Jelajahi Wisata Warungboto, Kampung Wisata dengan Peninggalan Sejarah Jogja

Keseruan menjelajahi kampung wisata Warungboto Jogja

Bicara soal kampung wisata Jogja, selama ini orang hanya familiar dengan kampung wisata Tembi, Kasongan, atau Krebet saja. Padahal baru-baru ini ada satu kampung wisata yang sedang hits banget yaitu Kampung Wisata Warungboto. Berlokasi di jalan Veteran, Kelurahan Warungboto, Kecamatan Umbulharjo, tepat berada di belakang kebun binatang Gembira Loka.

Advertisement

Pada tanggal 28 Juli 2018 kemarin, Hipwee mendapat kesempatan untuk menyemarakkan event bertajuk “Jelajahi Wisata Warungboto”. Event tersebut adalah acara tahunan Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, sekaligus sebagai sarana promosi pariwisata Kota Yogyakarta, khususnya promosi Kampung Wisata. Dalam acara tersebut, Hipwee diajak untuk belajar sejarah sambil jalan-jalan. Penasaran? Simak baik-baik keseruannya.

Tur wisata dimulai dengan mengunjungi situs petilasan Gadjah Wong yang terletak di dalam kebun binatang Gembira Loka

Tempat pemandian gajah milik Sri Sultan Hamengkubuwono I via www.hipwee.com

Tur wisata Warungboto dibuka dengan mengunjungi situs petilasan Gadjah Wong. Petilasan Gadjah Wong adalah tempat di mana dahulu gajah peliharaan Sultan Hamengkubuwono I biasa dimandikan oleh abdi dalem kepercayaannya. Pada suatu hari, saat abdi dalem memandikan gajah Kraton di sungai tersebut, banjir datang, keduanya hanyut ke Laut Selatan dan meninggal dunia. Kisah tersebut diabadikan menjadi nama kali Gadjah Wong, kali yang menghanyutkan Gadjah (gajah) dan Wong (orang)

Sejarah ini agaknya baru bagi peserta sebab pada umumnya wisatawan mengunjungi Gembira Loka hanya ingin melihat flora dan fauna saja, padahal ada cerita di balik kali gajah wong yang mana menjadi salah satu peninggalan sejarah Jogja di sana.

Advertisement

Dilanjutkan dengan wisata belanja; mulai dari penjaja tanaman, toko kaus lokal sampai pengrajin kulit semua disambangi

Salah satu kios milik pengrajin kulit via www.hipwee.com

Setalah mengunjungi situs sejarah, peserta diajak keluar kebun binatang dan menyusuri sepanjang jalan Kebun Raya. Di sana peserta digiring untuk bercengkerama dengan penduduk lokal yang menjajakan tanaman hiasnya. Kemudian mampir ke toko kaus oleh-oleh yang bernama Mbelingers’ Shirt –kaus-kaus di sana memiliki ciri khas Jogja dengan desain keris di belakang kausnya dan beberapa kutipan bijak dalam bahasa jawa.

Lalu tur dilanjutkan dengan kunjungan ke pengrajin kulit masyarakat setempat, tepatnya di jalan Rejowinangun. Peserta dipersilakan untuk bertemu langsung dengan pengrajin, melihat hasil kerajinannya, dan beberapa ada yang membelinya. Mulai dari dompet, sepatu, tas, jaket dan beberapa produk lainnya ada.

Kala tubuh lelah dan perut terasa lapar karena berjalan kaki cukup jauh, peserta akhirnya dipersilakan untuk beristirahat sembari berwisata kuliner

Advertisement

Pabrik pembuatan tempe via www.hipwee.com

Perjalanan berlanjut dengan mengunjungi situs Nogobondo. Nogobondo adalah simbol pintu masuk ke Tuk Umbul (Situs Warungboto) yang menyerupai bentuk sebuah naga. Konon, dulunya merupakan saluran tempat masuknya air dari sungai gajah wong ke sebuah kolam pesanggrahan raja. Namun, sayang yang tersisa dari situs ini adalah kepala naga saja.

Setelahnya peserta diajak untuk menyambangi tempat pembuatan tempe. Sembari melihat proses pembuatan tempe, peserta juga disuguhkan hasil olahan tempe sebagai cemilan penunda lapar. Setelah itu barulah rombongan peserta beristirahat sembari menyantap hidangan makan siang di Omah Wisata. Menunya beragam, tapi yang paling menarik adalah makanan khas kampung Warungboto, Nasi Gudangan dengan lauk baceman dan minuman tradisional Wedang Stup.

Kunjungan ke situs Warungboto menjadi puncak acara. Inilah bangunan sejarah yang dulunya dibangun oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I sebagai tempat pesanggrahan dan pemandian

Situs Warungboto via www.hipwee.com

Setelah perut kenyang, rombongan peserta diajak mengunjungi ikon kampung wisata di sana, yaitu sebuah situs sejarah Warungboto. Situs yang dibangun pada masa Sri Sultan Hamengkubuwono I dan diteruskan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono II. Dulunya bangunan ini difungsikan sebagai pesanggrahan dan pemandian. Situs ini belakangan sempat booming ketika menjadi latar foto pernikahan anak Presiden Joko Widodo, Kahiyang, November tahun lalu.

Di sini peserta mendapat hiburan berupa pertunjukkan tari tradisional dari Sendratari Merti Tuk Umbul dengan diiringi juga dengan musik gamelan. Peserta cukup beruntung menikmati pertunjukkan tari ini, sebab biasanya hanya diadakan saat menjelang bulan Ramadhan. Pertunjukkan tersebut menceritakan tentang pensucian diri melawan nafsu angkara sebelum kita memasuki bulan puasa.

Setelahnya peserta kembali ke titik semula, Gembira Loka Zoo untuk berkeliling menggunakan kereta tur untuk menikmati indahnya flora dan fauna yang ada di sana. Begitulah keseruan jelajah wisata Warungboto yang diadakan oleh Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta ini. Sebuah perjalanan mengasyikan karena bisa belajar sejarah sekaligus jalan-jalan. Jogja memang nggak pernah kehabisan tempat wisata ya, Guys!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Fiksionis senin-kamis. Pembaca di kamar mandi.

CLOSE