Salah, Dark Tourism Bukan Wisata Seram kok, Indonesia Ternyata Punya Banyak Objek Wisatanya Lho

Dark tourism adalah kegiatan turisme yang dilakukan dengan mengunjungi tempat-tempat yang sering diidentikkan dengan tragedi, kekejaman, atau kematian. Dalam bahasa Indonesia, dark tourism diartikan dalam berbagai kata, seperti “wisata kelam”, “wisata gelap”, atau “wisata hitam”.

Advertisement

Konsep ini mungkin masih asing di telinga, karena  dark toursim merupakan istilah yang belum lama ada jika dibanding dengan istilah lainnya di dunia pariwisata. Padahal kegiatan dark tourism ini mungkin sudah ada sejak dulu dan memiliki banyak penggemar. Namun penggemarnya kurang memahami bahwa konsep dark tourism merupakan konsep wisata yang berbeda dari sekadar berjemur di pantai.

Beberapa contoh lokasi dark tourism yang terkenal di dunia adalah Monumen 11 September di AS untuk memperingati runtuhnya WTC, dan Auswitz di Polandia yang dulunya merupakan lokasi perkemahan NAZI. Bukan hanya di negara-negara Barat, di Timur juga terdapat banyak lokasi dark tourism, termasuk di Indonesia. Yuk, simak apa saja lokasi dark tourism yang dapat kamu temukan di Indonesia!

PLTD Apung I jadi bukti kedahsyatan tsunami Aceh tahun 2004.  Tempat ini menjadi salah satu destinasi dark tourism yang paling ramai dikunjungi di Indonesia

PLTD Apung 1 di Aceh via sailsabang2017.co.id

Banda Aceh menjadi salah satu lokasi dark tourism yang paling sering dikunjungi di Indonesia. Ini disebabkan karena tragedi tsunami yang melanda kota ini pada tahun 2014. Selain Museum Tsunami sebagai bagian penting untuk mengenang tragedi ini, salah satu situs yang menarik perhatian para pecinta dark tourism adalah PLTD Apung I.

Advertisement

PLTD Apung I merupakan sebuah generator diesel raksasa yang dibuat terapung. Pembangkit listrik ini dibuat membentuk tubuh kapal. Tsunami Aceh 2004 berhasil memindahkannya sejauh 3 kilometer ke daratan. Ketika tsunami surut, kapal itu ditemukan mendarat tepat di atas dua rumah. Banyak orang yang meyakini bahwa pada saat terjadi tsunami, para pemilik rumah belum sempat melarikan diri, sehingga mereka terkubur di bawah kapal bersama dengan rumah mereka. Itu sebabnya situs ini juga dilihat sebagai makam yang sangat surealis.

Pemandangan kapal besar yang terdampar ini menjadi daya tarik turis yang berkunjung ke Banda Aceh. Selain itu, tentu saja situs ini menjadi simbol atau pengingat bencana Aceh 2004.

Lubang Buaya sebagai monumen sejarah di Indonesia banyak dikunjungi oleh wisatawan, mulai dari kalangan akademis hingga pecinta sejarah

Advertisement

Monumen Pancasila Sakti via indonesianliberal.org

Tempat yang berlokasi di Jakarta Timur ini menjadi salah satu lokasi dark tourism yang menarik banyak minat turis lokal maupun internasional, apalagi bagi para penggemar sejarah.

Menurut narasi yang dibangun Orde Baru, Lubang Buaya dulunya merupakan tempat pembuangan para korban G 30 S yang terjadi pada 30 September 1965. Saat ini, Lubang Buaya terdiri dari Lapangan Peringatan Lubang Buaya yang berisi Monumen Pancasila, museum diorama, sumur tempat para korban dibuang, serta sebuah ruangan berisi relik. Di sana juga terdapat rumah di mana katanya ketujuh pahlawan revolusi disiksa dan dibunuh, bahkan masih terdapat mobil yang dulunya digunakan untuk mengangkut korban. Kendati temuan-temuan sejarah sudah membuktikan kekeliruan kisah-kisah di balik Lubang Buaya ini, namun ilustrasi dan bukti-bukti kematian ketujuh jenderal ini tetap bisa membuat para pengunjung merasakan perjalanan penuh emosional.

Berkunjung ke Museum Sisa Hartaku di Kawasan Merapi menjadi  sebuah perjalanan penuh emosional bagi pengunjung

Museum Sisa Hartaku di Cangkringan, Yogyakarta via jogja.tribunnews.com

Museum Sisa Hartaku berlokasi di daerah Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Pengunjung yang datang ke sini mungkin akan melihat dua hal, yaitu keunikan dan kesedihan. Unik karena benda-benda bersejarahnya tidak disimpan di dalam sebuah gedung besar, melainkan di sebuah rumah bekas yang rusak karena letusan Gunung Merapi 2010. Rumah tersebut adalah rumah Riyanto, seorang warga yang dulunya tinggal di sana, namun segera mengungsi ke tempat lain setelah mendengar kabar turunnya awan panas dari Merapi.

Jika berkunjung ke sana, benda-benda yang dapat ditemukan adalah benda-benda yang sudah rusak dan merupakan tersisa dari bencana letusan Gunung Merapi. Benda-benda tersebut berupa peralatan dapur, televisi, sepeda, sepeda motor, bahkan mobil, dan sebagainya. Dengan mengunjungi Museum Sisa Hartaku, mungkin pengunjung dapat membayangkan bagaimana kerusakan di daerah tersebut saat terjadi letusan Gunung Merapi tahun 2010.

Bunker Kaliadem, tempat yang dulunya dijadikan untuk melindungi diri dari awan panas Merapi, kini menjadi kawasan wisata yang tidak terlewatkan jika berkunjung ke Yogyakarta

Bunker Kaliadem

Bunker Kaliadem juga berlokasi di kawasan Gunung Merapi. Tempat ini merupakan bangunan yang terbuat dari batu. Dulunya, Bunker Kaliadem digunakan warga sekitar sebagai tempat untuk melindungi diri ketika awan panas Gunung Merapi turun. Namun, saat letusan terjadi, ada beberapa warga yang terkurung di sana hingga akhirnya mereka tewas. Saat ini, Bunker Kaliadem menjadi salah satu destinasi wisata para penggemar dark tourism.

Lumpur Sidoarjo (Lumpur Lapindo) masih menjadi masalah bagi warga sekitar hingga sekarang. Namun kawasan ini perlahan diubah menjadi kawasan untuk dark tourism di  Jawa Timur

Lokasi Lumpur Lapindo diberi patung untuk melambangkan warga yang berduka via news.detik.com

Sesuai namanya, kawasan Lumpur Sidoarjo berada di Sidoarjo, Jawa Timur. Tempat ini sudah dijadikan sebagai objek dark tourism. Bahkan pada Juli 2017, Pemkab Sidoarjo berjanji untuk membuat Lokasi Lumpur Sidoarjo menjadi kawasan wisata yang aman. Janji tersebut akan diwujudkan dengan membentuk badan yang akan menangani pembangunan di lokasi lumpur Lapindo yakni Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD).

Lokasi Lumpur Lapindo sudah dikenal sejak tahun 2006. Di sana terdapat banjir lumpur panas yang mengakibatkan tergenangnya wilayah pemukiman, pertanian, bahkan wilayah industri.

Saat ini, di lokasi Lumpur Lapindo terdapat 110 patung yang dibuat oleh seorang seniman, Dadang Christanto. Patung-patung tersebut menyimbolkan para korban Lumpur Lapindo. Patung tersebut dibuat dengan tangan menengadah ke atas sebagai tanda bahwa mereka sedang berkabung.

Jadi, kalau kamu pecinta dark tourism, jangan sampai melewatkan kunjungan ke lima tempat di atas ya!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UGM angkatan 2015. Senang menulis.

CLOSE