Makam Raja Imogiri Terkena Longsor. Sebaiknya Kamu Nggak Berkunjung ke Sana Dulu ya!

Makam Raja Imogiri Longsor

Hujan deras yang melanda Jogja pada hari Minggu (17/3) lalu berujung banjir di beberapa titik. Di Kabupaten Bantul, beberapa daerah terdampak banjir cukup parah. Salah satu daerah terdampak cukup parah adalah Kecamatan Imogiri, Bantul. Luapan air Sungai Celeng membanjiri rumah warga dan mengakibatkan longsor di beberapa lokasi. Bencana ini juga telah merenggut 2 korban jiwa.

Makam Raja-raja Mataram di Imogiri pun tak luput terkena dampaknya. Kompleks makam raja yang berada di atas bukit itu mengalami longsor pada Minggu malam. Dampaknya pun cukup parah, bahkan ada rumah penduduk yang tertimbun longsorannya.

Hujan deras yang melanda Bantul dari Minggu pagi sampai Senin dini hari mengakibatkan banjir dan tanah longsor. Situs sakral Makam Raja Imogiri pun terkena imbasnya

kompleks makam imogiri longsor via jogjapolitan.harianjogja.com

Banjir yang melanda Bantul ternyata dampaknya cukup serius. Hujan deras tak henti-henti juga bikin tanah longsor. Salah satu lokasi terdampak tanah longsor adalah Kompleks Makam Raja-raja Mataram di Wukirsari, Imogiri. Longsor terjadi di tembok bagian timur kompleks pemakaman Sri Sultan HB IX hingga merembet hingga komplek pemakaman yang dipersiapkan untuk calon makam Sri Sultan HB X nantinya. Tembok dan bagian pelataran ambrol sepanjang sekitar 50 meter dengan kedalaman sekitar 100 meter. Tempat wisata budaya ini sebagian ditutup untuk umum, meski tetap bisa dikunjungi.

Longsoran makam Imogiri pun berdampak terhadap permukiman di bawahnya. Total ada dua rumah diterjang longsor dengan 1 korban jiwa sementara yang lain masih dievakuasi

longsor di imogiri via jogja.tribunnews.com

“Yang jebol itu fondasi pada bangunan calon makam Sri Sultan HB X. Memang bangunannya baru dibandingkan dengan makam Sri Sultan HB IX. Kemungkinan karena fondasi tidak kuat menahan air, apalagi ada retakan akibat gempa bumi tahun 2006,” ujar Joko Nugroho, abdi dalem Makam Imogiri seperti dikutip Viva.

Tebing longsor itu menerjang dua rumah di Dusun Kedung Buweng, Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri yang letaknya di bawah Makam Raja Imogiri. Terdapat satu orang meninggal dunia dan dua lainnya masih dalam proses evakuasi karena tertimbun longsoran.

Total jumlah warga terdampak keseluruhan untuk seluruh wilayah DIY sebanyak kurang lebih 5.046 jiwa. Dari jumlah tersebut di Kabupaten Bantul terdapat 4.427 korban. Di Bantul sendiri, hujan dan banjir kini sudah mereda. Semoga korban tidak bertambah lagi. Bantul merupakan kabupaten yang paling parah mengalami banjir dan longsor kali ini.

Siklon Tropis Savannah jadi penyebab hujan deras di DIY beberapa hari terakhir. Curah hujan bisa 3 kali lipat dari biasanya

kondisi rumah yang tertimbun via www.harianmerapi.com

Siklon tropis savannah adalah penyebab mengapa banyak terjadi hujan di selatan Jawa. Siklon ini berada di Samudra Hindia dan mengakibatkan tekanan udara rendah. Zona siklon ini bisa berpotensi menciptakan tekanan udara yang cukup drastis. Kondisi itu mengakibatkan adanya aliran udara atau angin yang juga membawa uap-uap air dari samudra Hindia. Uap itu kemudian membentuk awan hujan yang kemudian terakumulasi di wilayah Jawa Tengah bagian tengah dan Jawa Barat bagian selatan. Curah hujan mencapai 148 milimeter per hari padahal curah hujan dikatakan ekstrem ketika mencapai 50 milimeter per hari.

Tahun 2019 sudah masuk bulan Maret dan sebentar lagi ke April, kenapa curah hujan masih sangat tinggi? Bencana di Sentani belum reda, Bantul pun menyusul. Semoga iklim di Indonesia kembali normal dan tidak terjadi cuaca ekstrem lagi.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Traveler Baper, Penghulu Kaum Jomblo