7 Tradisi Unik dari Berbagai Daerah di Indonesia yang Bikin Liburan Lebaranmu Makin Berkesan

Hari Raya Idul Fitri atau yang biasa kita sebut dengan Lebaran adalah hari yang ditunggu-tunggu umat Islam di seantero jagat. Sebagian besar masyarakat Indonesia menyambutnya dengan tradisi yang serupa: mudik, silaturahmi, berziarah, serta tak lupa ketupat dan opor ayam sebagai hidangan,

Tapi gak hanya itu. Keberagaman adat istiadat dan budaya di Nusantara juga melahirkan beragam tradisi unik dari berbagai daerah untuk menyambut Lebaran. Kalau kamu menghabiskan liburan Lebaran di salah satu daerah di bawah ini, jangan sampai terlewat untuk menyaksikannya.

1. Di Yogyakarta, rasakan serunya berebut Gunungan dalam pesta Grebeg Syawal

Masyarakat berebut Gunungan di Grebeg Syawal.

Masyarakat berebut Gunungan di Grebeg Syawal. via dijepret.wordpress.com

Keraton Yogyakarta biasa mengadakan pesta Grebeg Syawal setiap tanggal 1 Syawal. Perayaan ini dilangsungkan dengan cara mengarak Gunungan Kakung dan Gunungan Putri yang disusun dari sayuran dan berbagai hasil bumi. Gunungan ini dimaksudkan sebagai sedekah Sultan kepada rakyatnya.

Yang menarik, warga yang hadir dipersilakan untuk berebut Gunungan setelah aba-aba. Konon, bagian hasil bumi yang ada di Gunungan ini bisa membawa berkah dan kesejahteraan bagi yang mendapatkannya. So, kalau kamu Lebaran di Jogja, jangan sampai terlewat buat menikmati kegembiraan lewat tradisi meriah ini.

2. Dentuman ratusan meriam menjadi penanda bahwa Lebaran telah tiba. Saksikan sendiri lewat Festival Meriam karbit di Pontianak

Festival Meriam Karbit mengundang antusiasme pengunjung.

Festival Meriam Karbit mengundang antusiasme pengunjung. via www.pontianakoctoberfestival.com

Kalau kamu mendengar suara dentuman ratusan meriam pada saat malam takbiran, berarti kamu sedang berada di Pontianak. Inilah puncak perayaan Festival Meriam Karbit yang diadakan tiap tahunnya. Setiap menjelang Lebaran, tepi Sungai Kapuas dipenuhi dengan sejumlah meriam yang berderet-deret. Meriam ini terbuat dari kayu dan bambu yagn diameternya mnecapai 60 cm.

Tradisi ini sudah berlangsung sejak ratusan tahun yang lalu. Konon, awalnya suara dentuman meriam yang keras ini digunakan untuk mengusir kuntilanak. Tapi, kini tradisi ini menjadi salah satu event yang paling ditunggu di Pontianak.

3. Lain lagi dengan Bengkulu, di mana masyarakatnya mengadakan tradisi Bakar Gunung Api untuk menyambut Idul Fitri

Tradisi Bakar Gunung Api oleh suku Serawai di Bengkulu

Tradisi Bakar Gunung Api oleh suku Serawai di Bengkulu via bandungnewsupdate.wordpress.com

Suku Serawai di Bengkulu punya cara unik untuk menyambut Lebaran. Tradisi ini dikenal dengan nama Ronjok Sayak atau Bakar Gunung Api. Pada malam takbiran, masyarakat menyusun batok kelapa tinggi-tinggi di halaman rumah masing-masing. Setelah cukup tinggi, “menara” batok kelapa yang disebut lunjuk ini lalu disulut dengan api.

Pijar api dari lunjuk memberi warna tersendiri bagi kampung suku Serawai di malam hari. Tradisi ini dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan serta untuk mengantarkan doa-doa bagi leluhur mereka.

4. Di Sulawesi Utara, masyarakat merayakan Lebaran dengan makan nasi jaha bersama-sama lewat tradisi Binarundak

Kemeriahan tradisi binarundak

Kemeriahan tradisi binarundak via kebudayaanindonesia.net

Masyarakat Sulawesi Utara, tepatnya di daerah Motoboi Besar, memiliki cara yang unik untuk merayakan Lebaran sekaligus mempererat tali silaturahmi. Mereka merayakannya dengan memasak nasi jaha lewat tradisi binarundak yang diselenggarakan tiga hari setelah hari raya Idul Fitri.

Nasi jaha dibuat dari beras ketan, jahe, dan santan yang dimasukkan ke dalam sebatang bambu yang dilapisi daun pisang. Bumbungan bambu berisi nasi jaha ini lalu dibakar beramai-ramai di lapangan dengan sabut kelapa. Nasi jaha ini kemudian dimakan bersama-sama sebagai perekat silaturahmi dan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan.

5. Merayakan Lebaran di Lombok, jangan terlewat buat berpartisipasi dalam Perang Topat yang mencerminkan kerukunan antara umat Islam dan Hindu

Perang Topat yang melambangkan rasa syukur serta kerukunan.

Perang Topat yang melambangkan rasa syukur serta kerukunan. via thelangkahtravel.com

Meski disebut Perang Topat alias perang ketupat, sama sekali gak tersirat rasa benci di dalamnya. Tradisi yang ada di Lombok ini justru melambangkan rasa syukur serta kerukunan umat beragama di Lombok. Ritual Perang Topat ini dilakukan enam hari setelah Lebaran dan melibatkan umat Islam dan Hindu.

Prosesi ritual ini dilakukan dengan mengarak sesaji berupa hasil bumi yang kemudian dilanjutkan dengan selebrasi saling melempar ketupat antara suku Sasak dan Bali. Yang menarik, event ini dilakukan di sebuah pura, yaitu Pura Lingsar di Lombok Barat.

6. Tak berbeda dengan Lombok, umat Muslim di Bali berbagi berkah Lebaran dengan membagikan santapan lewat tradisi ngejot

Tradisi ngejot.

Tradisi ngejot. via toliqfoto2.blogspot.com

Kerukunan antarumat beragama juga tecermin dari tradisi yang ada di Pulau Dewata ini. Setiap menjelang hari raya Idul Fitri, umat Islam di Bali membagi-bagikan makanan kepada tetangga di sekitar rumah lewat tradisi ngejot. Sebaliknya, umat Hindu Bali juga melakukan hal yang sama pada hari raya mereka, seperti saat Galungan dan Kuningan.

Tradisi yang dilakukan secara turun temurun ini tak cuma sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan, tetapi juga sebagai simbol kerukunan di antara masyarakat Muslim dan Hindu di Bali.

7. Rasakan kerlap-kerlip yang syahdu lewat Festival Tumbilotohe saat kamu menyambut Lebaran di Gorontalo

Kerlip lampu pada Festival Tumbilotohe di Gorontalo

Kerlip lampu pada Festival Tumbilotohe di Gorontalo via antokomunikasi1234.blogspot.com

Tiga malam menjelang Hari Raya Idul Fitri, ada yang berbeda dengan suasana di Gorontalo. Kota ini tampak gemerlap dengan jutaan lampu berbahan bakar minyak tanah yang kerlap-kerlip menghiasi malam. Inilah Festival Tumbilotohe, sebuah tradisi turun temurun yang dilakukan masyarakat Gorontalo untuk menyambut Lebaran.

Dulunya, festival ini dimaksudkan untuk memudahkan masyarakat melakukan zakat di malam hari. Kini, tradisi ini menjadi salah satu acara yang ditunggu-tunggu. Tak hanya lampu dan lentera yang menghiasi kota, festival Tumbilotohe juga dimeriahkan dengan berbagai kegiatan, seperti meriam bambu dan festival bedug.

Suasana Lebaran di berbagai daerah di Indonesia ternyata unik, ya. Gimana dengan daerahmu, apakah punya tradisi yang unik juga? Kalau iya, bagikan ke pembaca lainnya lewat kolom komentar, dong.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pengagum senja dan penggubah lamunan menjadi kata. Doyan makan pisang goreng di sela-sela waktunya.