Pramugari yang Akan ke Aceh Diimbau untuk Menggunakan Hijab. Begini Respons dari Maskapai!

Pramugari Aceh Hijab

Indonesia mempunyai dua daerah istimewa yakni Nanggroe Aceh Darussalam dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Jika Aceh mendapatkan keistimewaan dalam penerapan syariat Islam, Yogyakarta mendapat keistimewaan untuk dipimpin oleh Raja Kraton Yogyakarta sebagai Gubernur DIY. Tentu ada beberapa kebijakan dan peraturan yang hanya diterapkan di kedua daerah istimewa yang tidak bisa diterapkan di provinsi lain.

Beberapa hari lalu, Bupati Aceh Besar, Mawardi Ali mengeluarkan imbauan kepada maskapai yang melayani penerbangan ke Aceh agar para pramugarinya menggunakan hijab. Dalam surat bernomor 451/65/2018 itu, pramugari juga diwajibkan untuk berbusana muslimah yang sesuai dengan aturan Syariat Islam. Surat bertanggal 18 Januari 2018 ini kemudian dikirimkan ke beberapa maskapai seperti Citilink, Lion Air Grup, Air Asia, Garuda Indonesia, Sriwijaya dan juga Firefly.

Kira-kira bagaimana respons maskapai? Yuk simak saja ulasannya.

Bupati Aceh Besar mengimbau agar pramugari yang masuk ke Aceh agar menggunakan hijab dan pakaian muslimah. Hal ini salah satu bentuk penegakan syariat di bumi rencong

himbauan bupati aceh besar via regional.kompas.com

Imbauan agar pramugari berhijab dan berpakaian muslimah ini dikeluarkan Bupati Aceh Besar, Mawardi Ali pada tanggal 18 Januari lalu. Dia mengirimkan surat kepada GM maskapai penerbangan yang mendarat di Bandara Internasional Iskandar Muda, Blang Bintang, Aceh Besar. Isinya antara lain mengimbau agar pramugari yang datang ke Aceh mengenakan hijab dan juga pakaian muslimah. Tidak cuma dipakai saat di bandara saja, melainkan dikenakan sejak dari bandara keberangkatan sampai ke Aceh. Imbauan ini salah satu bentuk keistimewaan Aceh dalam menerapkan syariat Islam.

“Surat yang kita layangkan kepada seluruh pihak maskapai penerbangan itu sifatnya bukan pemaksaan, tapi imbauan, dan kita minta kerja sama dengan pihak penerbangan untuk mendukung penerapan Qanun Syariat Islam yang berlaku di Aceh,” kata Mawardi seperti dikutip dari Kompas, Selasa (30/1/18).

Mendapat surat tersebut, maskapai menanggapinya dengan berbagai cara. Begini respons maskapai-maskapai tersebut

pramugari citilink berhijab via www.viva.co.id

Sementara ini sudah dua maskapai yang menuruti imbauan tersebut. Dua maskapai tersebut adalah Citilink dan Batik Air. Pihak Lion Air juga akan mempersiapkan seragam muslimah termasuk hijab untuk pramugari yang akan bertugas ke Aceh. Garuda Indonesia pada prinsipnya mendukung kearifan lokal tersebut dan sedang mempersiapkan mekanisme teknis untuk pelaksanaannya. Sementara itu Air Asia mengambil jalan yang berbeda, yakni menggunakan pramugara untuk melayani penumpang yang menuju ke Aceh. Jadi mereka hanya menggunakan kru laki-laki ketika melayani penerbangan ke Negeri Serambi Mekkah tersebut.

Menteri Perhubungan pun berujar bahwa ini adalah usulan yang baik, dan terbatas hanya di Aceh saja

pramugari berhijab via www.viva.co.id

Peraturan tersebut sejatinya bukanlah paksaan, melainkan hanyalah imbauan. Jadi bisa dipatuhi, tidak pun boleh saja. Namun sebaiknya maskapai mengikuti tata aturan tersebut karena memang Aceh mempunyai kearifan lokal yang harus bisa dihormati. Toh dengan adanya pramugari yang berhijab justru membuat pramugari tampak anggun dan elegan. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pun menilai imbauan ini adalah sesuatu yang baik dan sifatnya terbatas di Aceh saja. Tidak diterapkan untuk daerah lain.

Menurut kamu gimana nih, Gaes? Apakah ini imbauan yang baik untuk meningkatkan citra pariwisata Aceh?  Atau malah bisa memunculkan konsekuensi tertentu ke depannya?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Traveler Baper, Penghulu Kaum Jomblo