Perkenalkan Lauterbrunnen, Desa Tercantik Di Dunia. Keindahan Surgawi yang Tiada Tara!

Kalau kamu pernah bertanya-tanya, desa apakah yang terindah di muka bumi ini? Mungkin jawabannya adalah Desa Lauterbrunnen yang ada di Switzerland. Percayalah, melihat penampakannya-walau hanya dari gambar saja, seakan kamu dibawa ke negeri dongeng. Padang rumput luas di bawah kaki Gunung Alpen, dan 72 air terjun yang mengelilingi desa inilah sumber keindahan nan rupawan dari desa Lauterbrunnen. Sebuah keindahan surgawi yang turun ke bumi.

Advertisement

Makin penasaran? Yuk simak!

Lauterbrunnen berada di lembah yang bernama sama dengan desa ini. Terletak sekitar 70 km dari kota Bern, Swiss dan merupakan lembah terindah di Eropa

silahkan merasa bak putri di negeri dongeng

silahkan merasa bak putri di negeri dongeng via liputan6.com

Lembah Lauterbrunnen memiliki lebar 1 km dan ke-72 air terjun yang ada di sana menyembur dengan indahnya dari puncak tebing ke dalam lembah. Indah sekali bukan? Lanskap desa Lauterbrunnen nampak seperti lukisan, dikelilingi dinding tebing terjal dengan rata-rata tinggi 300 meter serta terdapat tiga gunung di sisi-sisinya, yakni gunung Eiger, Monch, dan Jungfrau. Nama Lauterbrunnen sendiri berarti banyak mata air. Penamaan ini tentu saja berdasar pada keberadaan 72 air terjun yang ada di sekeliling desa.

Dari semua kelebihan yang dimiliki desa impian ini, satu hal yang paling istimewa nan mempesona, yakni 72 air terjun yang mengepungnya

tuh air terjun yang paling indah, Air terjun Staubbach

tuh air terjun yang paling indah, Air terjun Staubbach via blueewoke09.blogspot.com

Seperti halnya kisah-kisah di negeri dongeng, desa Lauterbrunnen yang ada di kaki pegunungan Alpen ini begitu indah dan memenuhi kriteria tempat tinggal idaman bagi kebanyakan orang. Udaranya yang sejuk, suasana tenang ditambah panorama alam yang mengagumkan dijamin membuat siapapun yang datang jadi tak ingin pulang. Tapi, dari semua kelebihan itu, ada satu hal yang paling istimewa. Yakni, begitu banyaknya air terjun yang mengepung seluruh penjuru kota.

Advertisement

Dari sekian banyak air terjun yang ada di sana, ada satu yang paling terkenal di kalangan wisatawan, yaitu air terjun Staubbach. Air terjun ini memiliki ketinggian 300 meter dan menjadi salah satu air terjun tertinggi di Eropa. Kurang mempesona apa desa ini coba? Kamu nggak bakal kekurangan air disini kok, hehe.

Setelah Staubbach, ada lagi air terjun Trummelbach yang nggak kalah mengagumkan, dengan tinggi sekitar 200 meter, air yang jatuh pun selalu menyejukkan

Air terjun Trummelback ada di Gunung Black Monk. Dengan tinggi 200 meter, air terjun ini menerjunkan 20 ribu liter air per detiknya. Nah, ada cara istimewa juga nih buat kamu yang ingin merasakan megahnya Trummelbach. Yakni dengan menaiki kereta gantung yang hanya beroperasi saat musim panas. Di samping itu, masih banyak kok air terjun lain yang juga sangat tinggi, tapi tidak memiliki volume terlalu banyak. Air terjun itu seperti terpotong karena air yang jatuh sudah tersebar angin. Jadi, kalau kamu berdiri di bawahnya, nggak usah takut basah, sebab butiran air yang jatuh sangat kecil dan sedikit.

Desa yang berkesan dramatis ini pun tak pelak mendatangkan rasa penasaran yang memancing datangnya para wisatawan. Giliranmu ke sini kapan?

kalau kamu ingin menemukan kedamaian di masa tua, mungkin ini jawabannya

kalau kamu ingin menemukan kedamaian di masa tua, mungkin ini jawabannya via v-larian.blogspot.com

Nggak hanya memancing kedatangan wisatawan dari berbagai belahan dunia saja. Lebih dari itu, desa ini bahkan telah banyak menginspirasi musisi dan penulis terkenal dunia dalam menciptakan karya fenomenal mereka. Sebutlah Johann Goethe, musik yang diciptakan oleh Franz Schubert, hingga karya populer The Hobbit oleh J.R.R. Tolkien yang juga terinspirasi desa menawan ini. Jadi nggak kaget juga sih kalau pada akhirnya desa ini dinobatkan menjadi salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 2001 silam. Percayalah, desa ini begitu cocok untukmu pecinta damai. Karena itulah, banyak para manula yang mendamba menghabiskan masa tua mereka di desa Lauterbrunnen. Siapa yang nggak adem hatinya kalau tiap hari melihat air terjun mengalir dari tebing batu yang tinggi, tepat di belakang rumah penduduk?

Advertisement

Datang di musim apapun, kamu tetap bisa menikmati keindahan desa ini. Percayalah, bahagia akan kamu dapatkan dan duka nestapa seketika hilang~

musim apapun kamu akan menemukan kebahagiaan di sini

musim apapun kamu akan menemukan kebahagiaan di sini via diary-sikepik.blogspot.com

Desa Lauterbrunnen ini hanya punya luas 795 meter persegi. Tapi siapapun yang datang ke sini tak akan pernah merasa rugi. Sepanjang mata memandang, bebatuan tinggi yang diselimuti pepohonan dan rumput hijau akan menyejukkan matamu, mendinginkan pikiranmu, dan memperbaiki suasana hatimu. Dilengkapi dengan kabut dan salju putih di atap-atap rumahnya.

Saat musim gugur tiba, semua warna hijau akan berubah jadi kekuningan, oranye hingga cokelat. Saat musim dingin, warna oranye seragam diselimuti dengan warna putih dari salju. Saat salju meleleh, pepohonan mulai bersemi, dedaunan kecil pun mulai menggeliat menyambut datangnya mentari. Ketika musim panas, kamu bisa hiking ke perbukitan yang mengelilingi desa. Daerah hiking yang paling terkenal ialah Jungfrau. Rasakan sensasi dari kakimu yang melangkah di antara bebatuan keras pegunungan Alpen. Izinkan paru-parumu menghirup udara segar khas pegunungan yang tak kan pernah kamu temukan dalam hiruk pikuk metropolitan. Nikmat yang begini pasti tak akan pernah kamu dustakan.

Lembah, pegunungan, air terjun, sapi-sapi Swiss, pemandangan, pedesaan, cable cars, bunga-bunga, domba-domba Swiss, salju, hiking, fotografi, relaksasi, ketenangan, kedamaian, ahh entah kata apalagi yang sepadan dan tepat menggambarkan keindahan desa Lauterbrunnen. Apapun itu, mungkin desa satu ini layak jadi list tempat-tempat yang harus kamu kunjungi sebelum ajal menjemputmu. Jadi serem, yaudah selamat membayangkan ketemu pangeran di negeri dongeng ya…

Suka artikel ini? Yuk follow Hipwee di mig.me !

Apakah kamu tertarik untuk mengikuti jalan-jalan lewat virtual tour selama masa new normal ini? Kasih tahu pendapatmu di sini

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Rajin menggalau dan (seolah) terluka. Sebab galau dapat menelurkan karya.

CLOSE