. Sayangnya, kamu yang memang memiliki alergi terhadap udang, tidak diperkenankan menyantap kuliner bercita rasa gurih dan renyah ini. Dan jika ingin menjadikan walang goreng sebagai oleh-oleh, kini banyak penjaja walang yang telah menyediakan kudapan ini dalam kemasan toples, lho!

3. Lezatnya Mangut Welut Bu Surani dan Segarnya Sambel Welut Pak Sabar Jelas Tak Boleh Kamu Lewatkan

Sambel welut Pak Sabar yang menggugah selera.

Sambel welut Pak Sabar yang menggugah selera. via wisatajiwa.files.wordpress.com

Kuliner welut, atau belut dalam Bahasa Indonesia, memang sudah lekat dengan masyarakat Jogja. Belut sendiri masih banyak ditemui di daerah Bantul dan Sleman, yang notabene masih memiliki lahan persawahan yang luas. Sebut saja Mangut Welut Bu Surani yang terletak di daerah Godean, Sleman. Mangut Welut Bu Surani buka mulai sore sampai malam hari. Seporsi mangut welut yang kamu pesan terdiri dari nasi putih, belut dengan kuah santan, dan krecek yang begitu lezat. Meski kelihatannya sederhana, namun Sri Sultan Hamengku Buwana IX kabarnya kerap menyambangi warung ini sejak tahun 1947 silam.

Berbeda dengan mangut welut Bu Surani, Warung Sambel Welut Pak Sabar di Bantul justru menyajikan belut dengan mode menu lesehan. Menu belut yang disediakan adalah sambel belut, belut goreng, dan oseng belut. Sambel belut yang jadi primadona di warung ini diolah bersama cabai rawit, parutan kelapa, dan kencur. Semuanya dijadikan satu dan diuleg sehingga selain pedas, rasa segar muncul karena perpaduan kencur dalam olahan ini. Akan semakin nikmat karena sajian ini juga dipadukan dengan rebusan daun singkong.

4.  Aneka Olahan Sidat di Warung Bu Is Tak Hanya Nikmat, Tapi Juga Sehat dan Tergolong Penganan Langka

Menu olahan Warung Bu Is, rica-rica sidat.

Menu olahan Warung Bu Is, rica-rica sidat. via aji.rahmat.id

Sidat hampir mirip dengan belut. Namun, sidat memiliki bentuk tubuh yang lebih panjang dan bahkan bisa mencapai satu meter. Tidak seperti di Korea atau Jepang yang terbiasa makan unagi, sidat masih merupakan makanan yang ekstrim dan terbilang langka di Indonesia.

Nah, Warung Bu Is menyediakan aneka olahan sidat, seperti rica – rica sidat, sidat goreng, mangut sidat, dan sidat kukus. Harga sidat yang kaya protein, vitamin D, vitamin E, dan asam amino ini, dibanderol Rp 25.000,00. Mungkin kelihatannya agak mahal ya, namun harga ini setara dengan kelangkaan dan nikmatnya panganan sidat yang kamu santap. Buat kamu yang ingin mencoba, bisa langsung meluncur ke Warung Bu Is di  Jl. P. Purboyo, Kios Warak No.1, Sumberadi, Mlati, Sleman.

5. Saat Bervakansi Ke Jogja, Menu Sate Landak di Warung Ibu Nur Ika Bisa Kamu Nikmati Kelezatannya

Sate Landak

Sate landak dan pelengkapnya via inspirasiusahasukses.files.wordpress.com

Siapa sangka hewan landak yang berduri, memiliki daging yang empuk? Warung Sate Landak Ibu Nur Ika adalah buktinya. Warung sate landak yang terletak di Jalan Magelang km 9 ini tak hanya menyajikan menu sate. Olahan landak lainnya seperti sate hati, rica-rica landak, dan rica-rica buntut juga tersedia. Kamu pun cukup merogoh kocek mulai sekitar Rp 15.000,00.

Meski belum dikenal luas, daging landak sebenarnya memiliki segudang manfaat. Dagingnya berguna untuk obat asma dan penyakit hati. Selain itu, konon daging landak juga mampu meningkatkan vitalitas dan daya tahan tubuh. Penderita kolesterol pun tak perlu ragu menyantap sate landak, karena kadar kolesterol pada landak terbilang rendah.

6. Jangan Ragu Menjajal Menu Kepompong Ulat Goreng yang Kaya Protein di Warung Lesehan Pari Gogo

Kepompong ulat daun jati goreng, kaya protein.

Kepompong ulat daun jati goreng, kaya protein. via ekoyw.files.wordpress.com

Apabila kamu berjalan-jalan ke Gunung Kidul, sempatkanlah bertandang ke Warung Lesehan Pari Gogo. Warung yang dahulu bernama Warung Mbah Jirak ini menyediakan kepompong ulat goreng. Kabarnya, kelezatan kepompong ulat goreng ini berhasil membuat Sri Sultan menjadi pelanggan tetap di warung ini lho!

Kepompong ulat dalam olahan ini bukanlah sembarang kepompong. Kepompong yang digunakan adalah kepompong dari pohon jati. Sama seperti belalang, kepompong goreng merupakan makanan tradisional masyarakat Gunung Kidul. Keduanya sama-sama muncul di musim hujan dan bisa mengakibatkan alergi bagi mereka yang tak biasa menyantapnya.

Nah, dari sekian deretan kuliner tak biasa asal Jogja ini, mana saja yang pernah kamu coba? Bagi kamu yang sama sekali belum pernah menjajal kuliner-kuliner unik ini, sebaiknya segera meluncur ke Jogja dan rasakan sendiri kelezatannya!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Mesin karaoke berjalan yang gemar film hantu