Kisah Unik di Kasuran, Kampung Pinggiran Jogja yang Penduduknya Menolak Tidur Pakai Kasur

Mitos kampung Kasuran

Banyaknya budaya dan cerita yang berkembang serta begitu majemuknya masyarakat di Jogja, hal tersebut membuat setiap daerah di kota ini memiliki kisahnya sendiri-sendiri. Tak terkecuali dengan kampung Kasuran, sebuah desa di pinggiran kota Jogja, tepatnya di kawasan Seyegan, Sleman. Terdapat satu mitos yang begitu terkenal tentang para penduduk di desa ini.

Advertisement

Jika pada umumnya masyarakat sekarang menggunakan kasur untuk alas tidur. Namun berbeda dengan penduduk di sana, meski namanya adalah ‘Kasuran’, namun warga di daerah tersebut pantang untuk beristirahat menggunakan kasur. Rupanya ada alasan yang kuat mengapa mereka melakukan hal itu. Daripada semakin penasaran, simak yuk ulasan di bawah ini!

Jika dilihat sekilas, memang tidak ada perbedaan antara Kasuran dengan desa-desa lainnya di Jogja

Tapal batas desa Kasuran via news.detik.com

Layaknya desa-desa pada umumnya di Jogja, Kasuran tak memiliki perbedaan yang begitu mencolok. Mulai dari masyarakatnya, hingga bangunan-bangunan rumah yang ada. Semuanya memiliki kesamaan dengan seluruh desa yang ada di Kota Pelajar ini. Kampung yang terletak di kawasan Margodadi, Seyegan, Sleman ini memiliki penduduk dengan jumlah lebih dari 600 jiwa yang terdiri dari 68 Kepala Keluarga (KK).

Rata-rata penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai petani. Tak heran, karena daerah tersebut memang menjadi salah satu kawasan yang dipertahankan sebagai penghasil padi di kota ini.

Advertisement

Bertolak belakang dengan nama kampungnya, warga Kasuran menolak tidur menggunakan kasur karena dipercaya dapat mendatangkan musibah

Cara tidur yang unik bagi warga Kasuran via www.anehdidunia.com

Meski memiliki nama Kasuran, masyarakat di desa tersebut malah jauh dengan yang namanya kasur. Seperti melawan modernitas, penduduk di desa ini masih mempertahankan mitos yang dipercaya secara turun temurun sejak zaman nenek moyangnya dahulu. Nggak main-main, tradisi dan budaya ini mereka lakukan selama ratusan tahun lho.

Alih-alih menggunakan kasur, masyarakat desa Kasuran lebih memilih tidur hanya dengan beralaskan tikar saja. Jika menggunakan tempat tidur pun mereka juga tak menambahkan kasur alias hanya tidur di atas dipan kayu. Memang ada beberapa masyarakat setempat yang tak percaya terhadap mitos itu, namun jumlahnya hanya bisa dihitung dengan jari.

Bukan tanpa alasan mereka melakukan hal tersebut. Tidur menggunakan kasur bagi warga Kasuran merupakan sebuah pantangan besar yang harus dihindari. Pasalnya, hal itu dapat mendatangkan berbagai musibah jika tradisi tersebut dilanggar.

Advertisement

Percaya atau tidak, telah banyak kasus buruk yang terjadi pada masyarakat setempat yang tidur menggunakan kasur

Salah satu sudut desa kasuran via www.tagar.id

Meski tak diketahui secara pasti perihal kebenarannya, namun dari beberapa sumber tertulis mengatakan bahwa di desa ini telah banyak terjadi kasus-kasus yang menimpa warga hanya karena mereka tidur menggunakan kasur. Bahkan, tak hanya sekali atau dua kali saja. Kebanyakan kasus yang terjadi adalah para warga tersebut mendadak jadi sakit setelah tidur menggunakan kasur.

Bahkan, beberapa ada juga yang  gangguan mental hingga meninggal di umur muda karena melakukan hal yang sama. Mungkin jika dilihat dari kacamata logis, semua hal tersebut bisa saja terjadi karena berbagai faktor misalnya kasur yang kotor memang dapat menimbulkan penyakit, atau mungkin jika perihal mati muda kan memang nggak ada yang tahu ya masalah umur.

Namun, terlepas dari apapun, budaya itu hingga kini masih dipertahankan dengan kuat oleh masyarakat Kasuran lho. Kita pun seyogyanya menghormati budaya tersebut.

Rupanya, budaya tersebut bukan larangan kok, namun memang menjadi kepercayaan bagi masyarakat setempat

Salah satu tempat keramat di desa Kasuran via www.tagar.id

Seperti desa-desa pada umumnya, Kasuran juga memiliki tonggak awal sejarah yang nggak kalah menarik. Dilansir dari Tagar , dusun ini didirikan oleh sepasang suami istri bernama Kyai Kasur dan Nyai Kasur. Keduanya terlibat perselisihan pendapat saat Nyai Kasur melarang sang suami mengikuti Pangeran Diponegoro. Namun, Kyai Kasur tetap pada pendiriannya. Akhirnya keduanya bersumpah untuk tidak tidur di atas kasur, sebelum cita-cita Pangeran Diponegoro tercapai.

Nah, perihal mitos yang berkembang bahwa jika hidup di daerah ini dilarang menggunakan kasur untuk tidur, ternyata hal itu nggak benar kok. Meski begitu, hal tersebut memang menjadi sebuah kepercayaan tersendiri yang selama bertahun-tahun dilakukan oleh masyarakat setempat.

Boleh percaya boleh tidak, namun cerita dari Kasuran ini termasuk kisah sejarah yang lumayan terkenal di Jogja yang harus kamu tahu.

Cari panduan lengkap buat traveling? Mulai dari info destinasi sampai tips, dan akomodasi ada di sini.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Kadang menulis, kadang bercocok tanam

Editor

Traveler Baper, Penghulu Kaum Jomblo

CLOSE