7 Kemudahan dalam Ibadah yang Bisa Didapatkan oleh Musafir. Manfaatkan Agar Ibadahmu Lancar!

Buat yang suka traveling, entah liburan ke pantai ataupun naik gunung, tentu akan mengalami sedikit kesulitan saat beribadah. Entah pas nggak ada air di gunung, atau kesulitan untuk salat ketika sedang perjalanan. Tenang, dalam Islam banyak sekali kemudahan (rukhsah) yang khusus diperuntukkan bagi musafir atau traveler. Mulai dari kemudahan bersuci hingga beribadah. Jadi traveler itu sangat diberi keistimewaan dalam beragama. Enak bener dah…

Advertisement

Ada 7 kemudahan yang bisa kamu dapatkan saat sedang melakukan perjalanan. Dan ini sudah dicontohkan oleh Rasulullah 14 abad lalu bahwa musafir adalah orang-orang yang seharusnya diberikan kemudahan atau rukhsah dalam beribadah. Apa saja kemudahan-kemudahan tersebut, berikut ini ulasannya.

Pertama, kamu akan mendapat keistimewaan untuk men-jamak salat atau menggabungkan salat menjadi satu, misal Zuhur dan Ashar atau Maghrib dan Isya

bisa dijamak via widerimage.reuters.com

Buat traveler ataupun musafir, lumayan banget ‘kan bisa men-jamak salat jadi satu waktu. Misal kamu lagi liburan ke Lombok, ketika Zuhur kamu bisa salat Zuhur dan Ashar sekaligus, sehingga kamu bisa bepergian dengan tenang sampai sore harinya. Terutama ketika memang harus melakukan perjalanan jauh dan tidak memungkinkan untuk salat setelah sampai di tempat tujuan.

Selain jamak, kamu juga bisa meng-qashar salat alias memendekkan jumlah rakaat salat. Tapi khusus untuk salat yang jumlah rakaatnya 4 saja

salat di jalanan via www.instagram.com

Sudah dimudahkan dengan digabung menjadi satu (jamak), eh masih dipermudah lagi dengan adanya kemudahan untuk meng-qashar salat alias memendekkan jumlah rakaat. Jumlah rakaat yang awalnya 4 bisa jadi 2 rakaat saja. Tapi khusus untuk salat Zuhur, Ashar dan Isya saja ya. Hal ini bisa dimanfaatkan bagi yang sedang dalam perjalanan. Maka dari itu, gunakanlah kemudahan ini ketika sedang traveling.

Advertisement

Kalau sedang bepergian dan tidak memungkinkan untuk berpuasa, kamu diperbolehkan untuk tidak berpuasa Ramadan.

traveling nggak apa-apa via fashionhijabmodern.blogspot.com

Puasa Ramadan sama sekali tidak menghalangi orang untuk bepergian jauh atau liburan sekalipun. Jika kondisinya tidak memungkinkan berpuasa, kamu boleh tidak berpuasa ketika sedang pergi jauh. Tapi kamu harus menggantinya pada hari lain di luar bulan Ramadan.

Buat pendaki ada kabar gembira, kamu boleh berwudhu tanpa melepas alas kaki kamu. Jadi basuhlah ujung sepatumu ketika hendak salat

salat di puncak gunung via ubeeed.files.wordpress.com

Salah satu keistimewaan yang diberikan kepada musafir salah satunya adalah berwudhu tanpa membuka sepatu. Buat kamu yang mendaki gunung pasti seneng dengan kemudahan ini. Kamu yang sedang mendaki sejak pagi dan harus sholat Zuhur dan Ashar, kamu bisa berwudhu tanpa harus membuka sepatumu. Cukup diusapkan sedikit air ke sepatu. Mempermudah banget ‘kan ya?

Masih soal pendaki, kamu boleh bertayamum jika tidak ditemukan air untuk bersuci. Gunakan debu atau tanah untuk menggantikan air

di gunung harus tetap salat via www.sociotraveler.com

Jika kamu berada dalam kondisi yang sulit untuk mengakses air, kamu dapat kemudahan untuk menggantinya dengan debu atau tanah atau disebut tayammum. Contoh kondisinya misalkan kamu sedang mendaki gunung atau sedang naik bus dalam perjalanan jauh dan akan menunaikan salat.

Advertisement

Tidak wajib untuk melakukan Salat Jumat ketika sedang dalam perjalanan. Tapi tetap wajib Salat Zuhur lho!

boleh meninggalkan salat jumat via makassar.tribunnews.com

Salah satu kemudahan yang cukup menarik buat para traveler adalah tidak wajibnya salat Jumat ketika sedang bepergian. Salat Jumat hanya diwajibkan bagi laki-laki dan yang sedang bermukim alias bukan musafir. Jadi tidak ada kewajiban untuk musafir. Namun kamu tetap harus menunaikan salat Zuhur ya.

Terakhir, kamu bisa melakukan salat di kendaraan, selama memang tidak memungkinkan untuk melaksanakannya di daratan

salat di pesawat via palembang.tribunnews.com

Kalau kamu sedang bepergian dan tidak memungkinkan untuk melakukan salat sebelum atau sesudah melakukan perjalanan, maka diperbolehkan salat di atas kendaraan. Misalkan kamu pergi naik kereta dari jam 10 pagi sampai jam 6 sore, tentu kamu akan kehilangan 2 waktu salat, Zuhur dan Ashar. Kamu bisa salat di kereta dan menjamaknya. Sebagaimana kamu naik pesawat di mana ada perbedaan waktu juga, sehingga sesampainya di bandara kamu sudah kehilangan waktu salat. Untuk itu bisa diberikan kemudahan untuk salat di atas pesawat. Tentu melakukannya bisa sambil duduk jika berdiri kesulitan.

Untuk menguatkannya dengan sumber hadis, kamu bisa mengeceknya di artikel ini . Juga untuk salat di atas kendaraan rujukannya artikel ini . Masih banyak sumber yang lain, tapi mudah-mudahan terwakili dengan 2 artikel tersebut. Semoga bermanfaat ya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Traveler Baper, Penghulu Kaum Jomblo

CLOSE