Review YATS Colony: Hotel yang Terkenal di Kalangan Artis, Apa ya Daya Tariknya?

Review YATS Colony

8/10

Area luar kamarnya memikat hati. Asri dan cantik.  Dan meski bukan hotel bintang lima yang megah, namun bermalam di sini terasa privat.

Jauh sebelum berkunjung ke YATS Colony, saya sudah sering mendengar namanya dari unggahan para artis di media sosial. Terutama pasangan Ringgo Agus dan Sabai Dieter yang tampaknya selalu menginap di sana kalau berkunjung ke Jogja. Karena itulah saya sangat penasaran. Apa sih yang ada di YATS Colony sampai para artis menyukainya? Akhirnya pertanyaan saya terjawab saat berkunjung langsung ke sana.

Advertisement

Begitu sampai ke YATS Colony, saya melihat tempat parkir yang cukup luas dan bisa ditempati lebih dari sepuluh mobil. Tersedia pula tempat parkir khusus untuk motor. Dari luar, bangunan YATS Colony didominasi warna kelabu. Pepohonan serta tanaman hijau lainnya tumbuh rimbun hingga memberikan kesan segar. Saya menikmati suasananya sejenak sebelum melapor ke petugas di lobby hotel. Lantas saya pun mengelilingi area hotel ini.

YATS Colony dihiasi berbagai mural indah karya sejumlah seniman. Rasanya betul-betul sedang berada di Jogja yang kental akan kesenian

Becak-becak mini yang bisa dinaiki pengunjung via www.hipwee.com

Sebelum memasuki area penginapan, pengunjung akan melewati sebuah terowongan pendek. Dinding terowongannya dihiasi mural kelinci dan rusa yang terkesan antik, karya seniman Jogja bernama Roby Dwi Antono. Mural lain yang berkesan bagi saya adalah tembok roof top hotel yang dilukis dengan aneka objek warna-warni. Selain itu, ada dekorasi berupa dua becak mini yang bisa dinaiki pengunjung. Hal-hal tersebut membuat YATS Colony mencirikan Jogja sebagai Kota Seni. Rasanya seperti berada di galeri~

Selain kesenian, hal yang mencolok dari YATS Colony adalah banyaknya tanaman dan pepohonan hijau. Hotel ini juga menerapkan konsep ramah lingkungan

Kolam renang outdoor via www.hipwee.com

Sejauh mata memandang, saya melihat tanaman hijau di area YATS Colony. Terutama di area kolam renang yang kelihatan sangat asri. Selain menanam banyak tumbuhan, hotel ini juga menerapkan konsep zero waste yang ramah lingkungan. Biasanya hotel-hotel menyediakan air mineral botol untuk tamu di kamar, tetapi tidak dengan YATS Colony. Mereka menggantinya dengan beberapa gelas dan wadah kaca besar yang diisi air putih. Jadi tak ada sampah plastik yang terbuang. Saat makan di restoran hotel pun, saya tak melihat adanya sedotan. Pengunjung dianjurkan untuk meneguk minuman langsung dari gelasnya. Bagus juga aturan di sana~

Advertisement

Sebagai hotel yang cukup terkenal, ternyata YATS Colony hanya menyediakan 35 kamar. Tersedia pula kolam renang dan kolam pemandian air panas

Kamar tidur tipe YATS Colive via www.hipwee.com

Terdapat 5 jenis kamar yang dinamai sesuai aksara Jawa; yaitu Ha, Na, Ca, Ra, Ka. Masing-masing mempunyai fasilitas yang berbeda. Kamar yang paling murah harganya 600 ribuan semalam. Sedangkan kamar yang mahal harganya 1 jutaan hingga 2 jutaan, tergantung tanggal menginap. Kebetulan kami mendapat kamar bertipe apartemen yang disebut YATS Colive. Kamar ini hanya ada satu-satunya di YATS Colony! Biasanya kamar lain hanya untuk menginap beberapa hari, sedangkan kamar ini ditujukan pada pengunjung yang ingin menginap 1-2 minggu. Kelebihannya adalah tersedia alat-alat untuk memasak seperti kompor listrik. Ada pula wastafel khusus untuk mencuci piring.

Selain fasilitas masak, tentunya terdapat tempat tidur besar di dalam kamar. Kasurnya empuk dan membuat saya betah berbaring lama-lama. Tersedia pula televisi, kulkas, lemari dengan cermin besar, serta safe box untuk menyimpan benda berharga. Di pojok kamar ada meja dan kursi untuk kerja yang dilengkapi telepon. Ada pula kamar mandi dengan shower, kloset duduk, dan hair dryer di raknya. Fasilitas yang disediakan terbilang lengkap. YATS Colony juga menyediakan keranjang yang berisi handuk, sikat gigi, alat cukur, cotton buds, shower cap, hingga laundry bag. Yang paling menarik adalah YATS Colony mengganti selop hotel yang biasa dengan sandal jepit.

Advertisement

Kolam pemandian air panas di YATS Colony via www.hipwee.com

Setiap kamar tidur dilengkapi dengan AC. Sayangnya, fasilitas itu tidak disediakan di koridor hotel sehingga terasa agak panas saat saya melihat-lihat gedung di siang hari. Oh ya, ada hal unik yang saya jumpai. Sejumlah kamar di YATS Colony mempunyai jendela yang mengarah ke indahnya kolam renang. Tetapi ada juga sejumlah kamar yang mengarah ke perkampungan warga. Pemandangannya jadi kurang estetik~

Ngomong-ngomong tentang kolam renang, YATS Colony mempunyai kolam yang bersih dan cukup luas. Berenang di sana bisa jadi hiburan yang menyenangkan. Tersedia pula onsen alias kolam pemandian air panas. Itulah lokasi yang sering menjadi tempat foto-foto para artis. Sayangnya, fasilitas tersebut hanya bisa dinikmati para tamu di kamar Sendang alias yang paling mahal.

Selain karena tempatnya nyaman, saya rasa para artis menyukai YATS Colony karena privasinya yang terjamin. Para petugas juga tampak bekerja dengan baik

Bagian depan YATS Colony via www.hipwee.com

Selama mengelilingi hotel, saya ditemani dua anak magang yang ramah. Mereka menguasai banyak seluk-beluk YATS Colony dan membuat saya cukup terkesan. Seperti kebanyakan petugas lainnya, mereka berdua mengenakan pakaian bergaya kimono Jepang. Saya juga sempat berbincang dengan petugas yang lebih senior. Dia menjelaskan kalau para petugas di YATS Colony tidak memberi perlakuan khusus pada artis-artis yang menginap. Petugas juga menahan diri untuk tak meminta foto bareng. Mungkin karena itulah para artis dan figur publik suka menginap di YATS Colony. Selain keluarga Ringgo Agus, ada pula Sara Ayu, Cynthia Ramlan, Jovi Adhiguna, Andra Alodita, dan masih banyak lagi.

Jika ingin makan malam, datanglah ke restoran di YATS Colony yang menyediakan aneka makanan serta minuman lezat. Sepadan dengan harganya!

Menu makan malam via www.hipwee.com

YATS Colony mempunyai restoran yang menjadi satu dengan lobby hotel. Selain para tamu, orang-orang umum juga boleh makan di sana. Saya pun mencoba sejumlah menu yang menjadi best seller. Di antaranya adalah The Big Boy Burger dengan daging sapi yang sangat tebal (Rp65.000). Ada pula House Specialty Beef Tengkleng yang dinikmati bersama nasi hangat (Rp85.000). Ada pula salad, nasi goreng, seafood, dessert, dan masih banyak lagi. Sedangkan minumannya terdiri dari aneka kopi, teh, jus buah, dan lain-lain. Harganya yang cukup mahal sepadan dengan rasanya yang lezat. Kalau restoran ini membuka layanan pesan antar, pasti langsung laris!

Keesokan paginya, para pengunjung bisa sarapan gratis di halaman depan atau restoran YATS Colony. Menunya cukup lengkap, mulai dari sarapan ringan hingga berat

Rendang telur, salah satu menu sarapan via www.hipwee.com

Para pengunjung bisa memilih sarapan sesuai seleranya. Sarapan yang ringan terdiri dari roti dan sereal. Sedangkan sarapan berat terdiri dari nasi goreng dan mie goreng dengan aneka lauk seperti sosis dan ikan goreng tepung. Ingin yang lainnya? Ada pula aneka bubur dan sudut khusus untuk memanggang sajian telur. Untuk pencuci mulut, disediakan aneka buah potong, jajanan pasar, dan smoothies buah. Rasa sarapannya lezat walaupun belum bisa menandingi menu makan malamnya.

Sepulang dari YATS Colony, pengunjung bisa membeli oleh-oleh di lobby hotel. Pilihannya bagus dan beragam, walau harganya cukup mahal

Lobby hotel sekaligus toko kecil via www.hipwee.com

YATS Colony menggandeng sejumlah merek untuk berjualan aneka barang di toko kecilnya. Barang-barang itu tampak bagus, sayang harganya relatif mahal. Baju dijual dengan harga 900 ribuan hingga 2 jutaan. Tas dihargai 500 ribuan, sedangkan sepatu 800 ribuan. Ada pula produk sabun dan buku catatan kecil. Sedangkan produk yang paling laku terjual adalah aneka pecah belah yang manis berupa mug dan mangkuk. Para tamu bisa membelinya untuk oleh-oleh.

Kunjungan ke YATS Colony bisa menjadi pengalaman yang menarik. Jika kamu penasaran tapi belum sempat menginap di sana, datang saja saat hotel ini mengadakan acara. Biasanya ada kelas zumba setiap Sabtu, live music gratis setiap Jumat, dan workshop yang digelar beberapa kali sebulan. Yuk datang ke sana! Lokasinya di Jalan Patangpuluhan No.23, Wirobradjan, Yogyakarta. Tak jauh dari Malioboro, Pasar Beringharjo, Taman Pintar, dan sejumlah objek wisata lainnya.

Simple-Work-Blog-Banner

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Tinggal di hutan dan suka makan bambu

Editor

ecrasez l'infame

CLOSE