Bercanda Ada Bom di Pesawat dan Berteriak ‘Allahu Akbar’, 9 Penumpang Ini Diturunkan Paksa!

Di Eropa, sentimen terhadap ras maupun agama tertentu masih mengemuka. Tak terkecuali sentimen terhadap agama Islam. Pasca terjadinya serangan ke WTC tahun 2001 lalu, Islamophobia kian menguat di Eropa, meskipun jumlah pemeluknya pun makin meningkat pesat. Hal ini diperparah dengan banyaknya kasus serangan teroris di Paris, Manchester maupun di Barcelona. Seakan tanpa dikomando, benih kebencian kepada umat Muslim pun kian menguat akibat aksi teror-teror tersebut. Islam kian identik dengan bom dan serangan teror. Padahal sama-sama diketahui bahwa aksi-aksi tersebut didalangi oleh ISIS, bukan reperesentasi umat Islam sama sekali.

Salah satu kejadian yang bersumber dari kebencian terhadap Islam adalah peristiwa baru-baru ini di Brussels, Belgia. Sebuah penerbangan Ryan Air dari Zaventem, Brussels dengan tujuan Madrid mendadak kacau balau gegara ada orang-orang yang berteriak ada bom di pesawat itu. Bagaimana kronologis kejadian ini, yuk simak aja ulasannya.

Sembilan orang penumpang berteriak ada bom sembari meneriakkan kalimat takbir ‘Allahu Akbar’. Sontak seluruh penumpang heboh dan juga ketakutan

pesawat ryan air via www.dailymail.co.uk

Dilansir dari DailyMail , dalam pesawat tujuan Madrid dari Zaventem, Brussels tersebut akan berangkat pada pukul 7 pagi tanggal 2 September. Namun ada kejadian yang bikin seluruh penumpang dan awak kabin ketakutan. Gara-garanya sepele, ada 9 orang yang bercanda dengan sangat keterlaluan. Mereka berteriak bahwa ada bom di dalam pesawat, sembari meneriakkan Allahu Akbar (Allah Maha Besar) yang seakan itu ulah umat Islam. Harap diketahui sebelumnya, di beberapa negara Eropa, bom sudah sangat identik dengan Islam. Apalagi dengan teriakan ‘Allahu Akbar’ gara-gara ada beberapa teroris mengebom tempat tertentu dengan meneriakkan kalimat takbir tersebut. Sontak penumpang dan kru pesawat pun panik gara-gara kejadian tersebut.

Jelas perilaku tersebut membuat kepanikan di dalam pesawat. Kru pesawat pun membongkar seluruh muatan, baik barang dan juga penumpang

bandara zaventem belgia via openbuildings.com

Seluruh muatan pesawat Ryan Air ini pun akhirnya dibongkar, dan dicek apakah ada bom atau tidak. Kemudian pihak keamanan memeriksa pesawat dengan anjing pelacak dan ternyata tidak ada bom sama sekali. Hal ini dikarenakan 9 orang ini memang berniat untuk bercanda dengan menakut-nakuti penumpang lainnya. Mereka berhasil menakuti seluruh penumpang karena menggunakan simbol Islam yang mana sangat identik dengan terorisme. Sebuah lelucon yang tidak lucu dan justru mengganggu kenyamanan penerbangan. Sembilan orang asal Belgia ini diturunkan paksa dan diserahkan kepada polisi.

“Kami tidak akan menoleransi perilaku yang tidak tertib dan mengganggu seperti ini, keamanan dan kenyamanan pelanggan maupun awak kabin adalah prioritas utama kami,” ujar juru bicara Ryan Air.

Wajar sih kalau warga Belgia khawatir dengan bom di dalam pesawat, meskipun itu cuma lelucon. Tahun 2016 lalu terjadi ledakan bom di Bandara Zaventem dengan korban meninggal sebanyak 32 orang

bom di zaventem, belgia via news.okezone.com

Ketakutan warga Belgia terhadap serangan bom bisa dimaklumi. Pasalnya, mereka mengalami trauma mendalam akibat serangan teroris di tempat yang sama beberapa waktu lalu. Tepatnya bulan Maret 2016, serangan teroris di lokasi yang berbeda (Bandara Zaventem dan metro kota Brussels) telah menghilangkan 32 nyawa. Maka ancaman ledakan bom (apalagi diidentikan dengan Islam) akan membuat warga Belgia ketakutan dan diliputi trauma mendalam. Sebuah lelucon konyol yang akan membuat mereka masuk penjara akibat perbuatannya.

Semoga orang-orang yang sangat meresahkan dan juga menyebarkan kebencian terhadap agama tertentu mendapatkan hukuman yang setimpal. Jangan sampai benih-benih kebencian terus tumbuh dan menciptakan konflik baru. Buat kamu yang suka traveling, tetap jaga perilaku ya biar nggak kaya 9 orang berkewarganegaraan Belgia ini.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Traveler Baper, Penghulu Kaum Jomblo