Tanda-Tanda Kamu Adalah Seorang Traveler Sejati

Kalau diberi kesempatan, sebagian besar orang pasti akan dengan senang hati berjalan-jalan, berpetualang, dan menjalin persahabatan dengan orang-orang dari berbagai penjuru bumi.

Advertisement

Nah, orang yang hobinya jalan-jalan biasanya akan mengaku bahwa dirinya seorang traveler. Tapi dari sekian banyak traveler di luar sana, hanya ada segelintir yang termasuk traveler sejati. Apakah kamu salah satunya? Simak yuk tanda-tanda traveler sejati di bawah ini!

1. Kamu rela mengencangkan ikat pinggang demi membeli tiket perjalanan

menabung buat jalan-jalan

menabung buat jalan-jalan via remodoblog.wordpress.com

Melakukan perjalanan ke tempat-tempat baru adalah salah satu agenda wajib bagimu. Tapi, kamu tahu bahwa kabur ke Gunung Slamet, pergi ke Tanjung Puting, apalagi menyambangi tempat-tempat eksotis seperti Labuan Bajo dan Ouagadougou membutuhkan biaya dan usaha yang tidak sedikit.

Kamu mengerti bahwa biaya bisa jadi halangan seorang traveler, dan kamu mematangkan rencana untuk menaklukkan halangan ini. Kamu melatih dirimu untuk membayangkan kemana kakimu harus melangkah 3 atau 6 bulan ke depan, dan menumbuhkan kedisiplinan untuk menyisihkan uang demi mewujudkan apa yang kamu bayangkan.

Advertisement

Kamu rela berhemat, menyimpan sebagian uang jajan demi membiayai perjalananmu. Uniknya, hidupmu juga nggak lantas jadi prihatin. Bukan berarti tiba-tiba kamu makan Indomie telor terus setiap hari ketika kamu sudah mantap ingin pergi ke Thailand. Kamu bakal tetap bisa nongkrong dan bersenang-senang bareng teman-temanmu dengan caramu sendiri.

2. Kamu Adalah Pribadi Terbuka, Dan Mudah Mendapatkan Teman

teman main bola di Pulau Sumba

teman main bola di Pulau Sumba via instagram.com

Kamu tahu akan sulit bagimu untuk bertahan di tempat-tempat asing sendirian. Karena itu, kamu berusaha menjadi pribadi terbuka yang mudah menjalin pertemanan. Bahkan apabila kamu sebenarnya pemalu atau pendiam.

Kamu membaur dengan mereka yang ada di warung atau terminal, baik sesama pejalan maupun penduduk lokal. Tak jarang juga, koneksi-koneksi yang “tak sengaja” terjalin dalam perjalanan ini akan bertahan seumur hidupmu. Faktanya, kesempatan menjalin hubungan dengan orang-orang dari berbagai penjuru dunia adalah salah satu alasan kenapa kamu terus ingin berkelana.

3. Kamu Tidak Harus Pergi Bersama Rombongan Untuk Menikmati Perjalanan

Advertisement
Solo-traveler-1024x682

Bepergian sendiri bukan masalah via solotraveluncut.com

Bagimu, bepergian sendirian bukan masalah sama sekali. Musibah dicopet atau tersesat selama perjalanan toh juga bisa dialami mereka yang bepergian dalam rombongan. Selain itu, bukankah dengan bepergian sendirian kamu bisa lebih bebas menentukan hal-hal apa yang akan kamu lakukan sesampainya di tujuan?

Bukan berarti kamu penyendiri. Kamu cuma orang yang tangguh dan mandiri. Tantangan yang kamu hadapi selama bepergian sendirian telah menjadikanmu pribadi yang berani.

4. Berada Dalam Perjalanan Membuatmu Merasa ‘Lepas’

hidup di alam

merasa hidup via instagram.com

Meskipun traveling adalah kegiatan yang (kalau boleh jujur) melelahkan dan bisa bikin frustasi, kamu tidak berniat berhenti. Ini karena traveling membuatmu merasa bebas, lepas, dan puas pada hidupmu. Kamu merasa telah melakukan sesuatu yang berharga dengan kemanusiaan yang kamu punya. Kamu merasa traveling membuat hidupmu tidak sia-sia.

Saat kamu berada dalam perjalanan, kamu menyatu dengan sekitarmu. Kamu rileks dan bergairah. Kamu merasa hidupmu kembali berapi-api dengan perjalanan yang kamu lakoni ini.

5. Rumahmu tidak didefinisikan oleh alamat yang tertera di KTPmu

Rumah Betang di Kalimantan Barat

Rumah Betang di Kalimantan Barat via instagram.com

Setiap orang pasti punya rumah dimana ia dibesarkan — rumah yang keberadaannya diterangkan oleh sebaris alamat di KTP-nya. Termasuk kamu. Kamu akan kembali ke rumah itu selepas perjalananmu. Bahkan selama kamu berada di perjalanan, rumah itulah yang suasananya kamu rindukan.

Namun, rumah itu bukan satu-satunya tempat tinggalmu di dunia. Ketika kamu pergi ke Bukittinggi, kamu merasa bahwa Bukittinggi adalah rumahmu pula. Ketika kamu berkelana ke Balige, kamu ingin menjadikan penduduk Balige yang memesona sebagai tetanggamu. Tempat-tempat yang kamu kunjungi membuatmu jatuh cinta, dan kamu merasa diterima dengan tangan terbuka.

6. Kamu tidak akan mengotori rumahmu sendiri

Sayang sama rumah? Liat begini miris nggaksih? Ini di Indonesia loh

Sayang sama rumah? Liat begini miris nggaksih? Ini di Indonesia loh via www.33mag.com

Karena rasa keterikatanmu yang kuat pada “rumah”-mu, kamu merasa wajib untuk menjaga keindahannya. Kamu tidak akan tega mengambil edelweiss dari Gunung Semeru hanya untuk memenuhi permohonan pacarmu. Kamu tahu di mana harus membuang sampah-sampah hasil berkemahmu semalam. Kamu tidak akan pernah berpikiran untuk mencoret dinding, batu, atau bangku taman dengan tulisan, ‘NAQ CHANTIQUE WAZ HERE.’

Kamu juga tahu bahwa banyak cagar alam indah di luar sana yang belum dan ingin kamu kunjungi. Tapi, kamu bisa menahan diri karena cagar alam itu sudah begitu penuh dengan pengunjung. Jika kamu pergi kesana, kamu takut cagar alam itu jadi terlalu penuh dan rusak. Kamu lebih memilih untuk berusaha memelihara “rumahmu” itu dengan tidak mengunjunginya.

7. Bagimu, Tersesat itu Adalah Berkah Tersendiri

tersesat? enjoy aja

tersesat? enjoy aja via www.ytravelblog.com

Tersesat justru menjadi suatu kebahagiaan buatmu. Tersesat membuatmu melihat hal-hal luar biasa yang sebelumnya tidak ada di dalam rencana perjalananmu. Lebih penting lagi, tersesat telah mempertemukanmu pada orang-orang berhati malaikat yang rela menolongmu kembali ke “jalan yang benar”, atau bahkan mempersilakanmu mampir ke rumah mereka sebentar — walaupun itu baru pertama kalinya kamu bertemu mereka.

8. Kamu Selalu Menyimpan Memento Perjalananmu

tiket bus Damri disimpen baik-baik

tiket bus Damri disimpen baik-baik via astralclouds.deviantart.com

Entah itu karcis bus DAMRI atau tiket masuk museum: kamu menyimpan beberapa memento dari perjalanan terakhirmu di dompet atau memajangnya di dinding kamarmu. Hal-hal itu sebenarnya nggak berguna, kamu tahu. Tapi, tetap saja mereka gatal kamu simpan. Rasanya sayang jika hal-hal itu kamu buang.

9. Begitu Kamu Pulang, Kamu Akan Langsung Gatal Merencanakan Perjalanan Selanjutnya

perencanaan selanjutnya

perencanaan selanjutnya via www.flickr.com

Perjalanan yang sekarang ini belum selesai, tapi kamu sudah merencanakan perjalanan-perjalanan lainnya. Kamu akan mulai mencari info tentang tujuan impianmu selanjutnya. Bulan ini, kamu bisa saja mengunjungi Keraton Jogja. Tapi di dalam kepalamu, kamu sudah merencanakan jalan-jalan ke pedalaman Sungai Kapuas.

10. Tempat Apapun Bagimu Punya Potensi Untuk Jadi Obyek Wisata Yang Menyenangkan

naik sepeda keliling candi

naik sepeda keliling candi via www.jogjacyclingtours.com

Kamu tidak segan untuk menetap di pedalaman Pulau Seram dan menikmati air terjun di pedalaman sebuah desa di Maluku. Tapi, kamu juga nggak akan gengsi untuk mengunjungi Candi Borobudur yang notabene adalah obyek wisata populer. Bagimu, banyaknya pengunjung Borobudur tidak akan menjadikan obyek wisata tersebut “turun kelas”. Kamu tetap tahu apa yang bisa kamu hargai dari candi yang berusia lebih dari 1200 tahun tersebut.

11. Kamu Gelisah Jika Sudah Lama Tidak Kemana-Mana

besok kemana lagi ya?

besok kemana lagi ya? via www.flickr.com

Kamu akan merasa gelisah jika dalam waktu tertentu kamu tidak bepergian. Bagimu, bepergian adalah obat yang menenangkan. Kamu selalu dibayangi pertanyaan: seberapa lama kamu harus menunggu sebelum bisa berkemas dan pergi?

12. Ketika ada yang bertanya padamu, ‘Sudah pernah kemana aja?’, senyuman yang akan menjawabnya

hanya bisa balas dengan senyuman

hanya bisa balas dengan senyuman via www.flickr.com

Pertanyaan yang mungkin sering kamu terima: ‘Sudah kemana aja?’

Kamu pun hanya bisa tersenyum membalas pertanyaan itu. ‘Belum kemana-mana, kok, Bu.’

Apakah kamu tertarik untuk mengikuti jalan-jalan lewat virtual tour selama masa new normal ini? Kasih tahu pendapatmu di sini

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Semacam nocturnal mini bermata empat yang berkelana membuat imajinasinya sendiri dengan segelas kopi di pagi hari.

CLOSE