Melihat Sekilas “Peternakan Mayat” di Amerika. Salah Satu Destinasi Terseram Dunia!

Destinasi terseram dunia

Kalau diajak ke destinasi peternakan, mungkin yang terbayang olehmu adalah padang luas yang disekat kandang, atau sensasi berkuda melintasi kebun seperti di De Ranch Lembang. Secara umum, destinasi peternakan memang akan menawarkan pemandangan indah dan hewan ternak yang ramah.

Advertisement

Tapi kalau kamu diajak ke sebuah peternakan bernama Freeman Ranch di Texas, singkirkan imaji tentang pemandangan indah dan hewan-hewan ramah. Sensasi yang akan kamu dapatkan di sana adalah seram bercampur ngeri, karena peternakan seluas 16 hektare tersebut hanya berisi mayat dalam berbagai kondisi. Mulai penasaran? Yuk kita intip bagaimana dan apa tujuan lokasi yang dijuluki “peternakan mayat” ini didirikan.

1. Freeman Ranch terletak di antara San Marcos dan Wimberley Texas. Cukup hijau dan asri untuk hidup para hewan ternak

Freeman Ranch seluas 16 hektare jadi tempat peristirahatan terakhir mayat berbagai kondisi via www.onlyinyourstate.com

Dilihat sekilas, lahan seluas 16 hektare tersebut ideal untuk para hewan karena sangat hijau dengan aliran sungai kecil. Berada di wilayah antara San Marcos dan Wimberley Texas, lahan itu dimiliki oleh Harold M ‘Harry’ Freeman dan saudaranya Joe. Nah, pada tahun 2008, pihak pengelola meminjamkan lahan mereka kepada Texas State University, untuk dijadikan pusat penelitian antropologi forensik bernama Freeman Ranch.

2. Freeman Ranch dibuat sebagai lokasi penelitian pembusukan mayat

Tujuan peternakan ini adalah penelitian via www.houstonchronicle.com

Tujuan didirikannya Freeman Ranch adalah melakukan penelitian terkait dekomposisi atau pembusukan tubuh manusia. Tenang, Freeman Ranch bukan TKP pembunuhan massal kok. Mayat-mayat yang ada di lokasi tersebut didapat secara legal dan berasal dari keluarga yang nggak mampu buat bayar pemakaman. Kalau belum tahu, di Amerika sana biaya pemakaman kurang lebih bisa mencapai 5.000 dolar atau sekitar 78 juta rupiah. Nah, mayat yang disumbangkan itulah yang akan diteliti oleh para peneliti antropologi forensik.

Advertisement

Selain dari keluarga yang nggak mampu bayar pemakaman, Freeman Ranch juga menerima mayat yang nggak dikenal atau ditinggalkan dalam berbagai kondisi. Dilansir dari vox.com , profesor antropologi Texas State, Daniel Wescott bilang tujuan penelitian mereka adalah mengetahui bagaimana penguraian bekerja di tingkat dasar, khususnya pada tubuh manusia. Saat ini peternakan mayat tersebut sudah menerima lebih dari 50 sumbangan mayat manusia untuk diteliti. Dari sana julukan “peternakan mayat” muncul.

3. Masuk ke dalam lima besar lembaga penelitian terkemuka dunia, hasil penelitian mayat di Freeman Ranch bisa digunakan kepolisian

Profesor antropologi Texas State, Daniel Wescott via www.dailymail.co.uk

Hasil penelitian Freeman Ranch selain berguna bagi ilmuwan biologi, nantinya akan diteruskan pula kepada lembaga penegak hukum seluruh dunia. Tim investigasi forensik pada kasus kriminal akan sangat membutuhkan pemahaman bagaimana tubuh manusia bisa terurai. Seperti contoh, pada saat menemukan mayat nggak dikenal, polisi akan mencari tahu sudah berapa lama orang tersebut meninggal. Nah, dengan bekal penelitian di Freeman Ranch, maka identifikasi awal tersebut bisa dijawab dengan singkat, dan kasus yang sedang diusut bisa berjalan lancar.

4. Di lokasi tersebut ada mayat yang diletakkan di area terbuka, ada yang disimpan dalam kerangkeng

Kerangkeng yang berisi mayat via www.ripleys.com

Proses penelitian di sana mungkin akan terdengar mengerikan, karena mayat-mayat akan diletakkan begitu saja di peternakan luas. Tapi sebelum meletakkan mayat ke dalam peternakan, para peneliti harus memilih dan mengklasifikasikan jasad terlebih dahulu. Akan ada jasad yang ditempatkan di lokasi terbuka agar dijamah hewan liar, dengan tujuan mengetahui seberapa berubah tubuh jika kontak dengan hewan. Ada pula mayat yang diletakkan di kerangkeng khusus biar nggak disentuh hewan. Tujuannya mengetahui proses pembusukan tubuh alami karena bakteri.

Advertisement

5. Banyak orang hidup yang berencana untuk menyumbangkan mayatnya jika kelak meninggal

Mayat yang dibiarkan di area terbuka via www.ripleys.com

Meski terdengar mengerikan, nyatanya banyak loh orang yang berencana menyumbangkan tubuh mereka jika meninggal nanti. Bahkan para peneliti di Freeman Ranch dan profesor Daniel Wescott sendiri juga telah mendaftarkan tubuh mereka. Menurut sang profesor, alasan kenapa orang banyak yang mendaftarkan tubuhnya adalah ingin berkontribusi dalam dunia sains. Selain itu, mahalnya biaya pemakaman juga jadi alasan kuat kenapa banyak orang memilih Freeman Ranch sebagai tempat persemayaman terakhir.

Meski begitu, nggak semua mayat diterima oleh Freeman Ranch. Profesor Scott menjelaskan syarat mayat yang diterima adalah yang bertubuh gemuk atau sekitar 250 kilo, atau mayat yang telah diotopsi dan beberapa organnya telah didonorkan. Syarat lainnya adalah mayat tersebut nggak punya riwayat sakit menular.

6. Tempat ini sejatinya bersifat khusus untuk para peneliti, tapi nggak ada larangan bagi masyarakat umum

Freeman Center via www.txstate.edu

Freeman Ranch sebagai lokasi penelitian sebenarnya bersifat khusus bagi peneliti saja. Mereka punya sistem keamanan yang mumpuni untuk melindungi objek penelitian mereka. Namun para peneliti di sana bilang, nggak ada larangan untuk masyarakat umum yang ingin masuk ke wilayah Freeman Ranch. Jika ingin berkunjung, bisa dengan menghubungi Freeman Center Office dan Texas State University terlebih dahulu. Keputusan akan didapat setelah itu, dan kalau beruntung berkunjung, kamu akan didampingi pihak pemandu selama di dalam peternakan.

Freeman Ranch masuk ke dalam daftar destinasi terseram karena banyak mayat dalam berbagai kondisi, Meski begitu, segala yang bisa kamu lihat di tempat tersebut murni untuk tujuan ilmu pengetahuan. Untuk alasan keamanan, gambar yang Hipwee tampilkan sengaja nggak eksplisit banget ya. Kamu bisa googling kalau kepo beneran. Nah, berminat mampir nggak kalau ada yang ngajak?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Editor

Traveler Baper, Penghulu Kaum Jomblo

CLOSE